TOPIK 1
KOMPETENSI SOSIAL EMOSIONAL BERDASARKAN KERANGKA
COLLABORATIVE FOR ACADEMIC, SOCIAL, AND EMOTIONAL
LEARNING (CASEL)
Kelompok 5:
Nurul Faela Shufa - 4201022208
Lina Malinda Eka Kartika Sari - 4201022210
Zuliana Krismonika - 4201022197
Lutfi Alifah – 4201022234
M. Anton Kuncoro - 4201022233
02.01.3-T1-3a Ruang Kolaborasi
Kasus 1
Hari ini adalah pertama Butet masuk ke dalam kelas. Ia merasa sangat
bersemangat namun juga merasa khawatir. Saat orientasi guru baru, Butet diberi
pengarahan bahwa Butet akan menjadi wali kelas dari kelas yang sangat sulit
dikelola. Sebagian besar anak-anak di kelas tersebut adalah anak-anak yang
sangat aktif dan seringkali tidak mau mengikuti aturan yang diberikan dari guru-
guru sebelumnya. Mendengar hal itu, Butet pun sudah mempersiapkan beberapa
rencana dalam memperkenalkan dirinya di depan kelas nantinya. Ketika
mendekati masuk ke kelas, Butet merasa khawatir namun cukup percaya diri
bahwa dirinya akan mampu menghadapi mereka. Waktu menunjukkan pukul 07.00
WIB tepat, Butet memasuki ruangan kelas dan tiba-tiba seember air jatuh di atas
kepala Butet. Seluruh kelas pun tertawa terbahak-bahak. Seketika itu juga Butet
terbelalak hingga wajahnya memerah. Butet rasanya ingin berteriak namun tidak
mampu. Butet hanya berjalan menuju meja guru dan langsung duduk sembari
mengeringkan dirinya yang basah kuyup.
Pertanyaan diskusi:
1. Apakah masalah yang dihadapi Butet? Uraikan dengan padat dan jelas.
Jawab :
Masalah yang dihadapi Butet adalah Butet menjadi seorang guru baru dan
mendapatkan amanah untuk menjadi wali kelas dari kelas yang sangat sulit dikelola,
sebagian besar peserta didik sangat aktif dan sering tidak mau mengikuti aturan
yang diberikan oleh guru-guru sebelumnya. Pertama kali masuk kelas, Butet
mendapatkan pengalaman buruk atau kejadian diluar dugaan. Setelah mengalami
hal tersebut, Butet mampu menahan amarah dan kekesalannya terhadap peserta
didik.
2. Sesuai dengan yang sudah dipelajari pada bagian sebelumnya, bagaimana
penerapan Kompetensi Sosial-Emosional (KSE) pada masalah tersebut?
Jawab :
Penerapan Kompetensi Sosial-Emosional (KSE) pada kasus tersebut yaitu Self-
management (manajemen diri) yang berarti kemampuan untuk mengatur emosi,
pemikiran dan perilaku secara efektif pada situasi yang berbeda. Selain itu, Butet
juga perlu meningkatkan Social-Awareness (kesadaran sosial) yaitu kemampuan
memahami perspektif yang berbeda termasuk berempati terhadap kondisi individu
dengan latar belakang yang berbeda. Hal ini dikarenakan peserta didik memiliki latar
belakang serta karakteristik yang berbeda-beda sehingga Butet perlu melakukan
pendekatan dengan mengajak peserta didik untuk mengobrol atau bermain bersama
kemudian Butet dapat menciptakan keterampilan sosial dengan semua peserta didik
di kelas.
Kasus 2
Dua bulan telah berlalu sejak peristiwa di hari pertama yang lalu. Butet mulai
terbiasa dengan ritme pekerjaan yang dimilikinya. Meskipun demikian, Butet
merasa lelah dan kehilangan semangat memasuki bulan ketiga. Pada bulan ketiga
ini merupakan jadwal penilaian masa percobaan Butet sebagai guru baru. Butet
merasa kesulitan mendekatkan diri dengan siswa siswi di kelasnya. Ada lima
siswa yang selalu tidak mengumpulkan tugas mandiri dan seringkali mengabaikan
peringatan yang diberikan oleh Butet saat proses belajar mengajar berlangsung.
Butet kemudian menjadi khawatir hasil evaluasi tiga bulanan ini akan terpengaruh
karena hal itu, sehingga Butet mencoba untuk mendekati kelima siswa tersebut.
