Dimensi Doktrin (2):
Kitab Suci, dan Eskatologis (Hari Akhir)
dalam Perspektif Agama-agama
Oleh: Firdaus, S.Pd.I., M.Pd.
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)
Fakultas Keguruan dan Ilmu Kependidikan
Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Kutipan Inspiratif
Sumpah jabatan dengan Kitab Suci
Tujuan Pembelajaran
1. Menjelaskan pengertian kitab suci dan kedudukannya dalam ajaran
agama.
2. Menguraikan fungsi kitab suci sebagai pedoman hidup.
3. Menganalisis peran kitab suci dalam pembentukan nilai dan budaya.
4. Menjelaskan pengertian eskatologi dan urgensinya.
5. Membandingkan doktrin eskatologis antaragama.
6. Menganalisis dampak keyakinan terhadap perilaku sehari-hari.
Pendahuluan
Kitab suci adalah fondasi utama kehidupan beragama.
Ia bukan sekadar teks historis, melainkan wahyu Tuhan yang
menjadi pedoman moral, hukum, dan spiritual bagi umat
manusia.
Pengertian Kitab Suci
Secara etimologis berarti tulisan suci yang berasal dari wahyu
Tuhan.
Secara terminologis, kitab suci adalah kumpulan teks wahyu
yang diturunkan kepada nabi untuk menjadi pedoman hidup
umatnya.
Kitab Suci dalam Islam
Al-Qur’an adalah wahyu Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW selama 23 tahun melalui
Malaikat Jibril. Ia menjadi kitab suci terakhir dan penyempurna dari kitab-kitab sebelumnya (Taurat, Zabur,
Injil).
Al-Qur’an berfungsi sebagai:
1. Petunjuk hidup (hudā lil-nās) yang mengatur hubungan manusia dengan Allah, sesama, dan alam
semesta.
2. Sumber hukum Islam, bersama Sunnah Nabi, yang menjadi dasar dalam menetapkan syariat dan akhlak.
3. Mukjizat abadi yang terjaga keasliannya sebagaimana firman Allah: “Sesungguhnya Kami yang
menurunkan Al-Qur’an, dan Kami pula yang menjaganya.” (QS. Al-Ḥijr: 9)
4. Pedoman moral dan spiritual, yang menanamkan nilai keadilan, kasih sayang, kejujuran, dan ketundukan
total kepada Allah..
Kitab Suci dalam Kristen
• Alkitab terdiri dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.
• Perjanjian Lama berisi kisah dan hukum bangsa Israel.
• Perjanjian Baru berisi Injil dan surat rasul tentang Yesus
Kristus.
• Dipandang sebagai firman Tuhan yang diilhamkan kepada
penulis suci.
.
Kitab Suci dalam Yahudi
• Tanakh: akronim dari Torah (ajaran), Nevi’im (nabi-nabi), dan
Ketuvim (tulisan).
• Torah mencakup lima kitab Musa.
• Berfungsi sebagai firman Allah (YHWH) dan dasar hukum
Yahudi.
• Menjadi dasar keimanan dan liturgi dalam ibadah sinagoga.
Fungsi dan Peran Kitab Suci
• Sumber hukum dan etika.
• Pedoman spiritualitas dan ibadah.
• Pencerahan intelektual dan moral.
• Identitas dan kesatuan umat.
Pandangan Islam terhadap Kitab Sebelumnya
• Islam mengakui Taurat, Zabur, Injil, dan Shuhuf.
• Kitab-kitab tersebut diyakini mengalami tahrif (perubahan).
• Al-Qur’an datang sebagai koreksi dan penyempurna: QS. Al-
Ma’idah: 48.
Kitab Suci dalam Agama Non-Wahyu
Kitab suci agama non-wahyu bukan berasal dari wahyu ilahi
langsung, tetapi dari pengalaman spiritual dan refleksi filosofis
para guru dan resi.
Contoh Kitab dalam Agama Non-Wahyu
1. Hindu: Veda, Upanishad, Bhagavad Gita, Mahabharata.
2. Buddha: Tripitaka (Vinaya, Sutta, Abhidhamma).
3. Konghucu: Wu Jing dan Si Shu (ajaran moral Konfusius).
4. Taoisme: Dao De Jing dan Zhuangzi.
Doktrin Eskatologis (Ajaran Hari Akhir)
Eskatologi berasal dari kata Yunani eschatos (akhir) dan logos
(ilmu).
Ajaran ini membahas akhir zaman, kehidupan setelah mati, dan
nasib akhir manusia.
