RENCANA AUDIT DAN PROGRAM AUDIT
SECARA KESELURUHAN
IBM ASMI
1. CHIKMATUL JAOHARAH
(3130195)
2. EDWIN KRISTIANTO (3140097)
3. ERRIYANTO (3130239)
4. SILVA FAUZIAH
(3120218)
Pendahuluan
 Bab ini akan membahas tahap kedelapan dan
terakhir dalam tahap Perencanaan Audit.
 Tahap ini merupakan fase yang penting karena pada
tahap inilah dihasilkan seluruh program audit yang
direncanakan auditor untuk diikuti dalam audit, yang
mencakup semua prosedur audit, ukuran sample,
materi yang dipilih, dan waktu pelaksanaannya.
Jenis Pengujian Audit
Dalam mengembangkan keseluruhan rencana audit,
Auditor menggunakan lima jenis pengujian yang dapat
digunakan untuk menentukan apakah laporan keuangan
telah disajikan secara wajar.
Pengujian tersebut meliputi:
• Prosedur Penilaian Resiko
• Pengujian Pengendalian
• Pengujian Substantif atas Transaksi
• Prosedur Analitis
• Pengujian Rincian atas Saldo
• Ikhtisar Jenis – jenis Pengujian
Model Prosedur Audit dan Risiko Audit
Model Resiko AAR = PDR
Audit IR Ă— CR
1
pengujian
pengendali
an
2
pengujian
substantif
atas
transaksi
3
prosedur
analitis
4
pengujian
atas
rincian
saldo
HASIL
Bukti Yang
Tepat ynag
mencakupi
menurut
GAAS
Prosedur Audit
Selanjutnya
Prosedur Penilaian Risiko
 Penilaian ini dilaksanakan untuk menilai risiko salah
saji yang material dalam laporan keuangan. Auditor
melaksanakan pengujian pengendalian, pengujian
substantif atas transaksi, prosedur analitis, dan
pengujian atas rincian saldo sebagai respons
terhadap penilaian auditor atas risiko salah saji yang
material. Sebagian besar prosedur penilaian risiko
auditor dilakukan untuk memahami pengendalian
Pengujian Pengendalian
Pengujian Pengendalian merupakan prosedur yang digunakan untuk
menguji efektivitas kebijakan dan prosedur pengendalian yang
diterapkan untuk menilai risiko pengendalian,Pengujian ini meliputi
jenis prosedur audit sbb:
 Meminta keterangan dari personil klien
 Menguji dokumen, arsip, dan laporan
 Mengamati aktivitas yang terkait dengan pengendalian
 Melaksanakan kembali prosedur klien
Contoh:
•Menyamakan faktur pembelian dengan pesanan pembelian dan
penerimaan laporan atas pembelian sebelum menyetujui
pembayaran invoice
•Memeriksa kartu absensi karyawan sebelum menyetujui
pembayaran uang lembur
Pengujian Substansial atas
Transaksi
 Pengujian substantif adalah prosedur yang dirancang
untuk menguji salah saji dolar (salah saji moneter) yang
secara langsung mempengaruhi kebenaran saldo laporan
keuangan.
 Substantive test of transactions (STOT) merupakan
prosedur yang digunakan untuk menguji salah saji
moneter untuk menentukan apakah tujuan audit terkait
dengan transaksi) telah terpenuhi.
 Contoh: untuk sebuah transaksi penjualan, STOT
dilakukan untuk menguji apakah transaksi tersebut telah
dicatat secara tepat dan diuji apakah telah dijurnal dan
jumlah yang akurat, dicatat pada periode yang
Prosedur analitis
Prosedur analitis melibatkan perbandingan jumlah yang
tercatat dengan harapan yang dikembangkan oleh auditor.
Dua tujuan paling penting dari prosedur ini dalam
mengaudit saldo akun adalah:
 menunjukkan salah saji yang mungkin dalam laporan
keuangan
 memberikan bukti substantif.
Apabila auditor mengembangkan ekspektasi dengan
menggunakan prosedur analitis dan menyimpulkan bahwa
saldo akhir akun tertentu mungkin diabaikan atau ukuran
sampel dikurangi. Standar auditing menyatakan bahwa
prosedur analitis merupakan jenis pengujian substantif,
apabila dilaksanakan untuk memberikan bukti tentang
Pengujian rincian saldo
 Pengujian rincian saldo berfokus pada saldo akhir
buku besar baik untuk akun neraca maupun laporan
laba-rugi. Penekanan utamanya dalam sebagian
besar pengujian rincian saldo adalah pada neraca.
Pengujian atas saldo akhir ini sangat penting karena
bukti-bukti biasanya diperoleh dari sumber
independen dengan klien, dan dianggap sangat
dapat dipercaya. Pengujian rincian saldo dapat
membantu dalam menetapkan kebenaran moneter
akun-akun yang berhubungan dan karenanya
merupakan pengujian substantif.
