02
Kelainan dan penyakitpada sistem respirasi
01 Asma/ sesak
Asfiksi
03 Asidosis
04 Wajah adenoid
05 Pneumonia
06 Difteri
3.
08
Kelainan dan penyakitpada sistem respirasi
07 Emfisema
Tuberculosis
09
Bronchitis :radang bronkus
Laringitis :radang laring
Faringitis :radang faring
Pleuritis :radang selaput paru
Renitis :radang rongga hidung
Sinusitis :radang pada bagian atas
rongga hidung ( sinus)
Peradangan pada sistem
pernapasan
4.
ASMA
Asma: keadaan salurannapas yang mengalami
penyempitan karena hiperaktivitas terhadap rangsangan
tertentu, yang menyebabkan peradangan.
Penyempitan ini dapat dipicu oleh berbagai rangsangan,
seperti serbuk sari, debu, bulu binatang, asap, udara
dingin dan olahraga.
5.
ASMA
Asma adalah suatukelainan berupa inflamasi ( peradangan kronik saluran
pernapasan yang menyebabka hiperaktivitas bronkus terhadap berbagai
rangsangan yang ditandai dengan gejala episodic berulang berupa mengi,
batuk, sesak napas, rasa berta didada, takikardia, tidak dapat berbicara lancar (
tersendat-sendat) akibat napas tersengal sengal.
Asma bersifat fluktuatif (hilang timbul) : dapat tenang tanpa gejala, tidak
mengganggu aktivitas tetapi dapat eksaserbasi dengan gejala ringan sampai
berat bahkan dapat menimbulkan kematian.
6.
Faktor penyebab terjadinyaasma
Faktor genetic : Hiperaktifitas,
atropi atau alergi bronkus, factor
yang memodifikasi penyakit
genetic, jenis kelamin, ras/etnik,
Faktor lingkungan:
- Alergen didalam ruangan
- llergen diluar ruangan
- Makanan
- Obat-obatan tertentu
- Bahan yang mengiritasi
- Ekpresi emosi berlebih
- Asap rokok dari perokok aktif/pasif
- Polusi udara di luar dan dalam ruangan
- Exercise induced asthma, kambuh asma ketika
melakukan aktifitas tertentu
- Perubahan cuaca
7.
TINDAKAN UMUM PENCEGAHANASMA
1. Mencegah timbulnya reaksi antigen antibodi serangan asma dengan menjaga kebersihan
(sanitasi) : menyingkirkan semua rangsangan luar seperti binatang peliharaan, rumah
dibersihkan tiap hari seperti karpet, kasur, seprei, selimut
2. Hindari suhu dingin, asap, kabut
3. Berhenti merokok karena asap rokok dapat menimbulkan bronkokontriksi dan
memperburuk asma.
4. Mengkuti fisioterapi dengan menepuk nepuk bagian dada untuk mempermudah
pemgeluaran sputum, latihan pernapasan dan relaksasi
5. Mencegah infeksi primer dengan vaksinasi influenza
6. Pemberian antibiotik pada pasien asma dan bronkhitis yang disertai dengan infeksi
bakteri. Umumnya diberikan amoksilin atau doksisiklin.
8.
PENGOBATAN ASMA
Pada keadaanini diberikan obat
bronkospasmolitik untuk melepas
kejang bronki.
Obat pilihan lain : salbutamol/
terbutalin cara inhalasi (efek 3-5
mnt) kemudian dibantu dengan
aminofilin bentuk supositoria.
- obat pilihan lain efedrin dan
isoprenaline bentuk tablet ( efek
muncul ± 1 jam)
- Pada keadaan ini efek
bronchodilator hanya ringan
dan lambat.
- Suntikan iv salbutamol atau
aminophillin dan hidrokortison
dosis tinggi (200-400 mg per
jam s.d maksimum 4 gr sehari.
- Dilakukan dengan pemberian
bronchodilator: salbutamol,
ipratropium/teofilin
- Jika penyebab alergi perlu
ditambahkan Ketotifen
SERANGAN AKUT Status Asmathicus Terapi pencegahan
Pengobatan asma dan bronchitis dibagi dalam 3 kategori yaitu
9.