Eskatologi dalam Islam
• Meyakini adanya hari akhir, kebangkitan, hisab, surga dan
neraka.
• Tanda-tanda kiamat kecil dan besar.
• Pahala dan dosa menentukan balasan di akhirat.
• QS. Az-Zalzalah: 6–7 dan QS. Az-Zalzalah: 7.
Eskatologi dalam Kristen
1. Fokus pada kedatangan Kristus kedua kali (Second Coming).
2. Penghakiman terakhir dan kebangkitan orang mati.
3. Kehidupan kekal di surga atau neraka.
4. Dasar ajaran terdapat dalam Kitab Wahyu.
Eskatologi dalam Yahudi
1. Harapan akan datangnya Mesias.
2. Kebangkitan orang mati (techiyat ha-metim).
3. Pemulihan bangsa Israel dan dunia yang diperbarui.
4. Aspek eskatologi bersifat kolektif.
Eskatologi dalam Taoisme
1. Berfokus pada keabadian dan keselarasan dengan Tao.
2. Kematian dipandang sebagai transformasi menuju kesatuan
dengan alam semesta.
3. Tujuan: mencapai harmoni kosmik dan keabadian spiritual.
Fungsi dan Relevansi Eskatologi
1. Memberi motivasi moral untuk berbuat baik.
2. Memberi ketenangan spiritual dan harapan keadilan.
3. Menjadi kritik sosial terhadap kekuasaan duniawi.
4. Membentuk tujuan hidup yang berorientasi akhirat.
Fungsi dan Relevansi Eskatologi
1. Memberi motivasi moral untuk berbuat baik.
2. Memberi ketenangan spiritual dan harapan keadilan.
3. Menjadi kritik sosial terhadap kekuasaan duniawi.
4. Membentuk tujuan hidup yang berorientasi akhirat.
“Pemahaman terhadap kitab suci dan doktrin
eskatologis tidak berhenti pada teori, tetapi harus
melahirkan sikap religius, etis, dan toleran dalam
kehidupan.
Melalui studi lintas agama, kita belajar bahwa
setiap keyakinan mengajarkan kebaikan dan
tanggung jawab moral terhadap sesama.”

PPT - Psfssdsfdsafasfsafsafasertemuan ke-4.pptx

  • 1.
    Dimensi Doktrin (2): KitabSuci, dan Eskatologis (Hari Akhir) dalam Perspektif Agama-agama Oleh: Firdaus, S.Pd.I., M.Pd. Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Kependidikan Universitas Muhammadiyah Purwokerto
  • 2.
  • 4.
  • 5.
    Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskanpengertian kitab suci dan kedudukannya dalam ajaran agama. 2. Menguraikan fungsi kitab suci sebagai pedoman hidup. 3. Menganalisis peran kitab suci dalam pembentukan nilai dan budaya. 4. Menjelaskan pengertian eskatologi dan urgensinya. 5. Membandingkan doktrin eskatologis antaragama. 6. Menganalisis dampak keyakinan terhadap perilaku sehari-hari.
  • 6.
    Pendahuluan Kitab suci adalahfondasi utama kehidupan beragama. Ia bukan sekadar teks historis, melainkan wahyu Tuhan yang menjadi pedoman moral, hukum, dan spiritual bagi umat manusia.
  • 7.
    Pengertian Kitab Suci Secaraetimologis berarti tulisan suci yang berasal dari wahyu Tuhan. Secara terminologis, kitab suci adalah kumpulan teks wahyu yang diturunkan kepada nabi untuk menjadi pedoman hidup umatnya.
  • 8.
    Kitab Suci dalamIslam Al-Qur’an adalah wahyu Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW selama 23 tahun melalui Malaikat Jibril. Ia menjadi kitab suci terakhir dan penyempurna dari kitab-kitab sebelumnya (Taurat, Zabur, Injil). Al-Qur’an berfungsi sebagai: 1. Petunjuk hidup (hudā lil-nās) yang mengatur hubungan manusia dengan Allah, sesama, dan alam semesta. 2. Sumber hukum Islam, bersama Sunnah Nabi, yang menjadi dasar dalam menetapkan syariat dan akhlak. 3. Mukjizat abadi yang terjaga keasliannya sebagaimana firman Allah: “Sesungguhnya Kami yang menurunkan Al-Qur’an, dan Kami pula yang menjaganya.” (QS. Al-Ḥijr: 9) 4. Pedoman moral dan spiritual, yang menanamkan nilai keadilan, kasih sayang, kejujuran, dan ketundukan total kepada Allah..
