BAB II
BESARAN DAN PENGUKURAN
SMA
KELAS X
SEMESTER I
Oleh
Rahma Hanifa, S.Pd
Vifta Natalia, S.Pd
Nur Hamidah, S.Pd
Azimar Uzra, S.Pd
Maghfira Ramadhani, S.Pd
Wike Indriani, S.Pd
 Menjelaskan pengertian pengukuran
 Menjelaskan perbedaan besaran pokok dan besaran turunan
 Menerapkan konversi satuan tidak standar Internasional ke satuan Standar
Internasional (SI) pada persoalan Fisika
 Mengidentifikasi dimensi dari besaran turunan.
 Menjelaskan prinsip penggunaan jangka sorong untuk mengukur panjang
 Menjelaskan prinsip penggunaan micrometer sekrup untuk mengukur
panjang.
 Menjelaskan prinsip penggunaan neraca untuk mengukur massa
 Menjelaskan prinsip penggunaan stop watch untuk mengukur waktu
 Menjelaskan perbedaan ketelitian dan ketepatan
 Menerapkan aturan ketelitian dan ketepatan dalam penggunaan alat ukur
 Menjelaskan kesalahan-kesalahan dalam pengukuran
 Menjelaskan konsep ketidakpastian dalam pengukuran
 Menjelaskan aturan angka penting dalam pengukuran
 Mengaplikasikan aturan angka penting dalam perhitungan
TUJUAN PEMBELAJARAN
Mengukur adalah membandingkan suatu
besaran dengan besaran sejenis yang
digunakan sebagai satuan.
Misalnya mengukur massa beras
menggunakan satuan kilogram dan
mengukur panjang sebidang tanah
dengan menggunakan satuan meter.
1. Pengertian Pengukuran
a. Pengertian Besaran, Besaran Pokok dan
Besaran Turunan
Besaran
“ Ukuran fisis suatu benda yg dinyatakan secara kuantitas”
Besaran di bagi 2,yaitu :
1.Besaran Pokok
Besaran yang sudah ditetapkan terlebih dahulu
2. Besaran Turunan
Besaran yang diturunkan dari besaran pokok
2. Besaran dan Satuan
b. BESARAN POKOK DALAM FISIKA
c. BESARAN TURUNAN
Untuk memudahkan kamu mengonversi (mengubah) suatu
satuan SI ke satuan SI lainnya, diperlukan bantuan tangga
konversi.
3. Konversi Satuan
1. Nyatakan satuan kecepatan 36 km/jam ke dalam ke dalam satuan m/s!
Jawab : Kecepatan =
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢
36 km/jam =
36 𝑘𝑚 (𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘)
1 𝑗𝑎𝑚 (𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢)
=
36.000 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
3600 𝑠𝑒𝑘𝑜𝑛
= 10 m/s
2. Konversikan satuan massa jenis air 1 g/cm3 ke dalam satuan kg/m3!
Jawab : Massa jenis =
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
1 gr/cm3 =
1 𝑔𝑟𝑎𝑚 (𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎)
1 𝑐m3(𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒)
=
1 /103𝑘𝑔
1/106𝑚3
=
1
103 x
106
1
x
𝑘𝑔
𝑚3
= 103kg/m3
Contoh soal
a. Dimensi Besaran Pokok
4. Dimensi
Dimensi adalah cara penulisan suatu besaran dengan
menggunakan simbol (lambang) besaran pokok
b. Dimensi Besaran Turunan
A. Alat Ukur Besaran Panjang
1. Mistar
5. Alat Ukur Besaran Pokok
Mistar mempunyai
skala terkecil 1 mm
atau 0,1 cm
Mistar digunakan untuk
mengukur suatu panjang
benda mempunyai batas
ketelitian 0,5 mm.
Jangka sorong digunakan untuk mengukur suatu panjang
benda mempunyai batas ketelitian 0,1 mm atau 0,01 cm.
2. Jangka Sorong
Pembacaan Skala Jangka Sorong
Mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur suatu
panjang benda mempunyai batas ketelitian 0,01 mm.