Kelima siswa tersebut sama sekali tidak mengindahkan panggilan dari Butet. Butet
bingung dan merasa tidak berdaya.
Pertanyaan diskusi:
1. Apakah masalah yang dihadapi Butet? Uraikan dengan padat dan jelas.
Jawab :
Butet mulai terbiasa dengan ritme pekerjaan yang dimilikinya, namun mulai
merasa lelah dan kehilangan semangat saat memasuki bulan ketiga yang
merupakan jadwal penilaian masa percobaan Butet sebagai guru baru. Butet
berusaha mendekati kelima siswa yang selalu tidak mengumpulkan tugas dan
seringkali mengabaikan peringatan yang diberikan. Namun kelima siswa
tersebut sama sekali tidak mengindahkan panggilan dari Butet. Hal ini
menyebabkan Butet merasa khawatir akan hasil evaluasi yang akan dilakukan.
2. Sesuai dengan yang sudah dipelajari pada bagian sebelumnya, bagaimana
penerapan kompetensi Sosial-Emosional (KSE) pada masalah tersebut?
Jawab :
● Self management (manajemen diri) : Butet perlu meningkatkan manajemen
diri sehingga tidak akan khawatir dengan penilaian yang akan diterima.
Dengan manajemen diri yang baik, Butet akan memahami bahwa penilaian
yang diberikan orang lain berada diluar kendalinya, dan hal terpenting yang
perlu dilakukan adalah melakukan usaha terbaik dalam penilaian tersebut.
● Social awareness (kesadaran sosial) : Butet perlu meningkatkan kesadaran
sosial dengan mengetahui dahulu alasan dan latar belakang kelima siswanya
seringkali tidak mengumpulkan tugas. Hal tersebut seharusnya dilakukan
Butet dari awal, bukan ketika mendekati kegiatan evaluasi.
● Responsible Decision Making (Pengambilan keputusan yang bertanggung
jawab): Butet melakukan pendekatan ke 5 siswa tersebut karena Butet
khawatir akan berpengaruh terhadap hasil evaluasi selama 3 bulan.
● Social Awareness (Kesadaran sosial): Butet merasa mengalami penurunan
semangat karena terdapat 5 siswa yang tidak mengumpulkan tugas dan
seringkali mengabaikan peringatan yang diberikan oleh Butet. Solusinya Butet
melakukan pendekatan diri dengan siswanya dan mengenali latar belakang
siswa tersebut.
● Relationship skills (Keterampilan sosial): Solusi yang bisa dilakukan dalam
permasalahan tersebut adalah Butet dapat meminta bantuan dari guru BK
maupun dapat mengkomunikasikan masalah ini kepada kolega, seperti wali
kelas atau guru mata pelajaran lain apakah siswa tersebut juga melakukan
hal sama, sehingga permasalahan yang dihadapi Butet mendapatkan solusi
lain. Dengan bantuan dari guru lain, Butet dapat sedikit terbantu dalam
mencari solusi yang tepat.
Kasus 3
Satu semester akhirnya berhasil dilalui oleh Butet dengan segala tantangan dan
peristiwa yang beragam. Butet merasa senang walaupun masih sering khawatir
dirinya belum mampu menjadi contoh yang baik untuk anak-anak. Beberapa kali
di kelas, Butet sering berteriak saat ingin diperhatikan. Butet merasa bersalah
karena harus berteriak-teriak seperti itu, namun Butet pun bingung harus
bagaimana mencari perhatian siswa-siswanya itu. Akhirnya Butet pun
memutuskan untuk memberikan tugas di beberapa mata pelajaran. Hal ini
dilakukan Butet dengan harapan ada siswa yang bingung dan bertanya kepada
Butet terkait tugas tersebut. Setelah tugas diberikan, Butet menanti siswa-siswinya
akan bertanya, namun kenyataannya tidak ada yang bertanya. Butet kemudian
merasa diabaikan dan merasa dirinya semakin tidak berdaya.
Pertanyaan diskusi:
Apakah masalah yang dihadapi Butet? Uraikan dengan padat dan jelas.
Jawab :
masalah yang dialami Butet yakni kesulitan mencari perhatian peserta didiknya. ia
sudah berusaha untuk menciptakan pembelajaran yang baik dan memberikan
kesempatan peserta didik untuk mengeksplor dirinya dengan penugasan. akan
tetapi, respon yang diberikan anak-anak acuh tak acuh, mereka mengabaikan
perintahnya. hal itu membuat ia merasa diabaikan dan tidak dihargai dalam kelas
tersebut. perasaan tersebut mendorong butet menjadi tidak percaya diri dan merasa
tidak berdaya.
