INFARK MIOKARD
Besarnya Masalah
 Diperkirakan oleh The American Heart
Association (AHA) bahwa 13 juta orang di
Amerika menderita SKA dan sekitar 1 juta
orang meninggal pertahunnya. Kejadian SKA
di Eropa menempati jumlah 234
orang/100.000 penduduk/tahun dengan
kategori umur antara 30 sampai 69 tahun
(dengan laki-laki menempati urutan
terbanyak yaitu 50-70%), dan setiap
tahunnya terdapat 10 persen diantaranya
meninggal. SKRT (survei kesehatan rumah
tangga) melansir bahwa di Indonesia pada
tahun 2005, penyakit kardiovaskular
menempati urutan pertama sebagai
penyebab kematian dengan presentase 16%
untuk usia diatas 40 tahun.
 Sindrom koroner akut memiliki angka mortalitas
dan morbiditas yang tinggi.Di Indonesia dalam 2
dekade belakangan ini megalami peningkatan
yang bermakna. Berdasarkan data pada Pusat
Jantung Nasional Harapan Kita (PJNHK)
memperlihatkan penderita infark miokard akut
(IMA) yang dirawat di CVCU (cardiovascular care
unit) mengalami penambahan jumlah penderita
dari 151 orang pada tahun 1986 menjadi 398
orang pada tahun 1991 atau sekitar 2,5 kali lipat.
IDENTITAS PASIEN
ANAMNESIS
RPD
Hipertensi : disangkal
DM : disangkal
RPK Ibu Os mengalami hipertensi
RKS Os merupakan perokok. Os mulai merokok sejak SD
yaitu usia +/- 6 tahun dengan jumlah 2 bungkus
rokok perhari
FAKTOR RESIKO
Faktor Resiko
Yang Tidak Dapat
Dimodifikasi
Faktor Resiko Yang
Dapat
Dimodifikasi
•Jenis kelamin laki-laki
•Usia> 50 tahun
•Merokok
•Kebiasaan minum kopi dan
makanan tinggi lemak
STATUS PRESENT
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan Darah : 134/83 mmHg
Frekuensi Jantung : 84x/menit, reguler
Frekuensi Nafas : 20x/menit
Temperatur : 36,5 0C (aksila)
STATUS GENERALIS
KULIT Dalam Batas Normal
KEPALA
LEHER
Telinga Hidung dan Mulut dalam
batas normal
Pembesaran KGB (-), TVJ R- 2 cm H2O
THORAK
ABDOMEN
•Paru dalam bSonor pada seluruh lapangan
paru
•Cor : dalam batas normal, bising (-)
BJ I> BJII
Peristaltik (+), Hepar dan Lien
tidak teraba, Ballotment (-)
STATUS GENERALIS
EKSTREMITAS
ANUS DAN
GENITALIA
Edema (-) , Sianosis (-)
Tidak dilakukan
pemeriksaan
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai normal
Total kolesterol 151 (<200mg/dl)
HDL 44 (>43md/dl)
LDL 75 (<150mg/dl)
Trigliserida 174 (30-200 mg/dl)
Troponin I 750 (<1,5 ng/ml)
CK-MB 724 (<25)
Gula Darah acak 100 (<200mg/dl)
Ureum 32 (20-45mg/dl)
Kreatinin 1,30 (8,6-1,1 mg/dl)
FOTO TORAKS
Bacaan:
Cor : Bentuk
Normal
CTR = a+b/c x
100%= 52%
Pulmo : Tak
tampak
infiltrasi
EKG (15 Agustus 2014)
Bacaan EKG (15 Agustus 2014, 0:16:47)
•Bacaan EKG tanggal 04 Oktober 2013
•Irama : Sinus ritme
•Rate : 57x/menit
•Regularitas : regular
•Interval PR : 0,12 s
•Morfologi :
•Gel P : 0,04 s s/0,1 mv
•QRS kompleks: Q patologis (-)
•ST elevasi : Positif di lead II,III dan aVF
•ST depresi : negatif
•Gel T : normal
 Akut miokard infark inferior dengan
gambaran ST-elevasi pada gambaran EKG
PENATALAKSAAN UMUM
UMUM
•Bed rest semi fowler
•Diet jantung I
•O² 2-4 liter/menit
 KHUSUS
 Lovenox 0,6 mgcc/12 jam
Kandungan : enoxaparine
Golongan:Antikoagulan
Mekanisme Kerja :
a. menghambat faktor Xa
b. meningkatkan tissue factorpathway
inhibitor (TFPI) dari endotel. TFPI akan