3. Mikrometer Sekrup
Pembacaan Skala Mikrometer Sekrup
1. Neraca analitis dua lengan
B. Alat Ukur Besaran Massa
Neraca ini berguna untuk
mengukur massa benda,
misalnya emas, batu,
kristal benda, dan lain-
lain. Batas ketelitian
neraca analitis dua
lengan yaitu 0,1 gram.
2. Neraca Tiga Lengan (Neraca Ohaus)
Neraca ini berguna untuk mengukur
massa benda atau logam dalam praktek
laboratorium. Kapasitas beban yang
ditimbang dengan menggunakan neraca
ini adalah 311 gram. Batas ketelitian
neraca Ohauss yaitu 0,1 gram.
Pembacaan Skala Neraca Ohaus
3. Neraca Digital
Neraca digital (neraca
elektronik) di dalam
penggunaanya sangat
praktis, karena besar massa
benda yang diukur langsung
ditunjuk dan terbaca pada
layarnya. Ketelitian neraca
digital ini sampai dengan
0,001 gram.
1. Stopwatch
C. Alat Ukur Besaran Waktu
Stopwatch mekanis
memiliki ketelitian
0,1 sekon
Stopwatch
elektronik
memiliki
ketelitian 0,001
sekon
Dengan ketelitian
0,1 sekon karena
setiap skala pada
stopwatch dibagi
menjadi 10 bagian.
Alat ini biasanya
digunakan untuk
pengukuran
waktu dalam
kegiatan olahraga
atau dalam praktik
penelitian.
2. Jam Tangan (Arloji)
Jam tangan
atau arloji
memiliki
ketelitian
1 sekon
 Ketelitian adalah suatu ukuran yang menyatakan tingkat
pendekatan dari nilai yang diukur terhadap nilai benar x0
untuk memperoleh nilai standar.
Contoh:
Tinggi badan 1,765 m dengan ketelitian 0,003 m ( 33 mm) dibanding
dengan patokan( standar ) meter.
 Kepekaan adalah ukuran minimal yang masih dapat dikenal
oleh instrumen/alat ukur.
 Ketepatan (akurasi) adalah suatu ukuran kemampuan untuk
mendapatkan hasil pengukuran yang sama. Dengan
memberikan suatu nilai tertentu pada besaran fisis,
ketepatan merupakan suatu ukuran yang menunjukkan
perbedaan hasil-hasil pengukuran pada pengukuran berulang.
6. ketelitian dan ketepatan dalam
penggunaan alat ukur
a. KESALAHAN SISTEMATIS
 Kesalahan sistematik adalah kesalahan yang sebab-
sebabnya dapat diidentifikasi dan secara prinsip
dapat dieliminasi.
 Kesalahan sistematis akan menghasilkan setiap
bacaan yang diambil menjadi salah dalam satu arah.
 Sumber kesalahan sistematis antara lain:
- Kesalahan Alat
- Kesalahan Pengamatan
- Kesalahan Lingkungan
- Kesalahan Teoretis
7. Kesalahan-kesalahan dalam
Pengukuran
b. KESALAHAN ACAK
Kesalahan acak menghasilkan hamburan data disekitar nilai
rata-rata. Data mempunyai kesempatan yang sama menjadi
positif atau negatif. Sumber kesalahan acak sering tidak
dapat diidentifikasi. Kesalahan acak sering dapat
dikuantitasi melalui analisis statistik, sehingga efek
kesalahan acak terhadap besaran atau hukum fisika dapat
ditentukan.
.
Kesalahan acak dihasilkan dari ketidakmampuan
pengamat untuk mengulangi pengukuran secara
presisi.
Ada metode statistik baku untuk mengatasi
kesalahan acak. Hal ini dapat memberikan
simpangan baku untuk serangkaian bacaan, tetapi
ketika jumlah bacaan tidak terlalu besar maka
metode ini jadi bermanfaat untuk mendapatkan
nilai pendekatan dari kesalahan tanpa melakukan
analisis statistik formal, yaitu perbedaan mutlak
antar nilai individual dan nilai rata-rata.
.
8. Ketidakpastian dalam Pengukuran
* Ketidakpastian Mutlak dan Relatif
- Ketidakpastian Relatif
Ketidakpastian relatif ini biasanya di nyatakan dalam
persen sebagi berikut:
Ketidakpastian relatif = %
.