PERANAN PENGUJIAN AUDIT DALAM
AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN
PENAGIHAN
MEMILIH JENIS PENGUJIAN YANG
AKAN DILAKSANAKAN
 Beberapa faktor dapat mempengaruhi pilihan
auditor atas jenis pengujian yang akan dipilih,
termasuk ketersediaan delapan jenis bukti, biaya
relatif dari setiap jenis pengujian, efektivitas
pengendalian internal, dan resiko inheren.
Ketersediaan Jenis Bukti untuk Prosedur Audit
Selanjutnya Masing-masing dari empat jenis
prosedur selanjutnya hanya melibatkan jenis bukti
Biaya Relatif
 Ketika auditor harus memutuskan jenis pengujian
mana yang akan dipilih untuk memperoleh bukti
yang tepat dan mencukupi biaya, bukti itu
merupakan pertimbangan yang penting. Jenis
pengujian yang tercantum berikut ini disusun
menurut peningkatan biayanya:
o Prosedur analitis dianggap paling murah karena
relatif mudah dihitung dan dibandingkan.
o Prosedur penilaian risiko, termasuk prosedur untuk
memahami pengendalian internal, tidak semahal
pengujian audit lainnya karena auditor dengan
mudah dapat melakukan tanya jawab dan
o Pengujian pengendalian juga melibatkan pengajuan
pertanyaan atau tanya-jawab, pengamatan, dan inspeksi,
biaya relatifnya juga lebih rendah dibandingkan dengan
pengujian substantif. Namun, pengujian pengendalian jauh
lebih mahal dibandingkan prosedur penilaian risiko auditor
karena luas pengujian yang diperlukan jauh lebih besar untuk
mendapatkan bukti bahwa pengendalian telah beroperasi
secara efektif, terutama bila pengujian pengendalian itu
melibatkan pelaksanaan ulang.
o Pengujian substantif atas transaksi lebih mahal dibandingkan
pengujian pengendalian yang tidak mencakup pelaksanaan
ulang, karena sering kali memerlukan rekalkulasi dan
penelusuran.
Hubungan Antara Pengujian
Pengendalian dan Pengujian Substantif
 Suatu pengecualian dalam pengujian pengendalian hanya
mengidentifikasi kemungkinan salah saji yang mempengaruhi
nilai dolar laporan keuangan, sedangkan pengecualian dalam
pengujian substantif atas transaksi atau pengujian rincian
saldo merupakan salah saji laporan keuangan. Pengecualian
dalam pengujian pengendalian disebut deviasi pengujian
pengendalian. Auditor kemungkinan besar yakin bahwa ada
salah saji mata uang yang material dalam laporan keuangan
apabila deviasi pengujian pengendalian dianggap sebagai
deviasi yang signifikan atau kelemahan yang material.
Auditor kemudian harus melaksanakan pengujian substantif
atas transaksi atau pengujian rincian saldo untuk
menentukan apakah salah saji mata uang yang material
Hubungan Antara Prosedur Analitis
dan Pengujian Substantif
Fluktuasi yang tidak biasa dalam hubungan antara
satu akun dengan akun lainnya, atau dengan informasi
nonkeuangan, dapat mengindikasikan kemungkinan
yang meningkat bahwa ada salah saji yang material
itu. apabila prosedur analitis mengidentifikasi fluktuasi
yang tidak biasa, auditor harus melaksanakan
pengujian substantif atas transaksi atau pengujian
rincian saldo untuk menentukan apakah salah saji
mata uang telah benar-benar terjadi. Jika auditor
melaksanakan prosedur analitis dan yakin bahwa
kemungkinan salah saji yang material nilainya kecil,
Trade-Off Antara Pengujian
Pengendalian dan Pengujian
Substantif
Ada trade-off antara pengujian pengendalian dan
pengujian substantif. Selama tahap perencanaan,
auditor memutuskan apakah akan menilai risiko
pengendalian di bawah maksimum. Jika
melakukannya, auditor kemudian harus melaksanakan
pengujian pengendalian untuk menentukan apakah
penilaian tingkat risisko pengendalian itu didukung.
Jika pengujian pengendalian mendukung penilaian
risiko pengendalian, risiko deteksi yang direncanakan
dalam model risiko audit akan meningkat, dan
karenanya, pengujian substantif yang direncanakan
DAMPAK TEKNOLOGI
INFORMASI TERHADAP
PENGUJIAN AUDIT
Standar auditing mengakui bahwa jika ada sejumlah besar
bukti audit dalam format elektronik, mungkin tidak praktis atau
mungkin untuk mengurangi risiko deteksi hingga tingkat yang
dapat diterima dengan hanya melakukan pengujian substantif.
