30/10/2014 SISTEM EKSKRESI 1
BIOLOGI XI SEMESTER iI 
OLEH 
HANIK ROHMAH ROBI`AH, M.Si 
SMA JENDERAL SUDIRMAN 
KALIPARE 
2 Kamis, 30 Oktober 2014 SISTEM IMUN
Indikator : 
1. Menjelaskan peranan dan mekanisme pertahanan 
nonspesifik pada kulit dan membran mukosa 
sebagai garis pertahanan pertama tubuh; 
2. Menjelaskan peranan dan mekanisme fagositosis sel 
darah putih pada pertahanan nonspesifik sebagai 
garis pertahanan kedua tubuh; 
3. Menjelaskan mekanisme respons peradangan dan 
protein anti mikroba untuk menghancurkan mikroba 
penyerang tubuh; 
4. Menjelaskan pengertian antibodi dan antigen 
5. Menjelaskan peranan limfosit dan antibodi sebagai 
mekanisme pertahanan spesifik; 
6. Menjelaskan penyebab dan akibat kelainan dan 
gangguan pada sistem imun. 
SISTEM IMUN 3 Kamis, 30 Oktober 2014
Sistem Pertahanan Tubuh (sistem imun) 
• merupakan suatu mekanisme yang digunakan 
badan untuk mempertahankan keutuhan tubuh, 
sebagai perlindungan terhadap bahaya yang dapat 
ditimbulkan berbagai bahan dalam lingkungan 
hidup khususnya serangan bibit penyakit 
• Bibit penyakit dapat berupa bakteri, virus, dan 
mikroorganisme lainya. 
• Bersin juga merupakan bentuk mekanisme 
pertahanan tubuh manusia, karena ketika bersin 
benda asing yang masuk melalui pernapasan akan 
dikeluarkan oleh silia trakea 
Ilmu yang mempelajari sistem imun = immunologi 
SISTEM IMUN 4 Kamis, 30 Oktober 2014
Sistem Imun 
Fungsinya: 
1. 1. Melindungi tubuh dari invasi penyebab penyakit 
(antigen); 
dengan menghancurkan & menghilangkan 
mikroorganisme 
atau substansi asing (bakteri, parasit, jamur, dan 
virus, serta tumor) yang masuk ke dalam tubuh 
2. Menghilangkan jaringan atau sel yg mati atau rusak 
(debris sel) untuk perbaikan jaringan. 
3. Mengenali dan menghilangkan sel yang abnormal 
 Sasaran utama: bakteri patogen & virus 
 Leukosit mrpkn sel imun utama (disamping sel plasma, 
makrofag, & sel mast) 
Kamis, 30 Oktober 2014 SISTEM IMUN 5
Beberapa Lapis Sistem Pertahanan Tubuh 
(sistem imun) 
SISTEM IMUN 6 Kamis, 30 Oktober 2014
Sistem Pertahanan Tubuh 
dibedakan atas : 
A. Sistem pertahanan tubuh nonspesifik 
B. Sistem pertahanan tubuh spesifik 
SISTEM IMUN 7 Kamis, 30 Oktober 2014
A. Sistem pertahanan tubuh 
nonspesifik 
• Merupakan sistem pertahanan yang dapat mendeteksi 
adanya benda asing & melindungi tubuh dari kerusakan yang 
diakibatkannya, namun tidak dapat mengenali secara 
spesifik benda asing yang masuk ke dalam tubuh dan 
tidak mampu membedakan mikroorganisme patogen satu 
dengan lainnya. 
• Sistem ini merupakan pertahanan pertama terhadap infeksi. 
• Sistem pertahanan tubuh nonspesifik terbagi 
atas dua jenis, yaitu 
• a) eksternal dan 
• b) internal. 
SISTEM IMUN 8 Kamis, 30 Oktober 2014
a) Sistem pertahanan tubuh 
nonspesifik eksternal 
meliputi : 
1.Rintangan fisik terdiri dari 
• jaringan kulit 
• epitel 
• membran mukosa 
2. Rintangan kimia terdiri dari 
• keringat, 
• air mata, 
• mukus/mukosa, 
• saliva 
3. Rintangan mekanik terdiri dari 
• lendir dari membran mukosa 
• silia pada trakea 
SISTEM IMUN 9 Kamis, 30 Oktober 2014
Sistem pertahanan tubuh nonspesifik eksternal 
 Jaringan kulit 
Permukaan kulit mencegah mikroorganisme patogen 
memasuki tubuh. Kulit yang utuh, secara normal tidak dapat 
dimasuki bakteri atau virus 
 Jaringan epitel 
Merupakan lapisan sel yang melapisi permukaan bagian 
tubuh, baik di luar maupun di dalam rongga. 
Sel-sel epitel tersusun rapat sehingga tidak terdapat rongga 
antarsel dan berfungsi sebagai alat pertahanan atau 
pelindung yang menghasilkan sel keratin & lysozim untuk 
mematikan mikroba. 
 Membran mukosa 
Terdapat pada saluran pencernaan, pernapasan, dan saluran 
kelamin, berfungsi sebagai penghalang mikroorganisme 
memasuki Kamis, 30 Oktober tubuh 
2014 
SISTEM IMUN 10
Sistem pertahanan tubuh nonspesifik eksternal 
Keringat 
Sekresi kelenjar keringat pada kulit membuat keasaman (pH) permukaan kulit 
pada kisaran 3–5. Kondisi tersebut cukup asam dan mencegah banyak 
mikroorganisme berkoloni di kulit. 
air mata, mukus/mukosa, saliva : 
mengandung zat yang menyebabkan perusakan secara cepat (lisis) pada bakteri, 
tetapi tidak berbahaya terhadap jaringan tubuh yakni enzim lysozyme 
(lisozim) yang berfungsi mengkatalisis hidrolisis molekul dinding sel bakteri. 
Membran mukosa pada saluran pencernaan, pernapasan, dan saluran kelamin, 
berfungsi juga sebagai penghalang mikroorganisme memasuki tubuh. 
lendir dari membran mukosa pada saluran pernapasan 
berfungsi memerangkap bakteri yang masuk, 
silia pada trakea 
untuk menahan debu/kotoran dan kuman masuk ke saluran bronkus dan hasil 
sekresi jaringan tersebut. 
SISTEM IMUN 11 Kamis, 30 Oktober 2014
b) Sistem pertahanan tubuh 
nonspesifik internal 
Sistem pertahanan tubuh nonspesifik internal merupakan 
pertahanan tubuh dalam jaringan. 
Sistem ini akan bekerja pada mikroba atau zat asing yang 
dapat melewati pertahanan terluar tubuh yakni sistem 
pertahanan nonspesifik eksternal. 
Pertahanan tubuh nonspesifik internal meliputi : 
• zat/sinyal kimia (kemotaksis) 
• sel-sel fagosit (sel pemakan) utama terdiri dari : neutrofil, 
monosit (makrofag), dan eosinofil. Disamping itu 
terdapat juga sel Kupffer dalam hati, sel-sel mikroglial 
pada otak 
• Sel pembunuh alami (Natural killer cell) 
• protein antimikroba meliputi : interferon dan protein 
komplemen 
SISTEM IMUN 12 Kamis, 30 Oktober 2014
Kemotaksis adalah zat kimiawi yang dikeluarkan oleh sel-sel 
tubuh yang terinfeksi oleh mikroba, bisa berupa : 
Histamin, prostaglandin dan bradikinin yang 
dihasilkan oleh sel basofil dan sel mastosit yang terdapat pada 
jaringan ikat 
Histamin adalah suatu zat yang dihasilkan mastosit sebagai 
reaksi terhadap antigen yang sesuai dan berfungsi 
meningkatkan permeabilitas kapiler darah 
Bradikinin zat yang terlepas dari jaringan yang rusak atau 
terluka sehingga mengaktifkan reseptor rasa sakit 
Prostaglandin adalah zat yang dihasilkan hipotalamus yang 
dapat memicu adanya demam atau panas tubuh 
Fungsi kemotaksis ini 
Sebagai penanda telah terjadi infeksi zat asing pada 
jaringan, dapat memicu inflamasi/peradangan 
SISTEM IMUN 13 Kamis, 30 Oktober 2014
Sel Fagosit terdiri dari : 
1.Neutrofil 
• Neutrofil dalam darah putih merupakan yang terbanyak, sekitar 60- 
70%. 
• Sel neutrofil mendekati sel yang diserang mikroba dengan adanya 
sinyal kimiawi (kemotaksis). 
• Neutrofil dapat meninggalkan peredaran darah menuju jaringan yang 
terinfeksi dan membunuh mikroba penyebab infeksi. 
• setelah sel neutrofil menghancurkan mikroba, mereka pun akan mati. 
2. Sel monosit 
• Sel monosit, meski hanya sebanyak 5% dari seluruh sel darah putih, 
memberikan pertahanan fagosit yang efektif. 
• Setelah mengalami pematangan, sel monosit bersirkulasi dalam darah 
untuk beberapa jam. 
• Setelah itu, bergerak menuju jaringan dan berubah menjadi makrofag. 
• Sel mirip Amoeba ini mampu memanjangkan pseudopodia untuk 
menarik mikroba yang akan dihancurkan enzim perncernaannya. 
SISTEM IMUN 14 Kamis, 30 Oktober 2014
Sel Fagosit 
3. eosinofil 
• Eosinofil sekitar 1,5% sel darah putih 
• Eosinofil memiliki aktivitas fagositosit yang terbatas, 
namun mengandung enzim penghancur di dalam granul 
sitoplasmanya yang berperan dalam pertahanan tubuh 
terhadap cacing parasit. 