9. Notasi Ilmiah
Notasi ilmiah adalah cara penulisan
nomor yang mengakomodasi nilai-nilai
terlalu besar atau kecil untuk dengan
mudah ditulis dalam notasi desimal
standar. Notasi ilmiah memiliki sejumlah
sifat yang berguna dan umumnya
digunakan dalam kalkulator, dan oleh
para ilmuwan, matematikawan, dokter,
dan insinyur.
Dalam notasi ilmiah, hasil pengukuran
dinyatakan sebagai : a, ….. x 10n
Keterangan :
a adalah bilangan asli mulai dari 1 – 9
n disebut eksponen dan merupakan
bilangan bulat
10n menunjukkan orde
Aturan Penulisan Notasi Ilmiah
Angka penting adalah bilangan yang
diperoleh dari hasil pengukuran yang
terdiri dari angka-angka penting yang
sudah pasti (terbaca pada alat ukur) dan
satu angka terakhir yang ditafsir atau
diragukan. Sedangkan angka
eksak/pasti adalah angka yang sudah pasti
(tidak diragukan nilainya), yang diperoleh
dari kegiatan membilang (menghitung).
10. aturan angka penting dalam
pengukuran
1. Semua angka yang bukan nol merupakan angka
penting. Contoh : 6,89 ml memiliki 3 angka penting.
78,99 m memiliki 4 angka penting
2. Semua angka nol yang terletak diantara bukan nol
merupakan angka penting. Contoh : 1208 m memiliki
4 angka penting. 2,0067 memiliki 5 angka penting.
7000,2003 ( 8 angka penting ).
3. Semua angka nol yang terletak di belakang angka
bukan nol yang terakhir, tetapi terletak di depan
tanda desimal adalah angka penting. Contoh : 70000,
( 5 angka penting).
* Ketentuan Angka Penting
4. Angka nol yang terletak di belakang angka bukan nol
yang terakhir dan di belakang tanda desimal adalah
angka penting. Contoh: 23,50000 (7 angka penting).
5. Angka nol yang terletak di belakang angka bukan nol
yang terakhir dan tidak dengan tanda desimal adalah
angka tidak penting. Contoh : 3500000 (2 angka
penting).
6. Angka nol yang terletak di depan angka bukan nol
yang pertama adalah angka tidak penting. Contoh :
0,0000352 (3 angka penting).
.
7. Bilangan-bilangan puluhan, ratusan, ribuan dan
seterusnya yang memiliki angka-angka nol pada
deretan ahkir harus dituliskan dalam notasi ilmiah
agar jelas apakah angka-angka nol tersebut angka
penting atau bukan.
Contoh :
8900 ditulis dalam bentuk notasi ilmiah
8,9 x 103 memiliki 2 angka penting.
Jika 8900 ditulis 8,90 x 103 memiliki 3 angka penting.
.
 Jika angka pertama setelah angka yang hendak
dipertahankan adalah 4 atau lebih kecil, maka angka
itu dan seluruh angka disebelah kanannya ditiadakan.
Contoh (1) : 75,494 = 75,49 (angka 4 yang dicetak
tebal ditiadakan). Contoh (2) : 1,00839 = 1,008
(kedua angka yang dicetak tebal ditiadakan)
 Jika angka pertama setelah angka yang akan anda
pertahankan adalah 5 atau lebih besar, maka angka
tersebut dan seluruh angka di bagian kanannya
ditiadakan. Angka terakhir yang dipertahankan
bertambah satu.
* Aturan Pembulatan
Apabila anda melakukan operasi penjumlahan atau
pengurangan, maka hasilnya hanya boleh mengandung satu
angka taksiran (catatan : angka tafsiran adalah angka
terakhir dari suatu angka penting).
Contoh :
Jumlahkan 273,219 g; 15,5 g; dan 8,43 g (jumlahkan
seperti biasa, selanjutnya bulatkan hasilnya hingga
hanya terdapat satu angka taksiran)
Angka 4 dan 9 ditiadakan. Hasilnya = 297,1
* Aturan Penjumlahan dan Pengurangan
1. Pada operasi perkalian atau pembagian, hasil yang
diperoleh hanya boleh memiliki jumlah angka penting
sebanyak bilangan yang angka pentingnya paling sedikit.