Walaupun beberapa pengujian substantif masih diperlukan,
auditor dapat mengurangi pengujian substansi secara signifikan
jika hasil pengujian pengendalian mendukung keefektifan
pengendalian itu. dalam audit perusahaan publik, pengendalian
yang dilaksanakan komputer harus diuji jika auditor
mempertimbangkan sebagai pengendalian kunci untuk
mengurangi kemungkinan salah saji yang material dalam
laporan keuangan. Namun, karena konsistensi yang melekat
dalam pemrosesan TI auditor mungkin dapat mengurangi luas
pengujian atas pengendalian yang terotomatisasi.
BAURAN BUKTI
Memilih jenis pengujian mana yang akan digunakan
dan seberapa ektensif pengujian itu harus
dilaksanakan dapat sangat bervariasi di antara audit
dengan tingkat efektivitas pengendalian internal dan
risiko inheren yang berbeda. Bahkan dalam audit
tertentu, variasi dapat terjadi dari satu siklus ke siklus
lain. Untuk mendapatkan bukti yang tepat yang
mencukupi sebagai respons terhadap risiko yang
diidentifikasi melalui prosedur penilaian risiko, auditor
menggunakan kombinasi dari empat jenis
pengendalian selanjutnya. Kombinasi ini sering kali
PERANCANGAN PROGRAM
AUDIT
Umumnya audit mendesain sebuah audit program
dalam 3 bagian:
 Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif
atas Transaksi
 Prosedur analitis
 Pengujian Rincian Saldo
Empat langkah pendekatan ketika auditor merencanakan untuk
mengurangi risiko pengendalian:
1. Menggunakan tujuan audit terkait transaksi terhadap kelas
transaksi yang diuji, misalkan penjualan.
2. Mengidentifikasi pengendalian utama yang dapat mengurangi
risiko pengendalian pada setiap tujuan audit terkait transaksi .
3. Mengembangkan pengujian pengendalian yang tepat disusun
untuk seluruh internal controls yang digunakan untuk
mengurangi penilaian awal terhadap resiko pensendalian
dibawah maksimum (pengemdalian kunci).
4. Mendesain pengujian tujuan audit terkait transaksi dengan
mempertimbangkan kelemahan internal controls dan hasil dari
pengujian pengendalian dapat dilakukan secara simultan.
Pengujian Pengendalian dan Pengujian
Substantif atas Transaksi
Pendekatan 4 langkah untuk merancang pengujian
pengendalian dan pengujian substansi atas
transaksi
Metodologi untuk merancang Pengujian
Pengendalian dan Pengujian Substantif atas
Transaksi
Lakukan prosedur penilaian risiko
untuk memahami Internal control
Menilai resiko pengendalian yang
direncanakan
Menentukan luasnya pengujian
pengandalian
Mendesain
Pengujian
Pengendalian dan
Pengujian
Substantif atas
Transaksi untuk
memenuhi tujuan
audit berkaitan
dengan transaksi
- Prosedur audit
- Ukuran sample
- Item yang dipilih
- Penetapan
Waktu
Prosedur analitis
pengujian substantif, seperti audit piutang usaha, biasanya
lebih terfokus dan lebih ekstensif ketimbang yang
dilakukan sebagai bagian dari perencanaan. Selama tahap
perencanaan, auditor dapat mengkalkulasi persentase
marjin kotor untuk total penjualan, sementara selama
pengujian substantif atas piutang usaha, auditor dapat
mengkalkulasi persentase marjin kotor per bulan atau per
lini bisnis, atau mungkin keduanya. Prosedur analitis yang
dihitung dengan menggunakan jumlah bulanan biasanya
akan lebih efektif dalam mendeteksi salah saji ketimbang
yang dihitung dengan menggunakan jumlah tahunan, dan
perbandingan lini bisnis biasanya akan lebih efektif
Pengujian Rincian Saldo
Untuk merancang prosedur audit pengujian rincian
saldo, auditor menggunakan metodologi yang
berorientasi pada tujuan audit berkaitan dengan saldo.
Perancangan prosedur ini biasanya bagian yang
paling sulit dari seluruh proses perencanaan, karena
bersifat subjektif dan memerlukan banyak
pertimbangan profesional.
Program Audit Ilustratif
Program audit sering kali terkomputerisasi. Bentuk
yang paling sederhana adalah mengetik program audit
pada pengolah kata dan menyimpannya dari satu
tahun ke tahun berikutnya untuk mempermudah
pengubahan serta pemutakhiran. Pendekatan yang
lebih canggih adalah menggunakan perangkat lunak
audit, yang akan membantu auditor berpikir melalui
pertimbangan perencanaan audit dan memilih
prosedur yang sesuai dari database prosedur audit.