• Eosinofil memposisikan diri di permukaan cacing dan 
menyekresikan enzim dari granul untuk menghancurkan 
cacing tersebut 
SISTEM IMUN 15 Kamis, 30 Oktober 2014
Sel dlm Sistem Imun 
Kamis, 30 Oktober 2014 SISTEM IMUN 16
Kamis, 30 Oktober 2014 SISTEM IMUN 17
Inflamasi/ Peradangan 
 Merupakan respons lokal tubuh thd infeksi atau 
perlukaan 
 Tidak spesifik hanya untuk infeksi mikroba, 
tetapi respons yg sama juga terjadi pada 
perlukaan akibat suhu dingin, panas, atau 
trauma 
 Pemeran utama: fagosit, a.l: neutrofil, monosit, 
& makrofag 
Kamis, 30 Oktober 2014 SISTEM IMUN 18
Mekanisme inflamasi dan fagositosis 
1. Jaringan kulit mengalami luka 
2. Patogen masuk menginfeksi 
3. Sel terinfeksi mengeluarkan tanda berupa senyawa kimia 
4. Sel Basofil melepaskan histamin dan prostaglandin 
5. Terjadi pelebaran pembuluh kapiler darah (vasodilatasi) 
6. Menyebabkan bertambahnya aliran darah pada daerah terluka 
7. Daerah terinfeksi menjadi kemerahan dan hangat 
8. Jaringan menjadi bengkak (radang/inflamasi), memicu sel 
mastosit pada jaringan ikat melepaskan kemokin yakni 
bradikinin dan histamin 
9. Kemokin merangsang saraf untuk meningkatkan permeabilitas 
pembuluh darah 
SISTEM IMUN 19 Kamis, 30 Oktober 2014
Mekanisme inflamasi dan fagositosis 
11. permeabilitas pembuluh memudahkan terjadinya perpindahan 
sel-sel fagosit (neutrofil & monosit) dari pembuluh darah ke 
jaringan terluka/terinfeksi 
12. Satu neutrofil mampu memfagositosis 5-20 bakteri 
13. Selama neutrofil bekerja, sel monosit mengalami pembesaran 
dan menghasilkn banyak lisosom (± selama 12 jam) 
14. Lisosom menjadi makrofag dan menggantikan peran neutrofil 
yang akan mati setelah melakukan fagositosit 
15. Makrofag mampu menelan 100 sel bakteri dan sel terinfeksi 
16. Terjadi proses endositosis oleh makrofag 
17. Sel bakteri dan sel terinfeksi dicerna dalam fagolisosom oleh 
enzim hidrolisis 
18. Sel yang selesai dicerna dikeluarkan melalui eksositosis 
SISTEM IMUN 20 Kamis, 30 Oktober 2014
Mekanisme inflamasi dan fagositosis 
Respons peradangan sebagai suatu sistem imunitas. 
1) ketika kulit ditembus, bakteri langsung menyerang jaringan. Sel yang 
terinfeksi melepaskan histamin. 
2) histamin merangsang pembesaran/dibatasi pori prakapiler sehingga 
fagosit dan cairan keluar menuju jaringan yang diserang. 
3) sel-sel fagosit menelan semua bakteri penyerang dan sel-sel yang 
telah rusak. 
SISTEM IMUN 21 Kamis, 30 Oktober 2014
Mekanisme inflamasi dan fagositosis 
 Setelah infeksi tertanggulangi, beberapa neutrofil 
akhirnya mati seiring dengan matinya jaringan sel 
dan bakteri. 
 Sel-sel yang masih hidup membentuk nanah. 
Terbentuknya nanah ini merupakan indikator bahwa 
infeksi telah sembuh. 
 Jadi reaksi inflamatori sebagai sinyal 
adanya bahaya dan sebagai perintah 
agar sel darah putih memakan bakteri 
yang menginfeksi tubuh. 
SISTEM IMUN 22 Kamis, 30 Oktober 2014
Respons Tubuh pada Sistem Pertahanan Tubuh 
Nonspesifik 
• Infeksi mikroba patogen direspons oleh tubuh 
dengan reaksi peradangan (inflamasi) dan 
demam. 
• Radang merupakan reaksi tubuh terhadap 
kerusakan sel-sel tubuh yang disebabkan oleh 
infeksi, zat-zat kimia, ataupun gangguan fisik 
lainnya, seperti benturan dan panas. 
• Gejala radang dapat berupa bisul, bengkak, gatal 
sakit, panas , kulit memerah dan gangguan 
fungsi dari daerah yang terkena radang. 
SISTEM IMUN 23 Kamis, 30 Oktober 2014
Respons Tubuh pada Sistem Pertahanan Tubuh Nonspesifik 
• Demam merupakan salah satu respons tubuh terhadap 
radang. Ketika demam, suhu tubuh akan naik melebihi suhu 
tubuh normal. 
• Bakteri, virus, sel-sel kanker, dan sel-sel terinfeksi 
menghasilkan zat yang disebut pyrogenexogen. 
• Zat tersebut merangsang makrofag dan monosit 
mengeluarkan zat pyrogen-endogen yang merangsang 
hipotalamus menaikkan suhu tubuh sehingga timbul perasaan 
dingin, menggigil, dan suhu tubuh yang meningkat. 
• Suhu tubuh yang tinggi dapat mematikan bakteri dan virus. 
Kemudian, metabolisme, reaksi kimia, dan sel-sel darah putih 
akan lebih aktif dan cepat sehingga mempercepat 
penyembuhan. 
• Namun efeknya sakit kepala, pusing, lesu, kejang, dan 
kerusakan otak permanen yang membahayakan tubuh dapat 
terjadi akibat naiknya suhu tubuh 
SISTEM IMUN 24 Kamis, 30 Oktober 2014
Sel Natural Killer (NK) 
 Merusak sel yg terinfeksi virus & sel kanker 
dengan melisiskan membran sel pd paparan I 
 Kerjanya = sel T sitotoksik, ttp lebih cepat, 
non-spesifik, & bekerja sebelum sel T 
sitotoksik mnjd lebih banyak & berfungsi 
Kamis, 30 Oktober 2014 SISTEM IMUN 25
Interferon 
Protein antimikroba 
 Interferon adalah sekumpulan protein yang 
disekresikan oleh sel tubuh saat sel diserang 
virus 
 Interferon mengganggu replikasi virus 
(antivirus); ‘interfere’ 
 Interferon juga memperlambat pembelahan & 
pertumbuhan sel tumor dgn meningkatkan 
potensi sel NK & sel T sitotoksik (antikanker) 
 Peran interferon yg lain: meningkatkan 
aktivitas fagositosis makrofag & merangsang 
produksi antibodi 
Kamis, 30 Oktober 2014 SISTEM IMUN 26
Mekanisme pertahanan dengan Interferon 
Kamis, 30 Oktober 2014 SISTEM IMUN 27
Protein antimikroba 
Sistem/protein Komplemen 
Sistem ini diaktifkan oleh: 
(1) paparan rantai karbohidrat yg ada pd 
permukaan mikroorganisme yg tdk ada pd sel 
manusia 
(2) paparan antibodi yang diproduksi spesifik 
untuk zat asing tertentu oleh sistem imun 
Bekerja sbg ‘komplemen’ dari kerja antibodi 
Kamis, 30 Oktober 2014 SISTEM IMUN 28
aktivasi protein komplemen menyebabkan : 
1. Berikatan dg basofil & 
sel mast & menginduksi 
penglepasan histamin 
 reaksi inflamasi 
2. Berperan sbg faktor 
kemotaksis yang 
meningkatkan 
fagositosis 
3. Berikatan dg permukaan 
bakteri & bekerja sbg 
opsonin (opsonisasi)  
fagositosis 
4. Menempel pd membran 
& membentuk struktur 
berbentuk tabung yg 
melubangi membran sel 
& menyebabkan lisis 
sel. 
Kamis, 30 Oktober 2014 SISTEM IMUN 29
B. Sistem pertahanan tubuh spesifik 
• sistem pertahanan tubuh spesifik bekerja hanya jika 
patogen tertentu memasuki tubuh dan telah melewati 
sistem pertahanan tubuh nonspesifik internal 
• Pertahanan tubuh spesifik ini dipicu oleh antigen 
(antibody generating), yakni zat asing yang menjadi 
bagian permukaan virus, bakteri, atau patogen lain. 
• Semua zat asing yang memicu terbentuknya antibodi 
pada sistem kekebalan tubuh disebut antigen. 
Antigen asing bagi manusia dapat berupa : 
1. Virus, Bakteri, Jamur, Protozoa 
2. Antigen juga dapat berupa karbohidrat, lemak, atau 
protein yang bukan dari mikroorganisme, misal dari 
serbuk sari dan debu 
SISTEM IMUN 30 Kamis, 30 Oktober 2014
Sistem pertahanan tubuh spesifik 
• Antibodi merupakan suatu protein globulin yang 
diproduksi oleh limfosit B yang dapat menghancurkan 
antigen yang masuk. 
• Selain pada mikroorganisme patogen, antigen terdapat 
juga pada zat asing seperti kulit atau jaringan hasil 
cangkok organ. 
• Sistem kekebalan tubuh spesifik mampu mengingat 
antigen yang pernah menyerang dan telah mempersiapkan 
diri lebih baik dan efektif jika patogen tersebut menyerang 
kembali. 
• Hal ini menjelaskan mengapa jika kita telah terkena 
penyakit cacar sewaktu kecil, kita tidak akan terkena lagi di 
kemudian hari 
SISTEM IMUN 31 Kamis, 30 Oktober 2014
Sistem pertahanan tubuh spesifik 
• Respons sistem kekebalan tubuh spesifik 
terhadap kehadiran antigen dapat dibedakan atas 
dua cara, yaitu : 
•imunitas humoral dan 
•imunitas seluler 
SISTEM IMUN 32 Kamis, 30 Oktober 2014
Respons sel B dan sel T terhadap antigen penginfeksi. 
IMUNITAS 
HUMORAL 
IMUNITAS 
SELULAR 
SISTEM IMUN 33 Kamis, 30 Oktober 2014
Sistem pertahanan tubuh spesifik 
a. Imunitas Humoral 
• Imunitas humoral menghasilkan pembentukan antibodi yang 
disekresikan oleh sel limfosit B. 