Contoh :
Hitunglah operasi perkalian berikut ini : 0,6283 x 2,2 cm
(petunjuk : lakukanlah prosedur perkalian atau pembagian
dengan cara biasa. Kemudian bulatkan hasilnya hinga memiliki
angka penting sebanyak salah satu bilangan yang memiliki angka
penting paling sedikit)
Hasilnya dibulatkan menjadi 1,4 cm2 (dua angka penting)
* Aturan Perkalian dan Pembagian
2. Hasil perkalian atau pembagian antara bilangan penting
dengan bilangan eksak/pasti hanya boleh memiliki angka
penting sebanyak jumlah angka penting pada bilangan
penting.
Contoh :
 hitunglah operasi perkalian berikut ini : 25 x 8,95
Hasilnya dibulatkan menjadi 224 cm (tiga angka penting)
agar sama dengan banyak angka penting pada bilangan
penting 8,95
.
1. Tuliskan 3 masing-masing besaran pokok dan besaran turunan beserta
satuannya!
2. Tentukan dimensi besaran-besaran turunan berikut ini.
3. Sebutkan beberapa instrumen pengukuran panjang, massa, waktu
dan berikan penjelasan kelebihan dan kekurangannya!
4. Tentukan banyaknya angka penting dari hasil kegiatan terhadap
besaran besaran fisika berikut
a. Panjang benda 3,47 cm
b. Kuat Arus 0,050 A
c. Massa benda 3,4 x 106 kg
d. Selang waktu 2,1 x 10-3 s
5. Bagaimana cara Anda untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang
mungkin terjadi pada suatu pengukuran? Jelasakan!
6. Diketahui hasil pengukuran berulang sebanyak 5 kali terhadap kuat
arus pada suatu rangkaian berturut-turut adalah sebagai berikut: 5
mA; 6 mA; 5,6 mA; 6,1 mA; dan 5,4 mA. Laporkan hasil pengukuran
tersebut beserta nilai ketidakpastiannya!
EVALUASI

PPT BESARAN dan PENGUKURAN.pptx

  • 1.
    BAB II BESARAN DANPENGUKURAN SMA KELAS X SEMESTER I Oleh Rahma Hanifa, S.Pd Vifta Natalia, S.Pd Nur Hamidah, S.Pd Azimar Uzra, S.Pd Maghfira Ramadhani, S.Pd Wike Indriani, S.Pd
  • 2.
     Menjelaskan pengertianpengukuran  Menjelaskan perbedaan besaran pokok dan besaran turunan  Menerapkan konversi satuan tidak standar Internasional ke satuan Standar Internasional (SI) pada persoalan Fisika  Mengidentifikasi dimensi dari besaran turunan.  Menjelaskan prinsip penggunaan jangka sorong untuk mengukur panjang  Menjelaskan prinsip penggunaan micrometer sekrup untuk mengukur panjang.  Menjelaskan prinsip penggunaan neraca untuk mengukur massa  Menjelaskan prinsip penggunaan stop watch untuk mengukur waktu  Menjelaskan perbedaan ketelitian dan ketepatan  Menerapkan aturan ketelitian dan ketepatan dalam penggunaan alat ukur  Menjelaskan kesalahan-kesalahan dalam pengukuran  Menjelaskan konsep ketidakpastian dalam pengukuran  Menjelaskan aturan angka penting dalam pengukuran  Mengaplikasikan aturan angka penting dalam perhitungan TUJUAN PEMBELAJARAN
  • 3.
    Mengukur adalah membandingkansuatu besaran dengan besaran sejenis yang digunakan sebagai satuan. Misalnya mengukur massa beras menggunakan satuan kilogram dan mengukur panjang sebidang tanah dengan menggunakan satuan meter. 1. Pengertian Pengukuran
  • 4.
    a. Pengertian Besaran,Besaran Pokok dan Besaran Turunan Besaran “ Ukuran fisis suatu benda yg dinyatakan secara kuantitas” Besaran di bagi 2,yaitu : 1.Besaran Pokok Besaran yang sudah ditetapkan terlebih dahulu 2. Besaran Turunan Besaran yang diturunkan dari besaran pokok 2. Besaran dan Satuan
  • 5.
    b. BESARAN POKOKDALAM FISIKA
  • 6.