Prosedur ini kemudian disusun menjadi program audit.
IKHTISAR PROSES AUDIT
Fase I Merencanakan dan Merancang Pendekatan
Audit Menerima klien dan melaksanakan perencanaan
awal Memahami bisnis dan industri klien Menilai risiko
bisnis klien Melaksanakan prosedur analitis
pendahuluan Menetapkan materialitas dan menilai
risiko audit yang dapat diterima serta risiko inheren
Memahami pengendalian internal dan menilai risiko
pengendalian Mengumpulkan informasi untuk menilai
risiko kecurangan Mengembangkan rencana audit dan
program audit secara keseluruhan
 Fase II Melaksanakan Pengujian Pengendalian dan
Pengujuian Substantif atas Transaksi Melakukan
pengujian pengendalian untuk memperoleh buktu
untuk mendukung pengendalian khusus yang
berkontribusi pada penilaian risiko pengendalian
oleh auditor (yaitu, bila dikurangi di bawah
maksimum) bagi audit laporan keuangan dan audit
pengendalian internal atas pelaporan keuangan
perusahaan publik. Melakukan pengujian subtantif
atas transaksi untuk memperoleh bukti untuk
mendukung ketepatan moneter transaksi. Sering kali
kedua jenis pengujian ini dilaksanakan secara
serentak atas transaksi yang sama.
Apabila pengendalian dianggap tidak efektif atau bila
auditor menemukan penyimpangan, pengujian substantif
dapat diperluas dalam fase ini atau fase III, dengan
mempertimbangkan imlpikasi bagi laporan auditor tentang
pengendalian internal atas pelaporan keuangan. Karena
hasil dari pengujian pengendalian dan pengujian substantif
atas transaksi merupakan determinan utama dari luas
pengujian rincian saldo, pengujian itu sering kali dilakukan
2 atau 3 bulan sebelum tanggal neraca. Ini membantu
auditor dalam merevisi program audit pengujian rincian
saldo atas hasil yang tidak diharapkanpada pengujian
sebelumnya, dan untuk menyelesaikan audit secepat
Fase III Melaksanakan Prosedur Analitis dan
Pengujian Rincian Saldo Tujuan dari fase III adalah
untuk memperoleh bukti tambahan yang mencukupi
guna menentukan apakah saldo akhir dan catatan kaki
atas laporan keuangan telah dinyatakan secara wajar.
Dua kategori umum: Melakukan prosedur analitis
substantif yang menilai kelayakan transaksi dan saldo
secara keseluruhan. Menguji rincian saldo, yang
merupakan prosedur audit untuk menguji salah saji
moneter dalam saldo laporan keuangan.
Fase IV Menyelesaikan Audit dan Mengeluarkan Laporan
Audit Melaksanakan pengujian tambahan untuk penyajian
dan pengungkapan. Prosedur yang dilaksanakan auditor
untuk mendukung empat tujuan audit yang berkaitan
dengan transaksi dan yang berkaitan dengan saldo.
Selama fase ini auditor melaksanakan prosedur audit yang
berkaitan dengan kewajiban kontinjen dan peristiwa
setelah tanggal neraca. Kewajiban kontinjen adalah
kewajiban potensial yang harus diungkapkan dalam
catatan kaki klien. Mengumpulkan bukti akhir.
Mengeluarkan laporan audit. Jenis laporan yang akan
dikeluarkan tergantung pada bukti yang dikumpulkan dan
temuan audit. Berkomunikasi dengan komite audit dan
manajemen. Auditor diwajibkan untuk mengomunikasikan
defisiensi yang signifikan dalam pengendalian internal
kepada komite audit atau manajemen senior.
KESIMPULAN
ĂĽ Tahapan dari proses audit Keempat aspek dari audit lengkap : 1)
merencanakan dan merancang suatu pendekatan audit, 2) melaksanakan
pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi, 3) melakukan
prosedur analitis dan pengujian rincian saldo, 4) menyelesaikan audit dan
mengeluarkan suatu laporan.
ĂĽ Jenis pengujian Kelima jenis pengujian audit yang digunakan auditor
untuk menentukan apakah laporan keuangan dapat dinyatakan secara wajar
yaitu : prosedur untuk memperoleh pemahaman atas struktur pengendalian
intern, pengujian atas pengendalian, pengujian substantif atas transaksi,
prosedur analitis, dan pengujian terinci atas saldo.
ĂĽ Jenis bukti Ketujuh jenis atau kategori besar dari bukti yang digunakan
oleh auditor : pemeriksaan fisik, konfirmasi, dokumentasi, prosedur analitis,
pengamatan, pemeriksaan klien dan pelaksanaan ulang.