berikatan dengan faktor Xa dan menghambat
tissue factor VIIa complex
c. menghambat penggabungan faktor Xa
dengan platelet
 Aspilet 1x 80 mg
Kandungan :asam asetilsalisilat
Golongan :Aspirin, Antiplatelets
Mekanisme Kerja: menghambat aktivitas enzim cylo-
Oxygenase-1 dan -2 (COX-1 dan -2)
pada trombosit yang selanjutnya
menghambat produksi tromboksan
 Clopidogrel 1x 75 mg
 Kandungan :Clopidogrel
 Golongan : Thyenopiridine, Antiplatelets
 Mekanisme Kerja : bekerja sebagai ADP reseptor blocker
 Simvastatin1x 40 mg
 Alprazolam 1x 0,25 mg
 Laxadyn syrup 3x CI (30 ‘ac)
Terapi Non Farmakologis
 Edukasi pasien dan keluarga mengenai pola
hidup sehat
 Edukasi pasien dan keluarga mengenai
keteraturan minum obat dan kontrol ke poli
kembali
 Edukasi pasien dan keluarga mengenai
berhenti merokok
 Pada anamnesis yang perlu ditanyakan adalah bagaimana
kriteria nyeri dada yang dirasakan oleh pasien, sifat nyeri
dada pada pasien STEMI merupakan nyeri dada yang
bersifat tipikal (angina).Selain itu penting untuk
ditanyakan berapa lama durasi nyeri dada, lokasi nyeri
dada serta keluhan tambahan lainnya. (10)
 Melalui anamnesa pasien mengeluhkan nyeri dada kiri,
nyeri dada dirasakan sejak kurang lebih 5 jam sebelum
masuk rumah sakit. Nyeri mula-mula dirasakan pada dada
sebelah kiri (ICS V linea midklavikula sinistra), kemudian
menjalar keatas (bagian leher), ke tangan hingga tembus
kebelakang. Nyeri yang dirasakan seperti ditusuk-tusuk.
Nyeri berlangsung selama kurang lebih satu jam dan
semakin lama semakin memberat hingga os tiba di rumah
sakit meuraxa dan tidak berkurang dengan istirahat.
 Keluhan nyeri dada yang dialami pasien sangat khas
untuk nyeri dada tipikal (angina) yang merupakan gejala
kardinal pasien Infark Miokard Akut (IMA) yang
berhubungan dengan Sindrom Koroner Akut (SKA).
Seorang dokter harus mampu membedakan dengan
nyeri dada lainnya karena gejala ini merupakan
pertanda awal dalam pengelolaan pasien. Adapun sifat
nyeri dada angina meliputi :
 Lokasi : substernal, retrosternal, dan prekordial
 Sifat nyeri : rasa sakit, seperti ditekan, rasa terbakar,
ditindih benda berat, seperti ditusuk, rasa diperas dan
terpelintir
 Penjalaran : biasanya ke lengan kiri, dapat juga
menjalar ke leher, rahang bawah, gigi,
punggung/interskapula, perut hingga lengan kanan
 Nyeri membaik atau hilang dengan istirahat atau obat
nitrat
 Faktor pencetus: latihan fisik, stress, emosi, udara
dingin, dan sesudah makan
 Gejala yang menyertai: mual, muntah, sulit bernafas,
keringat dingin, cemas dan lemas
 Berdasarkan paparan diatas terhadap nyeri
dada angina, hal ini sesuai dengan temuan
pada pasien yaitu berdasarkan lokasi nyeri
pada pasien ditemukan nyeri dada kiri
(substernal), sifat nyeri seperti ditusuk-tusuk,
penjalaran terjadi ke leher, rahang, wajah dan
perut, dan membaik dengan istirahat, dimana
faktor pencetus diduga adalah udara dingin
 Infark miokard akut (IMA) adalah kerusakan
jaringan miokard akibat iskemia hebat yang
terjadi secara tiba-tiba. Kejadian ini
berhubungan dengan adanya penyempitan
Arteri Koronaria oleh plak ateroma dan
thrombus yang terbentuk akibat rupturnya
plak ateroma.