• Antibodi ini berada dalam plasma darah dan cairan limfa 
(dahulu disebut cairan humor) dalam bentuk protein. 
• Pembentukan antibodi ini dipicu oleh kehadiran antigen. 
• Antibodi secara spesifik akan bereaksi dengan antigen. 
Spesifik, berarti antigen A hanya akan berekasi dengan 
dengan antibodi A, tidak dengan antibodi B. 
• Antibodi umumnya tidak secara langsung menghancurkan 
antigen yang menyerang. Namun, pengikatan antara antigen 
dan antibodi merupakan dasar dari kerja antibodi dalam 
kekebalan tubuh. 
SISTEM IMUN 34 Kamis, 30 Oktober 2014
Imunitas Humoral Sistem pertahanan tubuh spesifik 
• Terdapat empat cara antibodi 
menghancurkan antigen : 
1)netralisasi, 
2)penggumpalan, 
3)pengendapan, dan 
4)pengaktifan sistem komplemen (protein 
komplemen) 
SISTEM IMUN 35 Kamis, 30 Oktober 2014
Cara antibodi menghancurkan patogen pada imunitas humoral 
Prinsipnya kerja antibodi dalam mengikat antigen adalah terjadi 
pengikatan antigen oleh antibodi, yang selanjutnya antigen yang telah 
diikat antibodi akan dimakan oleh sel makrofag ataupun dilisiskan oleh 
enzim hidrolase. 
Berikut ini adalah cara pengikatan antigen oleh antibodi. 
1) Netralisasi 
• Antibodi juga menetralisasi virus dengan cara mengikat bagian 
tertentu virus pada sel inang. 
• Dengan terjadinya netralisasi maka efek merugikan dari antigen 
atau toksik dari patogen dapat dikurangi 
2) Penggumpalan 
• Penggumpalan partikel-partikel antigen dapat dilakukan karena 
struktur antibodi yang memungkinkanuntuk melakukan pengikatan 
lebih dari satu antigen. 
• Molekul antibodi memiliki sedikitnya dua tempat pengikatan 
antigen yang dapat bergabung dengan antigen-antigen yang 
berdekatan. 
• Gumpalan atau kumpulan bakteri akan memudahkan sel fagositik 
(makrofag) untuk menangkap dan memakan bakteri secara cepat. 
SISTEM IMUN 36 Kamis, 30 Oktober 2014
Cara antibodi menghancurkan patogen pada imunitas humoral 
3) Pengendapan 
• Prinsip pengendapan hampir sama dengan 
penggumpalan, tetapi pada pengendapan antigen 
yang dituju berupa antigen yang larut. 
• Pengikatan antigen-antigen tersebut membuatnya 
dapat diendapkan, sehingga selsel makrofag mudah 
dalam menangkapnya. 
4) Aktifasi Protein Komplemen (opsonisasi dan sitolisis) 
• Antibodi akan bekerja sama dengan protein 
komplemen untuk melakukan penyerangan terhadap 
sel asing. 
• Pengaktifan protein komplemen akan menyebabkan 
terjadinya luka pada membran sel asing. 
• Pembentukan luka atau pori ini menyebabkan lisozim 
dapat masuk dan sel patogen tersebut akan hancur 
(lisis) 
SISTEM IMUN 37 Kamis, 30 Oktober 2014
Cara antibodi menghancurkan patogen pada imunitas humoral 
SISTEM IMUN 38 Kamis, 30 Oktober 2014
Antibodi/Imunoglobulin (Ig) 
Berdasarkan perannya antibodi dikelompokkan menjadi 5 kelas: 
1. Ig M  antibodi pertama yang disekresikan sebagai respons 
kekebalan tubuh, 
• berperan sbg reseptor permukaan sel B. 
• Setelah mengikat antigen, IgM memicu aktifnya protein 
komplemen. 
• IgM juga dapat mengikat antigen atau patogen menjadi gumpalan 
sehingga memudahkan fagositosis makrofag. 
2. Ig G  Jumlah IgG paling banyak dan tahan lama di darah, 
• diproduksi jika tubuh berespons thd antigen yg sama 
mengaktifkan protein komplemen dan menetralkan banyak racun. 
• IgG merupakan satu-satunya antibodi yang dapat melewati 
plasenta dan menjaga janin dengan kekebalan tubuh ibunya. 
• IgG juga disekresikan dalam kolostrum. 
• Ig M & IgG berperan jika tjd invasi bakteri & virus serta aktivasi 
komplemen. 
• IgG dan IgA mencegah masuknya virus atau bakteri melalui 
jaringan epitel mukosa sistem pencernaan, pernapasan, dan 
saluran reproduksi. 
Kamis, 30 Oktober 2014 SISTEM IMUN 39
Antibodi/Imunoglobulin (Ig) 
3. Ig E  melindungi tubuh dr infeksi parasit & mrp mediator pd 
reaksi alergi; 
• melepaskan histamin dari basofil & sel mast. memicu peradangan 
jika cacing parasit menyerang tubuh. IgE juga berperan dalam 
reaksi alergi. 
4. Ig A  ditemukan pd sekresi sistem perncernaan, pernapasan, & 
perkemihan (cth: pd airmata & ASI). 
• IgA ditemukan juga pada air liur, air mata, dan kolostrum. 
• IgG IgA mencegah masuknya virus atau bakteri melalui jaringan 
epitel mukosa sistem pencernaan, pernapasan, dan saluran 
reproduksi. IgA ditemukan juga pada air liur, air mata, dan 
kolostrum. 
5. Ig D  terdapat pada banyak permukaan sel B; mengenali antigen 
pd sel B. 
• IgD tidak mengaktifkan sistem komplemen dan tidak dapat 
melewati plasenta. IgD diduga berfungsi dalam diferensi sel 
limfosit B menjadi sel plasma dan sel B memori. 
Kamis, 30 Oktober 2014 SISTEM IMUN 40
Sistem pertahanan tubuh spesifik 
b. Imunitas Seluler 
• Tugas utama imunitas seluler adalah 
menghancurkan sel tubuh yang telah terinfeksi 
patogen, misalnya oleh bakteri atau virus. 
• Imunitas seluler bergantung pada peran 
langsung sel limfosit T dalam menghancurkan 
patogen. Sel T menghancurkan dengan 
menghasilkan enzim hidrolase (melisiskan sel) 
dan tidak memproduksi antibodi. 
SISTEM IMUN 41 Kamis, 30 Oktober 2014
b. Imunitas Seluler Sistem pertahanan tubuh spesifik 
Mekanisme Imunitas Seluler adalah : 
1. sel limfosit mengalami kontak pertama dengan sebuah antigen 
asing 
2. Sel limfosit T dalam jaringan limfatik akan membesar 
diameternya. 
3. Setelah itu, membelah dan berdiferensiasi menjadi beberapa 
sub populasi sel T antara lain : 
• sel T penolong (helper T cell) 
• sel T sitotoksik (cytotoxic T cell) 
• sel T supressor (supressor T cell) 
• sel T memori (memory T cell) 
4. Bakteri atau virus yang telah menyerang sel tubuh akan 
memperbanyak diri dalam sel tubuh tersebut. 
5. Sel yang terinfeksi memiliki antigen asing milik virus atau 
bakteri yang menyerangnya. 
6. sel T penolong (helper T cell)menghasilkan sekret yang dapat 
mengaktifkan sel T (dan juga sel B) 
SISTEM IMUN 42 Kamis, 30 Oktober 2014
b. Imunitas Seluler Sistem pertahanan tubuh spesifik 
Mekanisme Imunitas Seluler : 
7. Sel T sitotoksik aktif membawa reseptor yang dapat berikatan 
dengan antigen sel terinfeksi. 
8. Setelah berikatan dengan sel yang terinfeksi, sel T sitotoksik 
menghasilkan protein perforin yang dapat melubangi membran sel 
terinfeksi. 
9. Dengan adanya lubang, enzim sel T dapat masuk dan 
menyebabkan kematian pada sel terinfeksi beserta patogen yang 
menyerangnya. 
• sel T supressor (supressor T cell) menekan respons 
kekebalan dengan memperlambat laju pembelahan sel T dan 
membatasi produksi antibodi oleh sel B. Proses ini berlangsung 
apabila infeksi telah berhasil ditangani 
• sel T memori (memory T cell)“mengingat” antigen yang telah 
masuk ke dalam tubuh. Jika antigen yang sama menyerang 
tubuh lagi, maka akan terjadi respons sekunder yang lebih 
cepat dan kuat. Sehingga antigen dapat dihancurkan sebelum 
terjadi demam atau radang 
SISTEM IMUN 43 Kamis, 30 Oktober 2014
Mekanisme Imunitas Seluler 
1 
2 
3 
4 
5 
6 
SISTEM IMUN 44 Kamis, 30 Oktober 2014
RINGKASAN 
SISTEM IMUN 45 Kamis, 30 Oktober 2014
Alergi 
Respon ini merupakan respon imun yang disebut alergi. Dalam 
peristiwa alergi limfosit T sangat berperan, selain itu antibodi juga 
berperan. Apabila orang terkena suatu alergen, antibodi IgE akan 
merangsang sel mast mengeluarkan histamin..
ALERGI 
• Walaupun sistem imun berfungsi melindungi tubuh, tetapi saat 
sistem ini bereaksi pada molekul asing dalam lingkungan 
secara berlebihan akan timbul alergi. 
• Alergi merupakan respons sistem kekebalan tubuh yang 
hipersensitif untuk melawan antigen. 
• Alergi dapat disebabkan oleh beberapa hal, misalnya debu, 
bulu kucing, benang sari, dan makanan. Penyebab alergi 
disebut dengan alergen. 
• Proses alergi dimulai ketika : 
1) alergen masuk ke dalam tubuh. 
2) antibodi IgE dibentuk seperti halnya sel memori B dan T. 