ĂĽ Fase dari proses audit Empat fase dalam proses audit : 1) perencanaan
dan perancangan pendekatan audit, 2) pengujian atas pengendalian dan
transaksi, 3) melaksanakan prosedur analitis dan pengujian terinci atas saldo,
TERIMAKASIH
Rencana Audit dan Program Audit secara keseluruhan

Present bab 13 auditing

  • 1.
    RENCANA AUDIT DANPROGRAM AUDIT SECARA KESELURUHAN IBM ASMI 1. CHIKMATUL JAOHARAH (3130195) 2. EDWIN KRISTIANTO (3140097) 3. ERRIYANTO (3130239) 4. SILVA FAUZIAH (3120218)
  • 2.
    Pendahuluan  Bab iniakan membahas tahap kedelapan dan terakhir dalam tahap Perencanaan Audit.  Tahap ini merupakan fase yang penting karena pada tahap inilah dihasilkan seluruh program audit yang direncanakan auditor untuk diikuti dalam audit, yang mencakup semua prosedur audit, ukuran sample, materi yang dipilih, dan waktu pelaksanaannya.
  • 3.
    Jenis Pengujian Audit Dalammengembangkan keseluruhan rencana audit, Auditor menggunakan lima jenis pengujian yang dapat digunakan untuk menentukan apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar. Pengujian tersebut meliputi: • Prosedur Penilaian Resiko • Pengujian Pengendalian • Pengujian Substantif atas Transaksi • Prosedur Analitis • Pengujian Rincian atas Saldo • Ikhtisar Jenis – jenis Pengujian
  • 4.
    Model Prosedur Auditdan Risiko Audit Model Resiko AAR = PDR Audit IR Ă— CR 1 pengujian pengendali an 2 pengujian substantif atas transaksi 3 prosedur analitis 4 pengujian atas rincian saldo HASIL Bukti Yang Tepat ynag mencakupi menurut GAAS Prosedur Audit Selanjutnya
  • 5.
    Prosedur Penilaian Risiko Penilaian ini dilaksanakan untuk menilai risiko salah saji yang material dalam laporan keuangan. Auditor melaksanakan pengujian pengendalian, pengujian substantif atas transaksi, prosedur analitis, dan pengujian atas rincian saldo sebagai respons terhadap penilaian auditor atas risiko salah saji yang material. Sebagian besar prosedur penilaian risiko auditor dilakukan untuk memahami pengendalian
  • 6.
    Pengujian Pengendalian Pengujian Pengendalianmerupakan prosedur yang digunakan untuk menguji efektivitas kebijakan dan prosedur pengendalian yang diterapkan untuk menilai risiko pengendalian,Pengujian ini meliputi jenis prosedur audit sbb:  Meminta keterangan dari personil klien  Menguji dokumen, arsip, dan laporan  Mengamati aktivitas yang terkait dengan pengendalian  Melaksanakan kembali prosedur klien Contoh: •Menyamakan faktur pembelian dengan pesanan pembelian dan penerimaan laporan atas pembelian sebelum menyetujui pembayaran invoice •Memeriksa kartu absensi karyawan sebelum menyetujui pembayaran uang lembur
  • 7.
    Pengujian Substansial atas Transaksi Pengujian substantif adalah prosedur yang dirancang untuk menguji salah saji dolar (salah saji moneter) yang secara langsung mempengaruhi kebenaran saldo laporan keuangan.  Substantive test of transactions (STOT) merupakan prosedur yang digunakan untuk menguji salah saji moneter untuk menentukan apakah tujuan audit terkait dengan transaksi) telah terpenuhi.  Contoh: untuk sebuah transaksi penjualan, STOT dilakukan untuk menguji apakah transaksi tersebut telah dicatat secara tepat dan diuji apakah telah dijurnal dan jumlah yang akurat, dicatat pada periode yang
  • 8.
    Prosedur analitis Prosedur analitismelibatkan perbandingan jumlah yang tercatat dengan harapan yang dikembangkan oleh auditor. Dua tujuan paling penting dari prosedur ini dalam mengaudit saldo akun adalah:  menunjukkan salah saji yang mungkin dalam laporan keuangan  memberikan bukti substantif. Apabila auditor mengembangkan ekspektasi dengan menggunakan prosedur analitis dan menyimpulkan bahwa saldo akhir akun tertentu mungkin diabaikan atau ukuran sampel dikurangi. Standar auditing menyatakan bahwa prosedur analitis merupakan jenis pengujian substantif, apabila dilaksanakan untuk memberikan bukti tentang
  • 9.