  • 7.
    Untuk memudahkan kamumengonversi (mengubah) suatu satuan SI ke satuan SI lainnya, diperlukan bantuan tangga konversi. 3. Konversi Satuan
  • 8.
    1. Nyatakan satuankecepatan 36 km/jam ke dalam ke dalam satuan m/s! Jawab : Kecepatan = 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 36 km/jam = 36 𝑘𝑚 (𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘) 1 𝑗𝑎𝑚 (𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢) = 36.000 𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 3600 𝑠𝑒𝑘𝑜𝑛 = 10 m/s 2. Konversikan satuan massa jenis air 1 g/cm3 ke dalam satuan kg/m3! Jawab : Massa jenis = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 1 gr/cm3 = 1 𝑔𝑟𝑎𝑚 (𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎) 1 𝑐m3(𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒) = 1 /103𝑘𝑔 1/106𝑚3 = 1 103 x 106 1 x 𝑘𝑔 𝑚3 = 103kg/m3 Contoh soal
  • 9.
    a. Dimensi BesaranPokok 4. Dimensi Dimensi adalah cara penulisan suatu besaran dengan menggunakan simbol (lambang) besaran pokok
  • 10.
  • 11.
    A. Alat UkurBesaran Panjang 1. Mistar 5. Alat Ukur Besaran Pokok Mistar mempunyai skala terkecil 1 mm atau 0,1 cm Mistar digunakan untuk mengukur suatu panjang benda mempunyai batas ketelitian 0,5 mm.
  • 12.
    Jangka sorong digunakanuntuk mengukur suatu panjang benda mempunyai batas ketelitian 0,1 mm atau 0,01 cm. 2. Jangka Sorong
  • 13.
  • 16.
    Mikrometer sekrup digunakanuntuk mengukur suatu panjang benda mempunyai batas ketelitian 0,01 mm. 3. Mikrometer Sekrup
  • 17.
  • 20.
    1. Neraca analitisdua lengan B. Alat Ukur Besaran Massa Neraca ini berguna untuk mengukur massa benda, misalnya emas, batu, kristal benda, dan lain- lain. Batas ketelitian neraca analitis dua lengan yaitu 0,1 gram.
  • 21.
    2. Neraca TigaLengan (Neraca Ohaus) Neraca ini berguna untuk mengukur massa benda atau logam dalam praktek laboratorium. Kapasitas beban yang ditimbang dengan menggunakan neraca ini adalah 311 gram. Batas ketelitian neraca Ohauss yaitu 0,1 gram.
  • 22.
  • 23.
    3. Neraca Digital Neracadigital (neraca elektronik) di dalam penggunaanya sangat praktis, karena besar massa benda yang diukur langsung ditunjuk dan terbaca pada layarnya. Ketelitian neraca digital ini sampai dengan 0,001 gram.
  • 24.
    1. Stopwatch C. AlatUkur Besaran Waktu Stopwatch mekanis memiliki ketelitian 0,1 sekon Stopwatch elektronik memiliki ketelitian 0,001 sekon Dengan ketelitian 0,1 sekon karena setiap skala pada stopwatch dibagi menjadi 10 bagian. Alat ini biasanya digunakan untuk pengukuran waktu dalam kegiatan olahraga atau dalam praktik penelitian.
  • 25.
    2. Jam Tangan(Arloji) Jam tangan atau arloji memiliki ketelitian 1 sekon
  • 26.