Berdasarkan mekanismenya, kerjaobat-obat asma dapat dibagi dalam beberapa
golongan yaitu:
Penggolongan Obat Asma
Zat-zat yang bekerja menstabilkan mastcell, hingga tidak pecah dan melepaskan histamin .
- Berfungsi mencegah serangan asma & alergi rhinitis (bay fever) .
Klp obatnya : kromoglikat, β1 adrenergic, antihistamin (ketotifen), oksatomida
1. Antialergi
2. Bronkodilator Mekanisme kerja obat ini adalah merangsang sistem adrenergik sehingga memberikan efek
bronkodilatasi.
a. Adrenergik :Khususnya β2 simpatomimetik (β2-mimetic) yaitu zat-zat yang bekerja
selektif pada reseptor β2 (bronkospamolisis ) dan tidak bekerja pada reseptor β1 ( stimulasi
jantung)
- Kelompok β2 mimetik antara lain salbutamol, fenoterol, terbutalin, rimiterol,
prokaterol, dan tretoquinol.
- Sedangkan yang bekerja terhadap reseptor β-2 dan β-1 adalah efedrin, isoprenaline,
adrenaline
10.
Lanjutan…
2. Bronkodilator
b. Antikolinergika: (Oksifenonium, Tiazinamium dan Ipratopium)
Dalam otot polos terdapat keseimbangan antara system adrenergic dan kolinergik.
- Antikolenergik bekerja memblokir reseptor saraf kolinergik pada otot polos bronchi
sehingga aktivitas saraf adrenergik menjadi dominan dengan efek bronchodilatasi.
Efek samping : takikardia, pengentalan dahak, mulut kering, obstipasi, sukar kencing,
gangguan akomodasi, efek samping dapat diperkecil dengan pemberian inhalasi.
- Derivat Xantin (teofillin, aminofilin, kolinteofinilat): mempunyai daya bronchodilatasi
berdasarkan penghambatan enzim fosfodiesterase. Teofilin mencegah peningkatan
hiperaktivitas sehingga dapat bekerja sebagai profilaksis. Efek takikardia
11.
Lanjutan….
Obat ini memblokirreseptor histamin sehingga mencegah bronchokonstriksi. Banyak
antihistamin memiliki daya antikolinergika dan sedatif.
3. Antihistaminika
4. Kortikosteroida
- Melawan efek mediator seperti gatal dan radang.
- Penggunaan untuk serangan asma akibat infeksi virus atau bakteri.
- Penggunaan jangka lama hendaknya dihindari, berhubung efek sampingnya yaitu osteoporosis,
borok lambung, hipertensi, dan diabetes.
- Efek samping dapat dikurangi dengan pemberian inhalasi
12.
Lanjutan….
- Mencairkan dahaksehingga mudah dikeluarkan
- Pada serangan akut efektif mengeluarkan lendir yang susah dikeluarkan.
- Mekanisme kerja obat ini: merangsang reseptor di mukosa lambung secara refleks
merangsang sekresi kelenjar saluran pernpasan sehingga menurunkan viskositas lendir dan
akan mudah mengeluarkan dahak.
Contoh : KI, NH4CL, Bromheksin dan asetilsistein : bekerja pada mukosa protein dengan
melepaskan ikatan disulfida sehingga viskositas lender berkurang.
5. Ekspektoransia
- Obat ini efektif dengan dihirup dan tersedia dalam bentuk sediaan inhalasi dosis
terukur
- tersedia juga dalan bentuk larutan nebulizer
6. Kromolin natrium dan Nedokromil natrium
FISIOLOGI BATUK
Batuk :suatu reflek fisiologi yang dapat
berlangsung baik dalam keadaan sehat
maupun sakit. Batuk-batuk merupakan
refleks tubuh untuk membersihkan
saluran napas dari lendir atau bahan
penimbul iritasi lain seperti debu atau
asap. Refleks batuk ini adalah reaksi
normal dan pertanda bahwa tubuh
berfungsi dengan baik yang merupakan
suatu mekanisme perlindungan tubuh.
Fisiologi Batuk
- Radang,(Infeksi saluran pernapasan , alergi
- Mekanis : Debu
- Perubahan susu yang mendadak
- Rangsangan kimia : gas, bau-bauan
- Batuk (penyakit) : disebabkan oleh infeksi virus (
influenza, bakteri).