    Pengujian rincian saldo Pengujian rincian saldo berfokus pada saldo akhir buku besar baik untuk akun neraca maupun laporan laba-rugi. Penekanan utamanya dalam sebagian besar pengujian rincian saldo adalah pada neraca. Pengujian atas saldo akhir ini sangat penting karena bukti-bukti biasanya diperoleh dari sumber independen dengan klien, dan dianggap sangat dapat dipercaya. Pengujian rincian saldo dapat membantu dalam menetapkan kebenaran moneter akun-akun yang berhubungan dan karenanya merupakan pengujian substantif.
  • 10.
    PERANAN PENGUJIAN AUDITDALAM AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHAN
  • 11.
    MEMILIH JENIS PENGUJIANYANG AKAN DILAKSANAKAN  Beberapa faktor dapat mempengaruhi pilihan auditor atas jenis pengujian yang akan dipilih, termasuk ketersediaan delapan jenis bukti, biaya relatif dari setiap jenis pengujian, efektivitas pengendalian internal, dan resiko inheren. Ketersediaan Jenis Bukti untuk Prosedur Audit Selanjutnya Masing-masing dari empat jenis prosedur selanjutnya hanya melibatkan jenis bukti
  • 12.
    Biaya Relatif  Ketikaauditor harus memutuskan jenis pengujian mana yang akan dipilih untuk memperoleh bukti yang tepat dan mencukupi biaya, bukti itu merupakan pertimbangan yang penting. Jenis pengujian yang tercantum berikut ini disusun menurut peningkatan biayanya: o Prosedur analitis dianggap paling murah karena relatif mudah dihitung dan dibandingkan. o Prosedur penilaian risiko, termasuk prosedur untuk memahami pengendalian internal, tidak semahal pengujian audit lainnya karena auditor dengan mudah dapat melakukan tanya jawab dan
  • 13.
    o Pengujian pengendalianjuga melibatkan pengajuan pertanyaan atau tanya-jawab, pengamatan, dan inspeksi, biaya relatifnya juga lebih rendah dibandingkan dengan pengujian substantif. Namun, pengujian pengendalian jauh lebih mahal dibandingkan prosedur penilaian risiko auditor karena luas pengujian yang diperlukan jauh lebih besar untuk mendapatkan bukti bahwa pengendalian telah beroperasi secara efektif, terutama bila pengujian pengendalian itu melibatkan pelaksanaan ulang. o Pengujian substantif atas transaksi lebih mahal dibandingkan pengujian pengendalian yang tidak mencakup pelaksanaan ulang, karena sering kali memerlukan rekalkulasi dan penelusuran.
  • 14.
    Hubungan Antara Pengujian Pengendaliandan Pengujian Substantif  Suatu pengecualian dalam pengujian pengendalian hanya mengidentifikasi kemungkinan salah saji yang mempengaruhi nilai dolar laporan keuangan, sedangkan pengecualian dalam pengujian substantif atas transaksi atau pengujian rincian saldo merupakan salah saji laporan keuangan. Pengecualian dalam pengujian pengendalian disebut deviasi pengujian pengendalian. Auditor kemungkinan besar yakin bahwa ada salah saji mata uang yang material dalam laporan keuangan apabila deviasi pengujian pengendalian dianggap sebagai deviasi yang signifikan atau kelemahan yang material. Auditor kemudian harus melaksanakan pengujian substantif atas transaksi atau pengujian rincian saldo untuk menentukan apakah salah saji mata uang yang material
  • 15.
    Hubungan Antara ProsedurAnalitis dan Pengujian Substantif Fluktuasi yang tidak biasa dalam hubungan antara satu akun dengan akun lainnya, atau dengan informasi nonkeuangan, dapat mengindikasikan kemungkinan yang meningkat bahwa ada salah saji yang material itu. apabila prosedur analitis mengidentifikasi fluktuasi yang tidak biasa, auditor harus melaksanakan pengujian substantif atas transaksi atau pengujian rincian saldo untuk menentukan apakah salah saji mata uang telah benar-benar terjadi. Jika auditor melaksanakan prosedur analitis dan yakin bahwa kemungkinan salah saji yang material nilainya kecil,
  • 16.
    Trade-Off Antara Pengujian Pengendaliandan Pengujian Substantif Ada trade-off antara pengujian pengendalian dan pengujian substantif. Selama tahap perencanaan, auditor memutuskan apakah akan menilai risiko pengendalian di bawah maksimum. Jika melakukannya, auditor kemudian harus melaksanakan pengujian pengendalian untuk menentukan apakah penilaian tingkat risisko pengendalian itu didukung. Jika pengujian pengendalian mendukung penilaian risiko pengendalian, risiko deteksi yang direncanakan dalam model risiko audit akan meningkat, dan karenanya, pengujian substantif yang direncanakan
  • 17.