3) Antibodi yang dihasilkan akan berikatan dengan mastosit. 
4) Mastosit melepaskan butir-butir halus yang disebut histamin. 
5) Efek dari pelepasan histamin tersebut dapat berupa bersin, 
hidung basah, mata bengkak/berair, gatal-gatal, kulit melepuh, 
kulit merah-merah, 
Untuk meringankan penderitaan ini, biasanya akan diberi 
antihistamin untuk menghalangi efek histamin. 
SISTEM IMUN 47 Kamis, 30 Oktober 2014
Penolakan Transplantasi (Pencangkokan); 
Di dalam dunia kedokteran kadang-kadang dilakukan 
tindakan penyelamatan pasien dengan melakukan 
pencangkokan (transplantasi organ) untuk 
menggantikan suatu organ yang sudah mengalami 
disfungsi. Tetapi tindakan ini tidak mudah sebab bisa 
menimbulkan reaksi penolakan dari tubuh resipien 
terhadap organ donor yang diberikan kepadanya. Hal 
ini terjadi karena setiap individu mempunyai histon 
kompatibilitas mayor (MHC = major histon 
compatibility) yaitu sidik jari protein yang unik yang 
bertanggung jawab terhadap stimulasi penolakan 
pencangkokan jaringan dan organ.
Penolakan transplantasi 
Penolakan transplantasi dapat dibagi dalam 3 golongan , 
yaitu : 
a. Penolakan hiper akut, terjadi sebagai respon antibodi 
resipien terhadap donor, seperti antibodi terkait golongan 
darah. Penolakan seperti ini terjadi secara langsung 
setelah transplantasi dilakukan. 
b. Penolakan akut, terjadi sebagai respon sel T terhadap 
perbedaan protein terhadap donor dan resipien. Penolakan 
terjadi beberapa hari setelah transplantasi. 
c. Penolakan kronis, terjadi karena organ yang 
ditransplantasi kehilangan fungsi yang disebabkan oleh 
darah membeku pada pembuluh dalam organ.
Defisiensi Imun 
Defisiensi dalam sistem kekebalan tubuh dapat 
diwariskan dari keturunan. Defisiensi kebal yang 
diterima dari warisan pada umumnya mencerminkan 
pewarisan suatu gen pada generasi berikut atau 
kegagalan fungsi dari komponen sistem kekebalan 
sehingga dihasilkan makrofag yang tidak mampu 
mencerna dan menghancurkan organisme penyerbu. 
Contohnya penderita SCID individu dengan penyakit ini 
sepenuhnya mengalami kekurangan limfosit T dan B.
Penyakit Autoimun 
Penyakit Autoimunitas; Penyakit autoimunitas merupakan 
penyakit yang menyebabkan gagalnya antibodi 
membedakan antigen asing dengan antigen dari dalam 
tubuh sendiri. Akibatnya, bisa menyebabkan terjadinya 
perusakan zat-zat yang dianggap sebagai antigen yang 
berada dalam tubuhnya sendiri. Penyakit autoimunitas 
terjadi karena sistem kekebalan kehilangan toleransinya 
terhadap diri sendiri dan melancarkan perlawanan terhadap 
molekul-molekul tertentu di dalam tubuh. Beberapa 
penyakit yang tergolong autoimunitas antara lain, sebagai 
berikut: 
1) Eritematosus lupus sistemik (lupus); Penyakit ini 
menyebabkan sistem kekebalan membangkitkan 
antibody yang dikenal sebagai autoantibodi terhadap 
semua jenis molekul sendiri. Ciri-ciri penyakit lupus 
antara lain: terjadinya ruam kulit, demam, artritis, dan 
kegagalan fungsi ginjal.
Penyakit Autoimun 
2) Artritis rheumatoid; Penyakit ini menyebabkan kerusakan 
dan peradangan yang sangat menyakitkan pada tulang 
rawan dan tulang-tulang pada persendian. 
3) Demam rematik, sistem kekebalan menghasilkan zat 
antibodi yang melekat pada klep jantung sehingga 
menyebabkan kerusakan jantung permanen. 
4) Myastenia gravis, dimana sistem kekebalan membuat zat 
antibodi yang justru melawan molekul yang normal yang 
berfungsi mengendalikan sel saraf otot sehingga 
mengakibatkan kelemahan dan kelumpuhan.
Penurunan Kekebalan 
Penyakit menurunnya kekebalan tubuh disebut dengan penyakit 
AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome). Penyakit ini 
disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus). Virus ini 
merupakan virus yang paling berbahaya. Tidak seperti virus lainnya, 
mikroorganisme ini benar-benar menonaktifkan sistem pertahanan. 
Virus HIV menimbulkan kerusakan yang tak dapat diperbaiki pada 
tubuh manusia dengan menyebabkan runtuhnya sistem pertahanan. 
Keadaan ini membuat manusia sangat mudah diserang oleh segala 
jenis penyakit, yang akhirnya menyebabkan berbagai kondisi fatal. 
Penyakit AIDS pernah diklaim sebagai penyakit sosial, karena 
awalnya diketahui penyakit ini ditularkan melalui hubungan seksual 
pada pasangan yang tidak resmi baik homoseksual maupun 
heteroseksual. Sebenarnya penularan virus HIV dapat terjadi dengan 
beberapa cara yaitu: 
1) hubungan seksual dengan penderita baik homoseksual maupun 
heteroseksual, 
2) transfusi darah dari donor penderita, 
3) penggunaan jarum suntik bekas dari penderita, 
4) penularan dari ibu hamil kepada anaknya.
Multiple sclerosis (MS 
Penyakit ini banyak dijumpai di negara-negara 
maju. Pada penderita penyakit ini 
menyebabkan sel limfosit T bersifat reaktif 
terhadap mielin serta memasuki sistem saraf 
pusat dan merusak selubung mielin dari 
neuron. Akibatnya penderita akan mengalami 
gangguan abnormalitas neurologis yang 
serius. 
SISTEM IMUN 54 Kamis, 30 Oktober 2014
Macam-macam imunisasi 
 Adapun jenis-jenis imunisasi adalah sebagai berikut: 
 a. Imunisasi BCG; Vaksinasi BCG memberikan kekebalan aktif terhadap 
penyakit tuberculosis (TBC). BCG diberikan 1 kali sebelum anak 
berumur 2 bulan. Vaksin ini mengandung bakteri Bacillus calmette-guerrin 
hidup yang dilemahkan, sebanyak 50.000-1.000.000 
partikel/dosis. 
 b. Imunisasi DPT; Imunisasi DPT adalah suatu vaksin three in one yang 
melindungi tubuh terhadap difteri, pertusis, dan tetanus. Difteri adalah 
suatu infeksi bakteri yang menyerang tenggorokan dan dapat 
menyebabkan komplikasi yang serius atau fatal. Pertusis (batuk rejan) 
adalah infeksi bakteri pada saluran udara yang ditandai dengan batuk 
hebat yang menetap serta bunyi pernapasan yang melengking. Pertusis 
berlangsung selama beberapa minggu dan dapat menyebabkan 
serangan batuk hebat sehingga anak tidak dapat bernapas, serta makan 
atau minum. Pertusis juga dapat menimbulkan komplikasi serius, seperti 
pneumonia, kejang, dan kerusakan otak. Tetanus adalah infeksi bakteri 
yang bisa menyebabkan kekakuan pada rahang serta kejang. 
SISTEM IMUN 55 Kamis, 30 Oktober 2014
Macam-macam imunisasi 
 c. Imunisasi DT; Imunisasi DT memberikan kekebalan 
aktif terhadap toksin yang dihasilkan oleh kuman 
penyebab difteri dan tetanus. Vaksin DT dibuat untuk 
keperluan khusus, misalnya pada anak yang tidak boleh 
atau tidak perlu menerima imunisasi pertusis, tetapi 
masih perlu menerima imunisasi difteri dan tetanus. 
 d. Imunisasi TT; Imunisasi tetanus (TT, tetanus toksoid) 
memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit tetanus. 
ATS (Anti Tetanus Serum) juga dapat digunakan untuk 
pencegahan (imunisasi pasif) maupun pengobatan 
penyakit tetanus. 
 e. Imunisasi campak; Imunisasi campak memberikan 
kekebalan aktif terhadap penyakit campak (tampek). 
Imunisasi campak diberikan sebanyak 1 dosis pada saat 
anak berumur 9 bulan atau lebih. 
SISTEM IMUN 56 Kamis, 30 Oktober 2014
Macam-macam imunisasi 
 f. Imunisasi MMR; Imunisasi MMR memberi perlindungan 
terhadap campak, gondongan, dan campak Jerman. 
Imunisasi ini disuntikkan sebanyak 2 kali. Campak 
menyebabkan demam, ruam kulit, batuk, hidung meler, dan 
mata berair. Campak juga menyebabkan infeksi telinga dan 
pneumonia. Campak juga bisa menyebabkan masalah yang 
lebih serius, seperti pembengkakan otak dan bahkan 
kematian. Gondongan menyebabkan demam, sakit kepala, 
dan pembengkakan pada salah satu maupun kedua kelenjar 
liur utama yang disertai nyeri. Gondongan bisa 
menyebabkan meningitis (infeksi pada selaput otak dan 
korda spinalis) dan pembengkakan otak. Kadang 
gondongan juga menyebabkan pembengkakan pada buah 
zakar sehingga terjadi kemandulan. Campak Jerman 
(Rubella) menyebabkan demam ringan, ruam kulit, dan 
pembengkakan kelenjar getah bening leher. Rubella juga 
bisa menyebabkan pembengkakan otak atau gangguan 
perdarahan. 
SISTEM IMUN 57 Kamis, 30 Oktober 2014
Macam-macam imunisasi 
 g. Imunisasi Hib; Imunisasi Hib membantu dalam 
mencegah infeksi oleh Haemophilus infuenza tipe b. 