     Ketelitian adalahsuatu ukuran yang menyatakan tingkat pendekatan dari nilai yang diukur terhadap nilai benar x0 untuk memperoleh nilai standar. Contoh: Tinggi badan 1,765 m dengan ketelitian 0,003 m ( 33 mm) dibanding dengan patokan( standar ) meter.  Kepekaan adalah ukuran minimal yang masih dapat dikenal oleh instrumen/alat ukur.  Ketepatan (akurasi) adalah suatu ukuran kemampuan untuk mendapatkan hasil pengukuran yang sama. Dengan memberikan suatu nilai tertentu pada besaran fisis, ketepatan merupakan suatu ukuran yang menunjukkan perbedaan hasil-hasil pengukuran pada pengukuran berulang. 6. ketelitian dan ketepatan dalam penggunaan alat ukur
  • 27.
    a. KESALAHAN SISTEMATIS Kesalahan sistematik adalah kesalahan yang sebab- sebabnya dapat diidentifikasi dan secara prinsip dapat dieliminasi.  Kesalahan sistematis akan menghasilkan setiap bacaan yang diambil menjadi salah dalam satu arah.  Sumber kesalahan sistematis antara lain: - Kesalahan Alat - Kesalahan Pengamatan - Kesalahan Lingkungan - Kesalahan Teoretis 7. Kesalahan-kesalahan dalam Pengukuran
  • 28.
    b. KESALAHAN ACAK Kesalahanacak menghasilkan hamburan data disekitar nilai rata-rata. Data mempunyai kesempatan yang sama menjadi positif atau negatif. Sumber kesalahan acak sering tidak dapat diidentifikasi. Kesalahan acak sering dapat dikuantitasi melalui analisis statistik, sehingga efek kesalahan acak terhadap besaran atau hukum fisika dapat ditentukan. .
  • 29.
    Kesalahan acak dihasilkandari ketidakmampuan pengamat untuk mengulangi pengukuran secara presisi. Ada metode statistik baku untuk mengatasi kesalahan acak. Hal ini dapat memberikan simpangan baku untuk serangkaian bacaan, tetapi ketika jumlah bacaan tidak terlalu besar maka metode ini jadi bermanfaat untuk mendapatkan nilai pendekatan dari kesalahan tanpa melakukan analisis statistik formal, yaitu perbedaan mutlak antar nilai individual dan nilai rata-rata. .
  • 30.
    8. Ketidakpastian dalamPengukuran * Ketidakpastian Mutlak dan Relatif
  • 31.
    - Ketidakpastian Relatif Ketidakpastianrelatif ini biasanya di nyatakan dalam persen sebagi berikut: Ketidakpastian relatif = %
  • 32.
    . 9. Notasi Ilmiah Notasiilmiah adalah cara penulisan nomor yang mengakomodasi nilai-nilai terlalu besar atau kecil untuk dengan mudah ditulis dalam notasi desimal standar. Notasi ilmiah memiliki sejumlah sifat yang berguna dan umumnya digunakan dalam kalkulator, dan oleh para ilmuwan, matematikawan, dokter, dan insinyur.
  • 33.
    Dalam notasi ilmiah,hasil pengukuran dinyatakan sebagai : a, ….. x 10n Keterangan : a adalah bilangan asli mulai dari 1 – 9 n disebut eksponen dan merupakan bilangan bulat 10n menunjukkan orde Aturan Penulisan Notasi Ilmiah
  • 34.
    Angka penting adalahbilangan yang diperoleh dari hasil pengukuran yang terdiri dari angka-angka penting yang sudah pasti (terbaca pada alat ukur) dan satu angka terakhir yang ditafsir atau diragukan. Sedangkan angka eksak/pasti adalah angka yang sudah pasti (tidak diragukan nilainya), yang diperoleh dari kegiatan membilang (menghitung). 10. aturan angka penting dalam pengukuran
  • 35.
    1. Semua angkayang bukan nol merupakan angka penting. Contoh : 6,89 ml memiliki 3 angka penting. 78,99 m memiliki 4 angka penting 2. Semua angka nol yang terletak diantara bukan nol merupakan angka penting. Contoh : 1208 m memiliki 4 angka penting. 2,0067 memiliki 5 angka penting. 7000,2003 ( 8 angka penting ). 3. Semua angka nol yang terletak di belakang angka bukan nol yang terakhir, tetapi terletak di depan tanda desimal adalah angka penting. Contoh : 70000, ( 5 angka penting). * Ketentuan Angka Penting
  • 36.