Sesuai dengan yang sudah dipelajari pada bagian sebelumnya, bagaimana
penerapan kompetensi Sosial-Emosional (KSE) pada masalah tersebut?
Jawab :
Penerapan Kompetensi Sosial-Emosional (KSE) pada masalah tersebut yaitu:
a. Self awareness (kesadaran diri) Butet menunjukkan bahwa dirinya sadar
belum bisa menjadi contoh untuk siswanya dan merasa bersalah sering
berteriak di dalam kelas. Namun, disisi lain Butet belum bisa memahami
alasan mengapa siswa sering mengabaikannya meskipun sudah mengajar
selama satu semester.
b. Self management (manajemen diri) Butet masih perlu diperbaiki karena dia
sering berteriak untuk mendapatkan perhatian dari peserta didik padahal hal
tersebut dapat menambah sikap cuek siswa kepada Butet.
c. Relationship skills (keterampilan sosial) Butet menunjukkan bahwa dirinya
belum bisa menjalin komunikasi dan relasi yang baik dengan siswa terbukti
dengan siswa yang masih menghiraukan dan tidak mengindahkan perintah
Butet.
d. Responsible Decision Making (pengambilan keputusan yang bertanggung
jawab) Butet masih perlu diperbaiki. Hal ini dibuktikan dengan keputusan Butet
untuk memberikan banyak tugas kepada siswa untuk mendapatkan perhatian
mereka. Keputusan tersebut kurang tepat sebab siswa akan merasa lebih
terbebani dan merasa bosan saat mengikuti kelasnya.
Jika tindakan yang tidak etis atau melanggar hukum dilakukan oleh seorang profesional
seperti seorang dokter atau pengacara, konsekuensi dapat sangat serius. Tindakan yang
tidak etis atau melanggar hukum dapat merugikan klien atau pasien dan dapat merusak
reputasi profesional yang bersangkutan. Selain itu, tindakan tersebut juga dapat berdampak
buruk pada profesi secara keseluruhan. Oleh karena itu, profesional harus mematuhi standar
etika dan hukum yang berlaku dalam profesi mereka dan memastikan bahwa mereka
melakukan tindakan yang bertanggung jawab dan menjaga integritas profesi mereka.

RUANG KOLABORASI_TOPIK1_NURUL FAELA SHUFA-PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL.pdf

  • 1.
    TOPIK 1 KOMPETENSI SOSIALEMOSIONAL BERDASARKAN KERANGKA COLLABORATIVE FOR ACADEMIC, SOCIAL, AND EMOTIONAL LEARNING (CASEL) Kelompok 5: Nurul Faela Shufa - 4201022208 Lina Malinda Eka Kartika Sari - 4201022210 Zuliana Krismonika - 4201022197 Lutfi Alifah – 4201022234 M. Anton Kuncoro - 4201022233 02.01.3-T1-3a Ruang Kolaborasi Kasus 1 Hari ini adalah pertama Butet masuk ke dalam kelas. Ia merasa sangat bersemangat namun juga merasa khawatir. Saat orientasi guru baru, Butet diberi pengarahan bahwa Butet akan menjadi wali kelas dari kelas yang sangat sulit dikelola. Sebagian besar anak-anak di kelas tersebut adalah anak-anak yang sangat aktif dan seringkali tidak mau mengikuti aturan yang diberikan dari guru- guru sebelumnya. Mendengar hal itu, Butet pun sudah mempersiapkan beberapa rencana dalam memperkenalkan dirinya di depan kelas nantinya. Ketika mendekati masuk ke kelas, Butet merasa khawatir namun cukup percaya diri bahwa dirinya akan mampu menghadapi mereka. Waktu menunjukkan pukul 07.00 WIB tepat, Butet memasuki ruangan kelas dan tiba-tiba seember air jatuh di atas kepala Butet. Seluruh kelas pun tertawa terbahak-bahak. Seketika itu juga Butet terbelalak hingga wajahnya memerah. Butet rasanya ingin berteriak namun tidak mampu. Butet hanya berjalan menuju meja guru dan langsung duduk sembari mengeringkan dirinya yang basah kuyup. Pertanyaan diskusi: 1. Apakah masalah yang dihadapi Butet? Uraikan dengan padat dan jelas. Jawab : Masalah yang dihadapi Butet adalah Butet menjadi seorang guru baru dan mendapatkan amanah untuk menjadi wali kelas dari kelas yang sangat sulit dikelola, sebagian besar peserta didik sangat aktif dan sering tidak mau mengikuti aturan yang diberikan oleh guru-guru sebelumnya. Pertama kali masuk kelas, Butet mendapatkan pengalaman buruk atau kejadian diluar dugaan. Setelah mengalami hal tersebut, Butet mampu menahan amarah dan kekesalannya terhadap peserta didik.