Organisme ini bisa menyebabkan meningitis, 
pneumonia, dan infeksi tenggorokan berat yang bisa 
menyebabkan anak tersedak. 
 h. Imunisasi varisella; Imunisasi varisella 
memberikan perlindungan terhadap cacar air. Cacar 
air ditandai dengan ruam kulit yang membentuk 
lepuhan, kemudian secara perlahan mengering dan 
membentuk keropeng yang akan mengelupas. 
SISTEM IMUN 58 Kamis, 30 Oktober 2014
Macam-macam imunisasi 
 i. Imunisasi HBV; Imunisasi HBV memberikan 
kekebalan terhadap hepatitis B. Hepatitis B adalah 
suatu infeksi hati yang bisa menyebabkan kanker 
hati dan kematian. 
 j. Imunisasi pneumokokus konjugata; Imunisasi 
pneumokokus konjugata melindungi anak terhadap 
sejenis bakteri yang sering menyebabkan infeksi 
telinga. Bakteri ini juga dapat menyebabkan penyakit 
yang lebih serius, seperti meningitis dan bakteremia 
(infeksi darah). 
SISTEM IMUN 59 Kamis, 30 Oktober 2014
SEKIAN 
Kamis, 30 Oktober 2014 SISTEM IMUN 60

Sistem imun xi ipa 2014

  • 1.
  • 2.
    BIOLOGI XI SEMESTERiI OLEH HANIK ROHMAH ROBI`AH, M.Si SMA JENDERAL SUDIRMAN KALIPARE 2 Kamis, 30 Oktober 2014 SISTEM IMUN
  • 3.
    Indikator : 1.Menjelaskan peranan dan mekanisme pertahanan nonspesifik pada kulit dan membran mukosa sebagai garis pertahanan pertama tubuh; 2. Menjelaskan peranan dan mekanisme fagositosis sel darah putih pada pertahanan nonspesifik sebagai garis pertahanan kedua tubuh; 3. Menjelaskan mekanisme respons peradangan dan protein anti mikroba untuk menghancurkan mikroba penyerang tubuh; 4. Menjelaskan pengertian antibodi dan antigen 5. Menjelaskan peranan limfosit dan antibodi sebagai mekanisme pertahanan spesifik; 6. Menjelaskan penyebab dan akibat kelainan dan gangguan pada sistem imun. SISTEM IMUN 3 Kamis, 30 Oktober 2014
  • 4.
    Sistem Pertahanan Tubuh(sistem imun) • merupakan suatu mekanisme yang digunakan badan untuk mempertahankan keutuhan tubuh, sebagai perlindungan terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan berbagai bahan dalam lingkungan hidup khususnya serangan bibit penyakit • Bibit penyakit dapat berupa bakteri, virus, dan mikroorganisme lainya. • Bersin juga merupakan bentuk mekanisme pertahanan tubuh manusia, karena ketika bersin benda asing yang masuk melalui pernapasan akan dikeluarkan oleh silia trakea Ilmu yang mempelajari sistem imun = immunologi SISTEM IMUN 4 Kamis, 30 Oktober 2014
  • 5.
    Sistem Imun Fungsinya: 1. 1. Melindungi tubuh dari invasi penyebab penyakit (antigen); dengan menghancurkan & menghilangkan mikroorganisme atau substansi asing (bakteri, parasit, jamur, dan virus, serta tumor) yang masuk ke dalam tubuh 2. Menghilangkan jaringan atau sel yg mati atau rusak (debris sel) untuk perbaikan jaringan. 3. Mengenali dan menghilangkan sel yang abnormal  Sasaran utama: bakteri patogen & virus  Leukosit mrpkn sel imun utama (disamping sel plasma, makrofag, & sel mast) Kamis, 30 Oktober 2014 SISTEM IMUN 5
  • 6.
    Beberapa Lapis SistemPertahanan Tubuh (sistem imun) SISTEM IMUN 6 Kamis, 30 Oktober 2014
  • 7.
    Sistem Pertahanan Tubuh dibedakan atas : A. Sistem pertahanan tubuh nonspesifik B. Sistem pertahanan tubuh spesifik SISTEM IMUN 7 Kamis, 30 Oktober 2014
  • 8.
    A. Sistem pertahanantubuh nonspesifik • Merupakan sistem pertahanan yang dapat mendeteksi adanya benda asing & melindungi tubuh dari kerusakan yang diakibatkannya, namun tidak dapat mengenali secara spesifik benda asing yang masuk ke dalam tubuh dan tidak mampu membedakan mikroorganisme patogen satu dengan lainnya. • Sistem ini merupakan pertahanan pertama terhadap infeksi. • Sistem pertahanan tubuh nonspesifik terbagi atas dua jenis, yaitu • a) eksternal dan • b) internal. SISTEM IMUN 8 Kamis, 30 Oktober 2014
  • 9.
    a) Sistem pertahanantubuh nonspesifik eksternal meliputi : 1.Rintangan fisik terdiri dari • jaringan kulit • epitel • membran mukosa 2. Rintangan kimia terdiri dari • keringat, • air mata, • mukus/mukosa, • saliva 3. Rintangan mekanik terdiri dari • lendir dari membran mukosa • silia pada trakea SISTEM IMUN 9 Kamis, 30 Oktober 2014
  • 10.
    Sistem pertahanan tubuhnonspesifik eksternal  Jaringan kulit Permukaan kulit mencegah mikroorganisme patogen memasuki tubuh. Kulit yang utuh, secara normal tidak dapat dimasuki bakteri atau virus  Jaringan epitel Merupakan lapisan sel yang melapisi permukaan bagian tubuh, baik di luar maupun di dalam rongga. Sel-sel epitel tersusun rapat sehingga tidak terdapat rongga antarsel dan berfungsi sebagai alat pertahanan atau pelindung yang menghasilkan sel keratin & lysozim untuk mematikan mikroba.  Membran mukosa Terdapat pada saluran pencernaan, pernapasan, dan saluran kelamin, berfungsi sebagai penghalang mikroorganisme memasuki Kamis, 30 Oktober tubuh 2014 SISTEM IMUN 10
  • 11.
    Sistem pertahanan tubuhnonspesifik eksternal Keringat Sekresi kelenjar keringat pada kulit membuat keasaman (pH) permukaan kulit pada kisaran 3–5. Kondisi tersebut cukup asam dan mencegah banyak mikroorganisme berkoloni di kulit. air mata, mukus/mukosa, saliva : mengandung zat yang menyebabkan perusakan secara cepat (lisis) pada bakteri, tetapi tidak berbahaya terhadap jaringan tubuh yakni enzim lysozyme (lisozim) yang berfungsi mengkatalisis hidrolisis molekul dinding sel bakteri. Membran mukosa pada saluran pencernaan, pernapasan, dan saluran kelamin, berfungsi juga sebagai penghalang mikroorganisme memasuki tubuh. lendir dari membran mukosa pada saluran pernapasan berfungsi memerangkap bakteri yang masuk, silia pada trakea untuk menahan debu/kotoran dan kuman masuk ke saluran bronkus dan hasil sekresi jaringan tersebut. SISTEM IMUN 11 Kamis, 30 Oktober 2014
  • 12.
    b) Sistem pertahanantubuh nonspesifik internal Sistem pertahanan tubuh nonspesifik internal merupakan pertahanan tubuh dalam jaringan. Sistem ini akan bekerja pada mikroba atau zat asing yang dapat melewati pertahanan terluar tubuh yakni sistem pertahanan nonspesifik eksternal. Pertahanan tubuh nonspesifik internal meliputi : • zat/sinyal kimia (kemotaksis) • sel-sel fagosit (sel pemakan) utama terdiri dari : neutrofil, monosit (makrofag), dan eosinofil. Disamping itu terdapat juga sel Kupffer dalam hati, sel-sel mikroglial pada otak • Sel pembunuh alami (Natural killer cell) • protein antimikroba meliputi : interferon dan protein komplemen SISTEM IMUN 12 Kamis, 30 Oktober 2014
  • 13.
    Kemotaksis adalah zatkimiawi yang dikeluarkan oleh sel-sel tubuh yang terinfeksi oleh mikroba, bisa berupa : Histamin, prostaglandin dan bradikinin yang dihasilkan oleh sel basofil dan sel mastosit yang terdapat pada jaringan ikat Histamin adalah suatu zat yang dihasilkan mastosit sebagai reaksi terhadap antigen yang sesuai dan berfungsi meningkatkan permeabilitas kapiler darah Bradikinin zat yang terlepas dari jaringan yang rusak atau terluka sehingga mengaktifkan reseptor rasa sakit Prostaglandin adalah zat yang dihasilkan hipotalamus yang dapat memicu adanya demam atau panas tubuh Fungsi kemotaksis ini Sebagai penanda telah terjadi infeksi zat asing pada jaringan, dapat memicu inflamasi/peradangan SISTEM IMUN 13 Kamis, 30 Oktober 2014
  • 14.
    Sel Fagosit terdiridari : 1.Neutrofil • Neutrofil dalam darah putih merupakan yang terbanyak, sekitar 60- 70%. • Sel neutrofil mendekati sel yang diserang mikroba dengan adanya sinyal kimiawi (kemotaksis). • Neutrofil dapat meninggalkan peredaran darah menuju jaringan yang terinfeksi dan membunuh mikroba penyebab infeksi. • setelah sel neutrofil menghancurkan mikroba, mereka pun akan mati. 2. Sel monosit • Sel monosit, meski hanya sebanyak 5% dari seluruh sel darah putih, memberikan pertahanan fagosit yang efektif. • Setelah mengalami pematangan, sel monosit bersirkulasi dalam darah untuk beberapa jam. • Setelah itu, bergerak menuju jaringan dan berubah menjadi makrofag. • Sel mirip Amoeba ini mampu memanjangkan pseudopodia untuk menarik mikroba yang akan dihancurkan enzim perncernaannya. SISTEM IMUN 14 Kamis, 30 Oktober 2014
  • 15.