    DAMPAK TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP PENGUJIANAUDIT Standar auditing mengakui bahwa jika ada sejumlah besar bukti audit dalam format elektronik, mungkin tidak praktis atau mungkin untuk mengurangi risiko deteksi hingga tingkat yang dapat diterima dengan hanya melakukan pengujian substantif. Walaupun beberapa pengujian substantif masih diperlukan, auditor dapat mengurangi pengujian substansi secara signifikan jika hasil pengujian pengendalian mendukung keefektifan pengendalian itu. dalam audit perusahaan publik, pengendalian yang dilaksanakan komputer harus diuji jika auditor mempertimbangkan sebagai pengendalian kunci untuk mengurangi kemungkinan salah saji yang material dalam laporan keuangan. Namun, karena konsistensi yang melekat dalam pemrosesan TI auditor mungkin dapat mengurangi luas pengujian atas pengendalian yang terotomatisasi.
  • 18.
    BAURAN BUKTI Memilih jenispengujian mana yang akan digunakan dan seberapa ektensif pengujian itu harus dilaksanakan dapat sangat bervariasi di antara audit dengan tingkat efektivitas pengendalian internal dan risiko inheren yang berbeda. Bahkan dalam audit tertentu, variasi dapat terjadi dari satu siklus ke siklus lain. Untuk mendapatkan bukti yang tepat yang mencukupi sebagai respons terhadap risiko yang diidentifikasi melalui prosedur penilaian risiko, auditor menggunakan kombinasi dari empat jenis pengendalian selanjutnya. Kombinasi ini sering kali
  • 19.
    PERANCANGAN PROGRAM AUDIT Umumnya auditmendesain sebuah audit program dalam 3 bagian:  Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi  Prosedur analitis  Pengujian Rincian Saldo
  • 20.
    Empat langkah pendekatanketika auditor merencanakan untuk mengurangi risiko pengendalian: 1. Menggunakan tujuan audit terkait transaksi terhadap kelas transaksi yang diuji, misalkan penjualan. 2. Mengidentifikasi pengendalian utama yang dapat mengurangi risiko pengendalian pada setiap tujuan audit terkait transaksi . 3. Mengembangkan pengujian pengendalian yang tepat disusun untuk seluruh internal controls yang digunakan untuk mengurangi penilaian awal terhadap resiko pensendalian dibawah maksimum (pengemdalian kunci). 4. Mendesain pengujian tujuan audit terkait transaksi dengan mempertimbangkan kelemahan internal controls dan hasil dari pengujian pengendalian dapat dilakukan secara simultan. Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi
  • 21.
    Pendekatan 4 langkahuntuk merancang pengujian pengendalian dan pengujian substansi atas transaksi
  • 22.
    Metodologi untuk merancangPengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi Lakukan prosedur penilaian risiko untuk memahami Internal control Menilai resiko pengendalian yang direncanakan Menentukan luasnya pengujian pengandalian Mendesain Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi untuk memenuhi tujuan audit berkaitan dengan transaksi - Prosedur audit - Ukuran sample - Item yang dipilih - Penetapan Waktu
  • 23.
    Prosedur analitis pengujian substantif,seperti audit piutang usaha, biasanya lebih terfokus dan lebih ekstensif ketimbang yang dilakukan sebagai bagian dari perencanaan. Selama tahap perencanaan, auditor dapat mengkalkulasi persentase marjin kotor untuk total penjualan, sementara selama pengujian substantif atas piutang usaha, auditor dapat mengkalkulasi persentase marjin kotor per bulan atau per lini bisnis, atau mungkin keduanya. Prosedur analitis yang dihitung dengan menggunakan jumlah bulanan biasanya akan lebih efektif dalam mendeteksi salah saji ketimbang yang dihitung dengan menggunakan jumlah tahunan, dan perbandingan lini bisnis biasanya akan lebih efektif
  • 24.
    Pengujian Rincian Saldo Untukmerancang prosedur audit pengujian rincian saldo, auditor menggunakan metodologi yang berorientasi pada tujuan audit berkaitan dengan saldo. Perancangan prosedur ini biasanya bagian yang paling sulit dari seluruh proses perencanaan, karena bersifat subjektif dan memerlukan banyak pertimbangan profesional.
  • 25.
    Program Audit Ilustratif Programaudit sering kali terkomputerisasi. Bentuk yang paling sederhana adalah mengetik program audit pada pengolah kata dan menyimpannya dari satu tahun ke tahun berikutnya untuk mempermudah pengubahan serta pemutakhiran. Pendekatan yang lebih canggih adalah menggunakan perangkat lunak audit, yang akan membantu auditor berpikir melalui pertimbangan perencanaan audit dan memilih prosedur yang sesuai dari database prosedur audit. Prosedur ini kemudian disusun menjadi program audit.
  • 26.