  • 2.
    2. Sesuai denganyang sudah dipelajari pada bagian sebelumnya, bagaimana penerapan Kompetensi Sosial-Emosional (KSE) pada masalah tersebut? Jawab : Penerapan Kompetensi Sosial-Emosional (KSE) pada kasus tersebut yaitu Self- management (manajemen diri) yang berarti kemampuan untuk mengatur emosi, pemikiran dan perilaku secara efektif pada situasi yang berbeda. Selain itu, Butet juga perlu meningkatkan Social-Awareness (kesadaran sosial) yaitu kemampuan memahami perspektif yang berbeda termasuk berempati terhadap kondisi individu dengan latar belakang yang berbeda. Hal ini dikarenakan peserta didik memiliki latar belakang serta karakteristik yang berbeda-beda sehingga Butet perlu melakukan pendekatan dengan mengajak peserta didik untuk mengobrol atau bermain bersama kemudian Butet dapat menciptakan keterampilan sosial dengan semua peserta didik di kelas. Kasus 2 Dua bulan telah berlalu sejak peristiwa di hari pertama yang lalu. Butet mulai terbiasa dengan ritme pekerjaan yang dimilikinya. Meskipun demikian, Butet merasa lelah dan kehilangan semangat memasuki bulan ketiga. Pada bulan ketiga ini merupakan jadwal penilaian masa percobaan Butet sebagai guru baru. Butet merasa kesulitan mendekatkan diri dengan siswa siswi di kelasnya. Ada lima siswa yang selalu tidak mengumpulkan tugas mandiri dan seringkali mengabaikan peringatan yang diberikan oleh Butet saat proses belajar mengajar berlangsung. Butet kemudian menjadi khawatir hasil evaluasi tiga bulanan ini akan terpengaruh karena hal itu, sehingga Butet mencoba untuk mendekati kelima siswa tersebut. Kelima siswa tersebut sama sekali tidak mengindahkan panggilan dari Butet. Butet bingung dan merasa tidak berdaya. Pertanyaan diskusi: 1. Apakah masalah yang dihadapi Butet? Uraikan dengan padat dan jelas. Jawab : Butet mulai terbiasa dengan ritme pekerjaan yang dimilikinya, namun mulai merasa lelah dan kehilangan semangat saat memasuki bulan ketiga yang merupakan jadwal penilaian masa percobaan Butet sebagai guru baru. Butet berusaha mendekati kelima siswa yang selalu tidak mengumpulkan tugas dan seringkali mengabaikan peringatan yang diberikan. Namun kelima siswa tersebut sama sekali tidak mengindahkan panggilan dari Butet. Hal ini menyebabkan Butet merasa khawatir akan hasil evaluasi yang akan dilakukan.
  • 3.