    Sel Fagosit 3.eosinofil • Eosinofil sekitar 1,5% sel darah putih • Eosinofil memiliki aktivitas fagositosit yang terbatas, namun mengandung enzim penghancur di dalam granul sitoplasmanya yang berperan dalam pertahanan tubuh terhadap cacing parasit. • Eosinofil memposisikan diri di permukaan cacing dan menyekresikan enzim dari granul untuk menghancurkan cacing tersebut SISTEM IMUN 15 Kamis, 30 Oktober 2014
  • 16.
    Sel dlm SistemImun Kamis, 30 Oktober 2014 SISTEM IMUN 16
  • 17.
    Kamis, 30 Oktober2014 SISTEM IMUN 17
  • 18.
    Inflamasi/ Peradangan Merupakan respons lokal tubuh thd infeksi atau perlukaan  Tidak spesifik hanya untuk infeksi mikroba, tetapi respons yg sama juga terjadi pada perlukaan akibat suhu dingin, panas, atau trauma  Pemeran utama: fagosit, a.l: neutrofil, monosit, & makrofag Kamis, 30 Oktober 2014 SISTEM IMUN 18
  • 19.
    Mekanisme inflamasi danfagositosis 1. Jaringan kulit mengalami luka 2. Patogen masuk menginfeksi 3. Sel terinfeksi mengeluarkan tanda berupa senyawa kimia 4. Sel Basofil melepaskan histamin dan prostaglandin 5. Terjadi pelebaran pembuluh kapiler darah (vasodilatasi) 6. Menyebabkan bertambahnya aliran darah pada daerah terluka 7. Daerah terinfeksi menjadi kemerahan dan hangat 8. Jaringan menjadi bengkak (radang/inflamasi), memicu sel mastosit pada jaringan ikat melepaskan kemokin yakni bradikinin dan histamin 9. Kemokin merangsang saraf untuk meningkatkan permeabilitas pembuluh darah SISTEM IMUN 19 Kamis, 30 Oktober 2014
  • 20.
    Mekanisme inflamasi danfagositosis 11. permeabilitas pembuluh memudahkan terjadinya perpindahan sel-sel fagosit (neutrofil & monosit) dari pembuluh darah ke jaringan terluka/terinfeksi 12. Satu neutrofil mampu memfagositosis 5-20 bakteri 13. Selama neutrofil bekerja, sel monosit mengalami pembesaran dan menghasilkn banyak lisosom (± selama 12 jam) 14. Lisosom menjadi makrofag dan menggantikan peran neutrofil yang akan mati setelah melakukan fagositosit 15. Makrofag mampu menelan 100 sel bakteri dan sel terinfeksi 16. Terjadi proses endositosis oleh makrofag 17. Sel bakteri dan sel terinfeksi dicerna dalam fagolisosom oleh enzim hidrolisis 18. Sel yang selesai dicerna dikeluarkan melalui eksositosis SISTEM IMUN 20 Kamis, 30 Oktober 2014
  • 21.
    Mekanisme inflamasi danfagositosis Respons peradangan sebagai suatu sistem imunitas. 1) ketika kulit ditembus, bakteri langsung menyerang jaringan. Sel yang terinfeksi melepaskan histamin. 2) histamin merangsang pembesaran/dibatasi pori prakapiler sehingga fagosit dan cairan keluar menuju jaringan yang diserang. 3) sel-sel fagosit menelan semua bakteri penyerang dan sel-sel yang telah rusak. SISTEM IMUN 21 Kamis, 30 Oktober 2014
  • 22.
    Mekanisme inflamasi danfagositosis  Setelah infeksi tertanggulangi, beberapa neutrofil akhirnya mati seiring dengan matinya jaringan sel dan bakteri.  Sel-sel yang masih hidup membentuk nanah. Terbentuknya nanah ini merupakan indikator bahwa infeksi telah sembuh.  Jadi reaksi inflamatori sebagai sinyal adanya bahaya dan sebagai perintah agar sel darah putih memakan bakteri yang menginfeksi tubuh. SISTEM IMUN 22 Kamis, 30 Oktober 2014
  • 23.
    Respons Tubuh padaSistem Pertahanan Tubuh Nonspesifik • Infeksi mikroba patogen direspons oleh tubuh dengan reaksi peradangan (inflamasi) dan demam. • Radang merupakan reaksi tubuh terhadap kerusakan sel-sel tubuh yang disebabkan oleh infeksi, zat-zat kimia, ataupun gangguan fisik lainnya, seperti benturan dan panas. • Gejala radang dapat berupa bisul, bengkak, gatal sakit, panas , kulit memerah dan gangguan fungsi dari daerah yang terkena radang. SISTEM IMUN 23 Kamis, 30 Oktober 2014
  • 24.
    Respons Tubuh padaSistem Pertahanan Tubuh Nonspesifik • Demam merupakan salah satu respons tubuh terhadap radang. Ketika demam, suhu tubuh akan naik melebihi suhu tubuh normal. • Bakteri, virus, sel-sel kanker, dan sel-sel terinfeksi menghasilkan zat yang disebut pyrogenexogen. • Zat tersebut merangsang makrofag dan monosit mengeluarkan zat pyrogen-endogen yang merangsang hipotalamus menaikkan suhu tubuh sehingga timbul perasaan dingin, menggigil, dan suhu tubuh yang meningkat. • Suhu tubuh yang tinggi dapat mematikan bakteri dan virus. Kemudian, metabolisme, reaksi kimia, dan sel-sel darah putih akan lebih aktif dan cepat sehingga mempercepat penyembuhan. • Namun efeknya sakit kepala, pusing, lesu, kejang, dan kerusakan otak permanen yang membahayakan tubuh dapat terjadi akibat naiknya suhu tubuh SISTEM IMUN 24 Kamis, 30 Oktober 2014
  • 25.
    Sel Natural Killer(NK)  Merusak sel yg terinfeksi virus & sel kanker dengan melisiskan membran sel pd paparan I  Kerjanya = sel T sitotoksik, ttp lebih cepat, non-spesifik, & bekerja sebelum sel T sitotoksik mnjd lebih banyak & berfungsi Kamis, 30 Oktober 2014 SISTEM IMUN 25
  • 26.
    Interferon Protein antimikroba  Interferon adalah sekumpulan protein yang disekresikan oleh sel tubuh saat sel diserang virus  Interferon mengganggu replikasi virus (antivirus); ‘interfere’  Interferon juga memperlambat pembelahan & pertumbuhan sel tumor dgn meningkatkan potensi sel NK & sel T sitotoksik (antikanker)  Peran interferon yg lain: meningkatkan aktivitas fagositosis makrofag & merangsang produksi antibodi Kamis, 30 Oktober 2014 SISTEM IMUN 26
  • 27.
    Mekanisme pertahanan denganInterferon Kamis, 30 Oktober 2014 SISTEM IMUN 27
  • 28.
    Protein antimikroba Sistem/proteinKomplemen Sistem ini diaktifkan oleh: (1) paparan rantai karbohidrat yg ada pd permukaan mikroorganisme yg tdk ada pd sel manusia (2) paparan antibodi yang diproduksi spesifik untuk zat asing tertentu oleh sistem imun Bekerja sbg ‘komplemen’ dari kerja antibodi Kamis, 30 Oktober 2014 SISTEM IMUN 28
  • 29.
    aktivasi protein komplemenmenyebabkan : 1. Berikatan dg basofil & sel mast & menginduksi penglepasan histamin  reaksi inflamasi 2. Berperan sbg faktor kemotaksis yang meningkatkan fagositosis 3. Berikatan dg permukaan bakteri & bekerja sbg opsonin (opsonisasi)  fagositosis 4. Menempel pd membran & membentuk struktur berbentuk tabung yg melubangi membran sel & menyebabkan lisis sel. Kamis, 30 Oktober 2014 SISTEM IMUN 29
  • 30.
    B. Sistem pertahanantubuh spesifik • sistem pertahanan tubuh spesifik bekerja hanya jika patogen tertentu memasuki tubuh dan telah melewati sistem pertahanan tubuh nonspesifik internal • Pertahanan tubuh spesifik ini dipicu oleh antigen (antibody generating), yakni zat asing yang menjadi bagian permukaan virus, bakteri, atau patogen lain. • Semua zat asing yang memicu terbentuknya antibodi pada sistem kekebalan tubuh disebut antigen. Antigen asing bagi manusia dapat berupa : 1. Virus, Bakteri, Jamur, Protozoa 2. Antigen juga dapat berupa karbohidrat, lemak, atau protein yang bukan dari mikroorganisme, misal dari serbuk sari dan debu SISTEM IMUN 30 Kamis, 30 Oktober 2014
  • 31.
    Sistem pertahanan tubuhspesifik • Antibodi merupakan suatu protein globulin yang diproduksi oleh limfosit B yang dapat menghancurkan antigen yang masuk. • Selain pada mikroorganisme patogen, antigen terdapat juga pada zat asing seperti kulit atau jaringan hasil cangkok organ. • Sistem kekebalan tubuh spesifik mampu mengingat antigen yang pernah menyerang dan telah mempersiapkan diri lebih baik dan efektif jika patogen tersebut menyerang kembali. • Hal ini menjelaskan mengapa jika kita telah terkena penyakit cacar sewaktu kecil, kita tidak akan terkena lagi di kemudian hari SISTEM IMUN 31 Kamis, 30 Oktober 2014
  • 32.
    Sistem pertahanan tubuhspesifik • Respons sistem kekebalan tubuh spesifik terhadap kehadiran antigen dapat dibedakan atas dua cara, yaitu : •imunitas humoral dan •imunitas seluler SISTEM IMUN 32 Kamis, 30 Oktober 2014
  • 33.
    Respons sel Bdan sel T terhadap antigen penginfeksi. IMUNITAS HUMORAL IMUNITAS SELULAR SISTEM IMUN 33 Kamis, 30 Oktober 2014
  • 34.