- Batuk merupakan gejala dari tifus, radang paru-
paru, tumor saluran pernapsan, dekompensasi
jantung, asam atau dapat pula merupakan
kebiasaan.
Penyebab Batuk
17.
PENGOBATAN
● Terapi obatbatuk produktif:
obat golongan ekspektoransia
untuk mencairkan dahak yang
kental, sehingga mudah
dikeluarkan dari saluran
pernapasan
● Ditujukan untuk mencari dan
mengobati penyebab batuk
● Selanjutnya pengobatan
simtomatik dengan
membedakan batuk produktif
(batuk yang mengeluarkan
dahak dan batuk non-produktif
● Batuk produktif: suatu
mekanisme mengeluarkan
dahak dan zat asing (kuman,
debu) dari tenggorokan.
Pengobatan batuk hendaknya
18.
Lanjutan…..
Batuk non produktif: batuk yang
tidak berguna, sehingga harus
ditekan
Untuk menekan batuk jenis ini,
digunakan obat golongan pereda
batuk yang berkhasiat menekan
rangsangan batuk yang bekerja
sentral maupun perifer.
Pengobatan batuk hendaknya
Batuk karena alergi dapat
ditekan menggunakan kombinasi
antihistamin dan ekspektoransia.
Sirup Chlorfemin mengandung
antihistamin prometazin dan
difenhidramin
kombinasi ekspektoransia dan
pereda batuk terkadang
diperlukan untuk mengurangi
frekuensi batuk sehingga dahak
yang kotor dapat dikeluarkan
setiap kali terjadi batuk.
19.
PENGGOLONGAN OBAT BATUK
Obatbatuk dibagi menjadi 2 golongan besar:
a. Zat-zat yang bekerja sentral
zat-zat menekan rangsangan batuk dipusat batuk yang terletak disumsum lanjutan
(medulla) dan mungkin juga bekerja di otak dengan menenangkan.
Zat ini dibagi atas:
Zat adiktif: yaitu pulvis opii, pulvis doveri dan codein
Zat-zat non adiktif : Noskapin, Dekstrometorfan, pentoksiverin, prometazin, diphenhidramin
b. Zat-zat yang bekerja perifer
Emolliensia memperlunak rangsangan batuk(syrup thymi),
Ekpetoransia (memperbanyak produksi dahak yang encer),
Mukolitika (mengurangi viskositas dahak (mengencerkan dahak),
Zat-zat Pereda ( meredakan batuk dengan cara menghambat reseptor sesibel di saluran napas.
OBAT ANTI TIBERCULOSIS
PengertianTuberkulosis (TB) : adalah penyakit
menular langsung yang disebabkan oleh infeksi
Mycobacterium tuberculosis (Depkes RI, 2011)
Sebagian besar bakteri ini menyerang paru (80%). Namun bakteri ini ti
menyerang paru tetapi juga bagian tubuh lainnya seperti limfa (40%), p
saluran genitourinaria (+15%), tulang (+10%), selaput otak dan tuberku
gastrointestinal (3,5%), kelenjar getah bening, kulit, serta sendi
22.
Untuk menanggulangi danmengendalikan penyebaran
penyakit TB agar angka penularan kuman TB dapat diturunkan,
maka cara yang dapat dilakukan diantaranya menghilangkan
atau mengurangi faktor resiko yang dapat menyebabkan
terjadinya penularan dan mencegah penularan kuman dari
penderita yang terinfeski TB
Tindakan utama yang perlu dilakukan adalah dengan
memberikan Obat Anti Tuberkulosis (OAT).
23.
TIPE KASUS PENDERITATB
a. kasus baru : penderita belum pernah mendapatkan
pengobatan dengan OAT (Obat anti tuberculosis)
b. Kasus kambuh : penderita TB yang sebelumnya pernah
dinyatakan sembuh kemudian Kembali ;agi berobat dengan
hasil pemeriksaan dahak BTA positif.
c. Kasus putus obat : penderita TB yang dalam pengobatan dan
belum dinyatakan sembuh tetapi pengobatan berhenti.
d. Kasus gagal pengobatan : penderita TB yang masih tetap
positif pada akhir bulan ke 5 atau lebih atau penderita dengan
hasil BTA negative rontgen positif menjadi BTA positif pada
akhir bulan ke 2 pengobatan.