    2. Sesuai denganyang sudah dipelajari pada bagian sebelumnya, bagaimana penerapan kompetensi Sosial-Emosional (KSE) pada masalah tersebut? Jawab : ● Self management (manajemen diri) : Butet perlu meningkatkan manajemen diri sehingga tidak akan khawatir dengan penilaian yang akan diterima. Dengan manajemen diri yang baik, Butet akan memahami bahwa penilaian yang diberikan orang lain berada diluar kendalinya, dan hal terpenting yang perlu dilakukan adalah melakukan usaha terbaik dalam penilaian tersebut. ● Social awareness (kesadaran sosial) : Butet perlu meningkatkan kesadaran sosial dengan mengetahui dahulu alasan dan latar belakang kelima siswanya seringkali tidak mengumpulkan tugas. Hal tersebut seharusnya dilakukan Butet dari awal, bukan ketika mendekati kegiatan evaluasi. ● Responsible Decision Making (Pengambilan keputusan yang bertanggung jawab): Butet melakukan pendekatan ke 5 siswa tersebut karena Butet khawatir akan berpengaruh terhadap hasil evaluasi selama 3 bulan. ● Social Awareness (Kesadaran sosial): Butet merasa mengalami penurunan semangat karena terdapat 5 siswa yang tidak mengumpulkan tugas dan seringkali mengabaikan peringatan yang diberikan oleh Butet. Solusinya Butet melakukan pendekatan diri dengan siswanya dan mengenali latar belakang siswa tersebut. ● Relationship skills (Keterampilan sosial): Solusi yang bisa dilakukan dalam permasalahan tersebut adalah Butet dapat meminta bantuan dari guru BK maupun dapat mengkomunikasikan masalah ini kepada kolega, seperti wali kelas atau guru mata pelajaran lain apakah siswa tersebut juga melakukan hal sama, sehingga permasalahan yang dihadapi Butet mendapatkan solusi lain. Dengan bantuan dari guru lain, Butet dapat sedikit terbantu dalam mencari solusi yang tepat. Kasus 3 Satu semester akhirnya berhasil dilalui oleh Butet dengan segala tantangan dan peristiwa yang beragam. Butet merasa senang walaupun masih sering khawatir dirinya belum mampu menjadi contoh yang baik untuk anak-anak. Beberapa kali di kelas, Butet sering berteriak saat ingin diperhatikan. Butet merasa bersalah karena harus berteriak-teriak seperti itu, namun Butet pun bingung harus bagaimana mencari perhatian siswa-siswanya itu. Akhirnya Butet pun memutuskan untuk memberikan tugas di beberapa mata pelajaran. Hal ini dilakukan Butet dengan harapan ada siswa yang bingung dan bertanya kepada Butet terkait tugas tersebut. Setelah tugas diberikan, Butet menanti siswa-siswinya akan bertanya, namun kenyataannya tidak ada yang bertanya. Butet kemudian merasa diabaikan dan merasa dirinya semakin tidak berdaya.
  • 4.
    Pertanyaan diskusi: Apakah masalahyang dihadapi Butet? Uraikan dengan padat dan jelas. Jawab : masalah yang dialami Butet yakni kesulitan mencari perhatian peserta didiknya. ia sudah berusaha untuk menciptakan pembelajaran yang baik dan memberikan kesempatan peserta didik untuk mengeksplor dirinya dengan penugasan. akan tetapi, respon yang diberikan anak-anak acuh tak acuh, mereka mengabaikan perintahnya. hal itu membuat ia merasa diabaikan dan tidak dihargai dalam kelas tersebut. perasaan tersebut mendorong butet menjadi tidak percaya diri dan merasa tidak berdaya. Sesuai dengan yang sudah dipelajari pada bagian sebelumnya, bagaimana penerapan kompetensi Sosial-Emosional (KSE) pada masalah tersebut? Jawab : Penerapan Kompetensi Sosial-Emosional (KSE) pada masalah tersebut yaitu: a. Self awareness (kesadaran diri) Butet menunjukkan bahwa dirinya sadar belum bisa menjadi contoh untuk siswanya dan merasa bersalah sering berteriak di dalam kelas. Namun, disisi lain Butet belum bisa memahami alasan mengapa siswa sering mengabaikannya meskipun sudah mengajar selama satu semester. b. Self management (manajemen diri) Butet masih perlu diperbaiki karena dia sering berteriak untuk mendapatkan perhatian dari peserta didik padahal hal tersebut dapat menambah sikap cuek siswa kepada Butet. c. Relationship skills (keterampilan sosial) Butet menunjukkan bahwa dirinya belum bisa menjalin komunikasi dan relasi yang baik dengan siswa terbukti dengan siswa yang masih menghiraukan dan tidak mengindahkan perintah Butet. d. Responsible Decision Making (pengambilan keputusan yang bertanggung jawab) Butet masih perlu diperbaiki. Hal ini dibuktikan dengan keputusan Butet untuk memberikan banyak tugas kepada siswa untuk mendapatkan perhatian mereka. Keputusan tersebut kurang tepat sebab siswa akan merasa lebih terbebani dan merasa bosan saat mengikuti kelasnya. Jika tindakan yang tidak etis atau melanggar hukum dilakukan oleh seorang profesional seperti seorang dokter atau pengacara, konsekuensi dapat sangat serius. Tindakan yang tidak etis atau melanggar hukum dapat merugikan klien atau pasien dan dapat merusak reputasi profesional yang bersangkutan. Selain itu, tindakan tersebut juga dapat berdampak buruk pada profesi secara keseluruhan. Oleh karena itu, profesional harus mematuhi standar etika dan hukum yang berlaku dalam profesi mereka dan memastikan bahwa mereka melakukan tindakan yang bertanggung jawab dan menjaga integritas profesi mereka.