    Sistem pertahanan tubuhspesifik a. Imunitas Humoral • Imunitas humoral menghasilkan pembentukan antibodi yang disekresikan oleh sel limfosit B. • Antibodi ini berada dalam plasma darah dan cairan limfa (dahulu disebut cairan humor) dalam bentuk protein. • Pembentukan antibodi ini dipicu oleh kehadiran antigen. • Antibodi secara spesifik akan bereaksi dengan antigen. Spesifik, berarti antigen A hanya akan berekasi dengan dengan antibodi A, tidak dengan antibodi B. • Antibodi umumnya tidak secara langsung menghancurkan antigen yang menyerang. Namun, pengikatan antara antigen dan antibodi merupakan dasar dari kerja antibodi dalam kekebalan tubuh. SISTEM IMUN 34 Kamis, 30 Oktober 2014
  • 35.
    Imunitas Humoral Sistempertahanan tubuh spesifik • Terdapat empat cara antibodi menghancurkan antigen : 1)netralisasi, 2)penggumpalan, 3)pengendapan, dan 4)pengaktifan sistem komplemen (protein komplemen) SISTEM IMUN 35 Kamis, 30 Oktober 2014
  • 36.
    Cara antibodi menghancurkanpatogen pada imunitas humoral Prinsipnya kerja antibodi dalam mengikat antigen adalah terjadi pengikatan antigen oleh antibodi, yang selanjutnya antigen yang telah diikat antibodi akan dimakan oleh sel makrofag ataupun dilisiskan oleh enzim hidrolase. Berikut ini adalah cara pengikatan antigen oleh antibodi. 1) Netralisasi • Antibodi juga menetralisasi virus dengan cara mengikat bagian tertentu virus pada sel inang. • Dengan terjadinya netralisasi maka efek merugikan dari antigen atau toksik dari patogen dapat dikurangi 2) Penggumpalan • Penggumpalan partikel-partikel antigen dapat dilakukan karena struktur antibodi yang memungkinkanuntuk melakukan pengikatan lebih dari satu antigen. • Molekul antibodi memiliki sedikitnya dua tempat pengikatan antigen yang dapat bergabung dengan antigen-antigen yang berdekatan. • Gumpalan atau kumpulan bakteri akan memudahkan sel fagositik (makrofag) untuk menangkap dan memakan bakteri secara cepat. SISTEM IMUN 36 Kamis, 30 Oktober 2014
  • 37.
    Cara antibodi menghancurkanpatogen pada imunitas humoral 3) Pengendapan • Prinsip pengendapan hampir sama dengan penggumpalan, tetapi pada pengendapan antigen yang dituju berupa antigen yang larut. • Pengikatan antigen-antigen tersebut membuatnya dapat diendapkan, sehingga selsel makrofag mudah dalam menangkapnya. 4) Aktifasi Protein Komplemen (opsonisasi dan sitolisis) • Antibodi akan bekerja sama dengan protein komplemen untuk melakukan penyerangan terhadap sel asing. • Pengaktifan protein komplemen akan menyebabkan terjadinya luka pada membran sel asing. • Pembentukan luka atau pori ini menyebabkan lisozim dapat masuk dan sel patogen tersebut akan hancur (lisis) SISTEM IMUN 37 Kamis, 30 Oktober 2014
  • 38.
    Cara antibodi menghancurkanpatogen pada imunitas humoral SISTEM IMUN 38 Kamis, 30 Oktober 2014
  • 39.
    Antibodi/Imunoglobulin (Ig) Berdasarkanperannya antibodi dikelompokkan menjadi 5 kelas: 1. Ig M  antibodi pertama yang disekresikan sebagai respons kekebalan tubuh, • berperan sbg reseptor permukaan sel B. • Setelah mengikat antigen, IgM memicu aktifnya protein komplemen. • IgM juga dapat mengikat antigen atau patogen menjadi gumpalan sehingga memudahkan fagositosis makrofag. 2. Ig G  Jumlah IgG paling banyak dan tahan lama di darah, • diproduksi jika tubuh berespons thd antigen yg sama mengaktifkan protein komplemen dan menetralkan banyak racun. • IgG merupakan satu-satunya antibodi yang dapat melewati plasenta dan menjaga janin dengan kekebalan tubuh ibunya. • IgG juga disekresikan dalam kolostrum. • Ig M & IgG berperan jika tjd invasi bakteri & virus serta aktivasi komplemen. • IgG dan IgA mencegah masuknya virus atau bakteri melalui jaringan epitel mukosa sistem pencernaan, pernapasan, dan saluran reproduksi. Kamis, 30 Oktober 2014 SISTEM IMUN 39
  • 40.
    Antibodi/Imunoglobulin (Ig) 3.Ig E  melindungi tubuh dr infeksi parasit & mrp mediator pd reaksi alergi; • melepaskan histamin dari basofil & sel mast. memicu peradangan jika cacing parasit menyerang tubuh. IgE juga berperan dalam reaksi alergi. 4. Ig A  ditemukan pd sekresi sistem perncernaan, pernapasan, & perkemihan (cth: pd airmata & ASI). • IgA ditemukan juga pada air liur, air mata, dan kolostrum. • IgG IgA mencegah masuknya virus atau bakteri melalui jaringan epitel mukosa sistem pencernaan, pernapasan, dan saluran reproduksi. IgA ditemukan juga pada air liur, air mata, dan kolostrum. 5. Ig D  terdapat pada banyak permukaan sel B; mengenali antigen pd sel B. • IgD tidak mengaktifkan sistem komplemen dan tidak dapat melewati plasenta. IgD diduga berfungsi dalam diferensi sel limfosit B menjadi sel plasma dan sel B memori. Kamis, 30 Oktober 2014 SISTEM IMUN 40
  • 41.
    Sistem pertahanan tubuhspesifik b. Imunitas Seluler • Tugas utama imunitas seluler adalah menghancurkan sel tubuh yang telah terinfeksi patogen, misalnya oleh bakteri atau virus. • Imunitas seluler bergantung pada peran langsung sel limfosit T dalam menghancurkan patogen. Sel T menghancurkan dengan menghasilkan enzim hidrolase (melisiskan sel) dan tidak memproduksi antibodi. SISTEM IMUN 41 Kamis, 30 Oktober 2014
  • 42.
    b. Imunitas SelulerSistem pertahanan tubuh spesifik Mekanisme Imunitas Seluler adalah : 1. sel limfosit mengalami kontak pertama dengan sebuah antigen asing 2. Sel limfosit T dalam jaringan limfatik akan membesar diameternya. 3. Setelah itu, membelah dan berdiferensiasi menjadi beberapa sub populasi sel T antara lain : • sel T penolong (helper T cell) • sel T sitotoksik (cytotoxic T cell) • sel T supressor (supressor T cell) • sel T memori (memory T cell) 4. Bakteri atau virus yang telah menyerang sel tubuh akan memperbanyak diri dalam sel tubuh tersebut. 5. Sel yang terinfeksi memiliki antigen asing milik virus atau bakteri yang menyerangnya. 6. sel T penolong (helper T cell)menghasilkan sekret yang dapat mengaktifkan sel T (dan juga sel B) SISTEM IMUN 42 Kamis, 30 Oktober 2014
  • 43.
    b. Imunitas SelulerSistem pertahanan tubuh spesifik Mekanisme Imunitas Seluler : 7. Sel T sitotoksik aktif membawa reseptor yang dapat berikatan dengan antigen sel terinfeksi. 8. Setelah berikatan dengan sel yang terinfeksi, sel T sitotoksik menghasilkan protein perforin yang dapat melubangi membran sel terinfeksi. 9. Dengan adanya lubang, enzim sel T dapat masuk dan menyebabkan kematian pada sel terinfeksi beserta patogen yang menyerangnya. • sel T supressor (supressor T cell) menekan respons kekebalan dengan memperlambat laju pembelahan sel T dan membatasi produksi antibodi oleh sel B. Proses ini berlangsung apabila infeksi telah berhasil ditangani • sel T memori (memory T cell)“mengingat” antigen yang telah masuk ke dalam tubuh. Jika antigen yang sama menyerang tubuh lagi, maka akan terjadi respons sekunder yang lebih cepat dan kuat. Sehingga antigen dapat dihancurkan sebelum terjadi demam atau radang SISTEM IMUN 43 Kamis, 30 Oktober 2014
  • 44.
    Mekanisme Imunitas Seluler 1 2 3 4 5 6 SISTEM IMUN 44 Kamis, 30 Oktober 2014
  • 45.
    RINGKASAN SISTEM IMUN45 Kamis, 30 Oktober 2014
  • 46.
    Alergi Respon inimerupakan respon imun yang disebut alergi. Dalam peristiwa alergi limfosit T sangat berperan, selain itu antibodi juga berperan. Apabila orang terkena suatu alergen, antibodi IgE akan merangsang sel mast mengeluarkan histamin..
  • 47.
    ALERGI • Walaupunsistem imun berfungsi melindungi tubuh, tetapi saat sistem ini bereaksi pada molekul asing dalam lingkungan secara berlebihan akan timbul alergi. • Alergi merupakan respons sistem kekebalan tubuh yang hipersensitif untuk melawan antigen. • Alergi dapat disebabkan oleh beberapa hal, misalnya debu, bulu kucing, benang sari, dan makanan. Penyebab alergi disebut dengan alergen. • Proses alergi dimulai ketika : 1) alergen masuk ke dalam tubuh. 2) antibodi IgE dibentuk seperti halnya sel memori B dan T. 3) Antibodi yang dihasilkan akan berikatan dengan mastosit. 4) Mastosit melepaskan butir-butir halus yang disebut histamin. 5) Efek dari pelepasan histamin tersebut dapat berupa bersin, hidung basah, mata bengkak/berair, gatal-gatal, kulit melepuh, kulit merah-merah, Untuk meringankan penderitaan ini, biasanya akan diberi antihistamin untuk menghalangi efek histamin. SISTEM IMUN 47 Kamis, 30 Oktober 2014
  • 48.