  • 9.
    Kitab Suci dalamKristen • Alkitab terdiri dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. • Perjanjian Lama berisi kisah dan hukum bangsa Israel. • Perjanjian Baru berisi Injil dan surat rasul tentang Yesus Kristus. • Dipandang sebagai firman Tuhan yang diilhamkan kepada penulis suci. .
  • 10.
    Kitab Suci dalamYahudi • Tanakh: akronim dari Torah (ajaran), Nevi’im (nabi-nabi), dan Ketuvim (tulisan). • Torah mencakup lima kitab Musa. • Berfungsi sebagai firman Allah (YHWH) dan dasar hukum Yahudi. • Menjadi dasar keimanan dan liturgi dalam ibadah sinagoga.
  • 11.
    Fungsi dan PeranKitab Suci • Sumber hukum dan etika. • Pedoman spiritualitas dan ibadah. • Pencerahan intelektual dan moral. • Identitas dan kesatuan umat.
  • 12.
    Pandangan Islam terhadapKitab Sebelumnya • Islam mengakui Taurat, Zabur, Injil, dan Shuhuf. • Kitab-kitab tersebut diyakini mengalami tahrif (perubahan). • Al-Qur’an datang sebagai koreksi dan penyempurna: QS. Al- Ma’idah: 48.
  • 13.
    Kitab Suci dalamAgama Non-Wahyu Kitab suci agama non-wahyu bukan berasal dari wahyu ilahi langsung, tetapi dari pengalaman spiritual dan refleksi filosofis para guru dan resi.
  • 14.
    Contoh Kitab dalamAgama Non-Wahyu 1. Hindu: Veda, Upanishad, Bhagavad Gita, Mahabharata. 2. Buddha: Tripitaka (Vinaya, Sutta, Abhidhamma). 3. Konghucu: Wu Jing dan Si Shu (ajaran moral Konfusius). 4. Taoisme: Dao De Jing dan Zhuangzi.
  • 15.
    Doktrin Eskatologis (AjaranHari Akhir) Eskatologi berasal dari kata Yunani eschatos (akhir) dan logos (ilmu). Ajaran ini membahas akhir zaman, kehidupan setelah mati, dan nasib akhir manusia.
  • 16.
    Eskatologi dalam Islam •Meyakini adanya hari akhir, kebangkitan, hisab, surga dan neraka. • Tanda-tanda kiamat kecil dan besar. • Pahala dan dosa menentukan balasan di akhirat. • QS. Az-Zalzalah: 6–7 dan QS. Az-Zalzalah: 7.
  • 17.
    Eskatologi dalam Kristen 1.Fokus pada kedatangan Kristus kedua kali (Second Coming). 2. Penghakiman terakhir dan kebangkitan orang mati. 3. Kehidupan kekal di surga atau neraka. 4. Dasar ajaran terdapat dalam Kitab Wahyu.
  • 18.
    Eskatologi dalam Yahudi 1.Harapan akan datangnya Mesias. 2. Kebangkitan orang mati (techiyat ha-metim). 3. Pemulihan bangsa Israel dan dunia yang diperbarui. 4. Aspek eskatologi bersifat kolektif.
  • 19.
    Eskatologi dalam Taoisme 1.Berfokus pada keabadian dan keselarasan dengan Tao. 2. Kematian dipandang sebagai transformasi menuju kesatuan dengan alam semesta. 3. Tujuan: mencapai harmoni kosmik dan keabadian spiritual.
  • 20.
    Fungsi dan RelevansiEskatologi 1. Memberi motivasi moral untuk berbuat baik. 2. Memberi ketenangan spiritual dan harapan keadilan. 3. Menjadi kritik sosial terhadap kekuasaan duniawi. 4. Membentuk tujuan hidup yang berorientasi akhirat.
  • 21.
    Fungsi dan RelevansiEskatologi 1. Memberi motivasi moral untuk berbuat baik. 2. Memberi ketenangan spiritual dan harapan keadilan. 3. Menjadi kritik sosial terhadap kekuasaan duniawi. 4. Membentuk tujuan hidup yang berorientasi akhirat.
  • 22.
    “Pemahaman terhadap kitabsuci dan doktrin eskatologis tidak berhenti pada teori, tetapi harus melahirkan sikap religius, etis, dan toleran dalam kehidupan. Melalui studi lintas agama, kita belajar bahwa setiap keyakinan mengajarkan kebaikan dan tanggung jawab moral terhadap sesama.”