    4. Angka nolyang terletak di belakang angka bukan nol yang terakhir dan di belakang tanda desimal adalah angka penting. Contoh: 23,50000 (7 angka penting). 5. Angka nol yang terletak di belakang angka bukan nol yang terakhir dan tidak dengan tanda desimal adalah angka tidak penting. Contoh : 3500000 (2 angka penting). 6. Angka nol yang terletak di depan angka bukan nol yang pertama adalah angka tidak penting. Contoh : 0,0000352 (3 angka penting). .
  • 37.
    7. Bilangan-bilangan puluhan,ratusan, ribuan dan seterusnya yang memiliki angka-angka nol pada deretan ahkir harus dituliskan dalam notasi ilmiah agar jelas apakah angka-angka nol tersebut angka penting atau bukan. Contoh : 8900 ditulis dalam bentuk notasi ilmiah 8,9 x 103 memiliki 2 angka penting. Jika 8900 ditulis 8,90 x 103 memiliki 3 angka penting. .
  • 38.
     Jika angkapertama setelah angka yang hendak dipertahankan adalah 4 atau lebih kecil, maka angka itu dan seluruh angka disebelah kanannya ditiadakan. Contoh (1) : 75,494 = 75,49 (angka 4 yang dicetak tebal ditiadakan). Contoh (2) : 1,00839 = 1,008 (kedua angka yang dicetak tebal ditiadakan)  Jika angka pertama setelah angka yang akan anda pertahankan adalah 5 atau lebih besar, maka angka tersebut dan seluruh angka di bagian kanannya ditiadakan. Angka terakhir yang dipertahankan bertambah satu. * Aturan Pembulatan
  • 39.
    Apabila anda melakukanoperasi penjumlahan atau pengurangan, maka hasilnya hanya boleh mengandung satu angka taksiran (catatan : angka tafsiran adalah angka terakhir dari suatu angka penting). Contoh : Jumlahkan 273,219 g; 15,5 g; dan 8,43 g (jumlahkan seperti biasa, selanjutnya bulatkan hasilnya hingga hanya terdapat satu angka taksiran) Angka 4 dan 9 ditiadakan. Hasilnya = 297,1 * Aturan Penjumlahan dan Pengurangan
  • 40.
    1. Pada operasiperkalian atau pembagian, hasil yang diperoleh hanya boleh memiliki jumlah angka penting sebanyak bilangan yang angka pentingnya paling sedikit. Contoh : Hitunglah operasi perkalian berikut ini : 0,6283 x 2,2 cm (petunjuk : lakukanlah prosedur perkalian atau pembagian dengan cara biasa. Kemudian bulatkan hasilnya hinga memiliki angka penting sebanyak salah satu bilangan yang memiliki angka penting paling sedikit) Hasilnya dibulatkan menjadi 1,4 cm2 (dua angka penting) * Aturan Perkalian dan Pembagian
  • 41.
    2. Hasil perkalianatau pembagian antara bilangan penting dengan bilangan eksak/pasti hanya boleh memiliki angka penting sebanyak jumlah angka penting pada bilangan penting. Contoh :  hitunglah operasi perkalian berikut ini : 25 x 8,95 Hasilnya dibulatkan menjadi 224 cm (tiga angka penting) agar sama dengan banyak angka penting pada bilangan penting 8,95 .
  • 42.
    1. Tuliskan 3masing-masing besaran pokok dan besaran turunan beserta satuannya! 2. Tentukan dimensi besaran-besaran turunan berikut ini. 3. Sebutkan beberapa instrumen pengukuran panjang, massa, waktu dan berikan penjelasan kelebihan dan kekurangannya! 4. Tentukan banyaknya angka penting dari hasil kegiatan terhadap besaran besaran fisika berikut a. Panjang benda 3,47 cm b. Kuat Arus 0,050 A c. Massa benda 3,4 x 106 kg d. Selang waktu 2,1 x 10-3 s 5. Bagaimana cara Anda untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi pada suatu pengukuran? Jelasakan! 6. Diketahui hasil pengukuran berulang sebanyak 5 kali terhadap kuat arus pada suatu rangkaian berturut-turut adalah sebagai berikut: 5 mA; 6 mA; 5,6 mA; 6,1 mA; dan 5,4 mA. Laporkan hasil pengukuran tersebut beserta nilai ketidakpastiannya! EVALUASI