    Penolakan Transplantasi (Pencangkokan); Di dalam dunia kedokteran kadang-kadang dilakukan tindakan penyelamatan pasien dengan melakukan pencangkokan (transplantasi organ) untuk menggantikan suatu organ yang sudah mengalami disfungsi. Tetapi tindakan ini tidak mudah sebab bisa menimbulkan reaksi penolakan dari tubuh resipien terhadap organ donor yang diberikan kepadanya. Hal ini terjadi karena setiap individu mempunyai histon kompatibilitas mayor (MHC = major histon compatibility) yaitu sidik jari protein yang unik yang bertanggung jawab terhadap stimulasi penolakan pencangkokan jaringan dan organ.
  • 49.
    Penolakan transplantasi Penolakantransplantasi dapat dibagi dalam 3 golongan , yaitu : a. Penolakan hiper akut, terjadi sebagai respon antibodi resipien terhadap donor, seperti antibodi terkait golongan darah. Penolakan seperti ini terjadi secara langsung setelah transplantasi dilakukan. b. Penolakan akut, terjadi sebagai respon sel T terhadap perbedaan protein terhadap donor dan resipien. Penolakan terjadi beberapa hari setelah transplantasi. c. Penolakan kronis, terjadi karena organ yang ditransplantasi kehilangan fungsi yang disebabkan oleh darah membeku pada pembuluh dalam organ.
  • 50.
    Defisiensi Imun Defisiensidalam sistem kekebalan tubuh dapat diwariskan dari keturunan. Defisiensi kebal yang diterima dari warisan pada umumnya mencerminkan pewarisan suatu gen pada generasi berikut atau kegagalan fungsi dari komponen sistem kekebalan sehingga dihasilkan makrofag yang tidak mampu mencerna dan menghancurkan organisme penyerbu. Contohnya penderita SCID individu dengan penyakit ini sepenuhnya mengalami kekurangan limfosit T dan B.
  • 51.
    Penyakit Autoimun PenyakitAutoimunitas; Penyakit autoimunitas merupakan penyakit yang menyebabkan gagalnya antibodi membedakan antigen asing dengan antigen dari dalam tubuh sendiri. Akibatnya, bisa menyebabkan terjadinya perusakan zat-zat yang dianggap sebagai antigen yang berada dalam tubuhnya sendiri. Penyakit autoimunitas terjadi karena sistem kekebalan kehilangan toleransinya terhadap diri sendiri dan melancarkan perlawanan terhadap molekul-molekul tertentu di dalam tubuh. Beberapa penyakit yang tergolong autoimunitas antara lain, sebagai berikut: 1) Eritematosus lupus sistemik (lupus); Penyakit ini menyebabkan sistem kekebalan membangkitkan antibody yang dikenal sebagai autoantibodi terhadap semua jenis molekul sendiri. Ciri-ciri penyakit lupus antara lain: terjadinya ruam kulit, demam, artritis, dan kegagalan fungsi ginjal.
  • 52.
    Penyakit Autoimun 2)Artritis rheumatoid; Penyakit ini menyebabkan kerusakan dan peradangan yang sangat menyakitkan pada tulang rawan dan tulang-tulang pada persendian. 3) Demam rematik, sistem kekebalan menghasilkan zat antibodi yang melekat pada klep jantung sehingga menyebabkan kerusakan jantung permanen. 4) Myastenia gravis, dimana sistem kekebalan membuat zat antibodi yang justru melawan molekul yang normal yang berfungsi mengendalikan sel saraf otot sehingga mengakibatkan kelemahan dan kelumpuhan.
  • 53.
    Penurunan Kekebalan Penyakitmenurunnya kekebalan tubuh disebut dengan penyakit AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome). Penyakit ini disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus). Virus ini merupakan virus yang paling berbahaya. Tidak seperti virus lainnya, mikroorganisme ini benar-benar menonaktifkan sistem pertahanan. Virus HIV menimbulkan kerusakan yang tak dapat diperbaiki pada tubuh manusia dengan menyebabkan runtuhnya sistem pertahanan. Keadaan ini membuat manusia sangat mudah diserang oleh segala jenis penyakit, yang akhirnya menyebabkan berbagai kondisi fatal. Penyakit AIDS pernah diklaim sebagai penyakit sosial, karena awalnya diketahui penyakit ini ditularkan melalui hubungan seksual pada pasangan yang tidak resmi baik homoseksual maupun heteroseksual. Sebenarnya penularan virus HIV dapat terjadi dengan beberapa cara yaitu: 1) hubungan seksual dengan penderita baik homoseksual maupun heteroseksual, 2) transfusi darah dari donor penderita, 3) penggunaan jarum suntik bekas dari penderita, 4) penularan dari ibu hamil kepada anaknya.
  • 54.
    Multiple sclerosis (MS Penyakit ini banyak dijumpai di negara-negara maju. Pada penderita penyakit ini menyebabkan sel limfosit T bersifat reaktif terhadap mielin serta memasuki sistem saraf pusat dan merusak selubung mielin dari neuron. Akibatnya penderita akan mengalami gangguan abnormalitas neurologis yang serius. SISTEM IMUN 54 Kamis, 30 Oktober 2014
  • 55.
    Macam-macam imunisasi Adapun jenis-jenis imunisasi adalah sebagai berikut:  a. Imunisasi BCG; Vaksinasi BCG memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit tuberculosis (TBC). BCG diberikan 1 kali sebelum anak berumur 2 bulan. Vaksin ini mengandung bakteri Bacillus calmette-guerrin hidup yang dilemahkan, sebanyak 50.000-1.000.000 partikel/dosis.  b. Imunisasi DPT; Imunisasi DPT adalah suatu vaksin three in one yang melindungi tubuh terhadap difteri, pertusis, dan tetanus. Difteri adalah suatu infeksi bakteri yang menyerang tenggorokan dan dapat menyebabkan komplikasi yang serius atau fatal. Pertusis (batuk rejan) adalah infeksi bakteri pada saluran udara yang ditandai dengan batuk hebat yang menetap serta bunyi pernapasan yang melengking. Pertusis berlangsung selama beberapa minggu dan dapat menyebabkan serangan batuk hebat sehingga anak tidak dapat bernapas, serta makan atau minum. Pertusis juga dapat menimbulkan komplikasi serius, seperti pneumonia, kejang, dan kerusakan otak. Tetanus adalah infeksi bakteri yang bisa menyebabkan kekakuan pada rahang serta kejang. SISTEM IMUN 55 Kamis, 30 Oktober 2014
  • 56.
    Macam-macam imunisasi c. Imunisasi DT; Imunisasi DT memberikan kekebalan aktif terhadap toksin yang dihasilkan oleh kuman penyebab difteri dan tetanus. Vaksin DT dibuat untuk keperluan khusus, misalnya pada anak yang tidak boleh atau tidak perlu menerima imunisasi pertusis, tetapi masih perlu menerima imunisasi difteri dan tetanus.  d. Imunisasi TT; Imunisasi tetanus (TT, tetanus toksoid) memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit tetanus. ATS (Anti Tetanus Serum) juga dapat digunakan untuk pencegahan (imunisasi pasif) maupun pengobatan penyakit tetanus.  e. Imunisasi campak; Imunisasi campak memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit campak (tampek). Imunisasi campak diberikan sebanyak 1 dosis pada saat anak berumur 9 bulan atau lebih. SISTEM IMUN 56 Kamis, 30 Oktober 2014
  • 57.
    Macam-macam imunisasi f. Imunisasi MMR; Imunisasi MMR memberi perlindungan terhadap campak, gondongan, dan campak Jerman. Imunisasi ini disuntikkan sebanyak 2 kali. Campak menyebabkan demam, ruam kulit, batuk, hidung meler, dan mata berair. Campak juga menyebabkan infeksi telinga dan pneumonia. Campak juga bisa menyebabkan masalah yang lebih serius, seperti pembengkakan otak dan bahkan kematian. Gondongan menyebabkan demam, sakit kepala, dan pembengkakan pada salah satu maupun kedua kelenjar liur utama yang disertai nyeri. Gondongan bisa menyebabkan meningitis (infeksi pada selaput otak dan korda spinalis) dan pembengkakan otak. Kadang gondongan juga menyebabkan pembengkakan pada buah zakar sehingga terjadi kemandulan. Campak Jerman (Rubella) menyebabkan demam ringan, ruam kulit, dan pembengkakan kelenjar getah bening leher. Rubella juga bisa menyebabkan pembengkakan otak atau gangguan perdarahan. SISTEM IMUN 57 Kamis, 30 Oktober 2014
  • 58.
    Macam-macam imunisasi g. Imunisasi Hib; Imunisasi Hib membantu dalam mencegah infeksi oleh Haemophilus infuenza tipe b. Organisme ini bisa menyebabkan meningitis, pneumonia, dan infeksi tenggorokan berat yang bisa menyebabkan anak tersedak.  h. Imunisasi varisella; Imunisasi varisella memberikan perlindungan terhadap cacar air. Cacar air ditandai dengan ruam kulit yang membentuk lepuhan, kemudian secara perlahan mengering dan membentuk keropeng yang akan mengelupas. SISTEM IMUN 58 Kamis, 30 Oktober 2014
  • 59.
    Macam-macam imunisasi i. Imunisasi HBV; Imunisasi HBV memberikan kekebalan terhadap hepatitis B. Hepatitis B adalah suatu infeksi hati yang bisa menyebabkan kanker hati dan kematian.  j. Imunisasi pneumokokus konjugata; Imunisasi pneumokokus konjugata melindungi anak terhadap sejenis bakteri yang sering menyebabkan infeksi telinga. Bakteri ini juga dapat menyebabkan penyakit yang lebih serius, seperti meningitis dan bakteremia (infeksi darah). SISTEM IMUN 59 Kamis, 30 Oktober 2014
  • 60.
    SEKIAN Kamis, 30Oktober 2014 SISTEM IMUN 60