    IKHTISAR PROSES AUDIT FaseI Merencanakan dan Merancang Pendekatan Audit Menerima klien dan melaksanakan perencanaan awal Memahami bisnis dan industri klien Menilai risiko bisnis klien Melaksanakan prosedur analitis pendahuluan Menetapkan materialitas dan menilai risiko audit yang dapat diterima serta risiko inheren Memahami pengendalian internal dan menilai risiko pengendalian Mengumpulkan informasi untuk menilai risiko kecurangan Mengembangkan rencana audit dan program audit secara keseluruhan
  • 27.
     Fase IIMelaksanakan Pengujian Pengendalian dan Pengujuian Substantif atas Transaksi Melakukan pengujian pengendalian untuk memperoleh buktu untuk mendukung pengendalian khusus yang berkontribusi pada penilaian risiko pengendalian oleh auditor (yaitu, bila dikurangi di bawah maksimum) bagi audit laporan keuangan dan audit pengendalian internal atas pelaporan keuangan perusahaan publik. Melakukan pengujian subtantif atas transaksi untuk memperoleh bukti untuk mendukung ketepatan moneter transaksi. Sering kali kedua jenis pengujian ini dilaksanakan secara serentak atas transaksi yang sama.
  • 28.
    Apabila pengendalian dianggaptidak efektif atau bila auditor menemukan penyimpangan, pengujian substantif dapat diperluas dalam fase ini atau fase III, dengan mempertimbangkan imlpikasi bagi laporan auditor tentang pengendalian internal atas pelaporan keuangan. Karena hasil dari pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi merupakan determinan utama dari luas pengujian rincian saldo, pengujian itu sering kali dilakukan 2 atau 3 bulan sebelum tanggal neraca. Ini membantu auditor dalam merevisi program audit pengujian rincian saldo atas hasil yang tidak diharapkanpada pengujian sebelumnya, dan untuk menyelesaikan audit secepat
  • 29.
    Fase III MelaksanakanProsedur Analitis dan Pengujian Rincian Saldo Tujuan dari fase III adalah untuk memperoleh bukti tambahan yang mencukupi guna menentukan apakah saldo akhir dan catatan kaki atas laporan keuangan telah dinyatakan secara wajar. Dua kategori umum: Melakukan prosedur analitis substantif yang menilai kelayakan transaksi dan saldo secara keseluruhan. Menguji rincian saldo, yang merupakan prosedur audit untuk menguji salah saji moneter dalam saldo laporan keuangan.
  • 30.
    Fase IV MenyelesaikanAudit dan Mengeluarkan Laporan Audit Melaksanakan pengujian tambahan untuk penyajian dan pengungkapan. Prosedur yang dilaksanakan auditor untuk mendukung empat tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi dan yang berkaitan dengan saldo. Selama fase ini auditor melaksanakan prosedur audit yang berkaitan dengan kewajiban kontinjen dan peristiwa setelah tanggal neraca. Kewajiban kontinjen adalah kewajiban potensial yang harus diungkapkan dalam catatan kaki klien. Mengumpulkan bukti akhir. Mengeluarkan laporan audit. Jenis laporan yang akan dikeluarkan tergantung pada bukti yang dikumpulkan dan temuan audit. Berkomunikasi dengan komite audit dan manajemen. Auditor diwajibkan untuk mengomunikasikan defisiensi yang signifikan dalam pengendalian internal kepada komite audit atau manajemen senior.
  • 31.
    KESIMPULAN ĂĽ Tahapan dariproses audit Keempat aspek dari audit lengkap : 1) merencanakan dan merancang suatu pendekatan audit, 2) melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi, 3) melakukan prosedur analitis dan pengujian rincian saldo, 4) menyelesaikan audit dan mengeluarkan suatu laporan. ĂĽ Jenis pengujian Kelima jenis pengujian audit yang digunakan auditor untuk menentukan apakah laporan keuangan dapat dinyatakan secara wajar yaitu : prosedur untuk memperoleh pemahaman atas struktur pengendalian intern, pengujian atas pengendalian, pengujian substantif atas transaksi, prosedur analitis, dan pengujian terinci atas saldo. ĂĽ Jenis bukti Ketujuh jenis atau kategori besar dari bukti yang digunakan oleh auditor : pemeriksaan fisik, konfirmasi, dokumentasi, prosedur analitis, pengamatan, pemeriksaan klien dan pelaksanaan ulang. ĂĽ Fase dari proses audit Empat fase dalam proses audit : 1) perencanaan dan perancangan pendekatan audit, 2) pengujian atas pengendalian dan transaksi, 3) melaksanakan prosedur analitis dan pengujian terinci atas saldo,
  • 32.
    TERIMAKASIH Rencana Audit danProgram Audit secara keseluruhan