 Perkembangan cepat Infark miokard dari
nekrosis otot jantung disebabkan oleh ketidak
seimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
yang disebabkan oleh karena perfusi yang
inadekuat, menyebabkan kadar oksigen ke
jaringan miokard menurun dan dapat pula
menyebabkan gangguan dalam fungsi mekanis,
biokimia dan elektrikal miokard. Perfusi yang
buruk ke subendokard jantung menyebabkan
iskemia yang lebih berbahaya. Perkembangan
cepat iskemia yang disebabkan oklusi total atau
subtotal arteri koroner berhubungan dengan
kegagalan otot jantung berkontraksi dan
berelaksasi.
 Berdasarkan gambaran Elektrokardiogram
(EKG) pasien menunjukkan hasil abnormal
EKG yaitu ST elevasi pada lead II,I II dan aVF.
Berdasarkan hasil tersebut sudah jelas
menunjukkan suatu gambaran infark miokard
akut dengan ST elevasi berlokasi pada bagian
inferior. Dimana pemeriksaan EKG tersebut
merupakan landasan dalam menentukan
keputusan terapi karena bukti kuat
menunjukkan gambaran elevasi segmen ST
dapat mengidentifikasi pasien yang
bermanfaat untuk dilakukan terapi reperfusi.
Umumnya untuk gambaran infark miokard
akut terdapat gambaran iskemia, injuri dan
nekrosis yang timbul menurut urutan tertentu
sesuai perubahan-perubahan pada miokard
yang disebut evolusi EKG.
 Quo ad vitam : Dubia et Bonam
 Quo ad functionam : Dubia et Bonam
 Quo ad Sanactionam : Dubia et Bonam

iSlide preskas asti uki utari

  • 1.
  • 2.
  • 3.
     Diperkirakan olehThe American Heart Association (AHA) bahwa 13 juta orang di Amerika menderita SKA dan sekitar 1 juta orang meninggal pertahunnya. Kejadian SKA di Eropa menempati jumlah 234 orang/100.000 penduduk/tahun dengan kategori umur antara 30 sampai 69 tahun (dengan laki-laki menempati urutan terbanyak yaitu 50-70%), dan setiap tahunnya terdapat 10 persen diantaranya meninggal. SKRT (survei kesehatan rumah tangga) melansir bahwa di Indonesia pada tahun 2005, penyakit kardiovaskular menempati urutan pertama sebagai penyebab kematian dengan presentase 16% untuk usia diatas 40 tahun.
  • 4.
     Sindrom koronerakut memiliki angka mortalitas dan morbiditas yang tinggi.Di Indonesia dalam 2 dekade belakangan ini megalami peningkatan yang bermakna. Berdasarkan data pada Pusat Jantung Nasional Harapan Kita (PJNHK) memperlihatkan penderita infark miokard akut (IMA) yang dirawat di CVCU (cardiovascular care unit) mengalami penambahan jumlah penderita dari 151 orang pada tahun 1986 menjadi 398 orang pada tahun 1991 atau sekitar 2,5 kali lipat.
  • 5.
  • 6.
  • 7.
    RPD Hipertensi : disangkal DM: disangkal RPK Ibu Os mengalami hipertensi RKS Os merupakan perokok. Os mulai merokok sejak SD yaitu usia +/- 6 tahun dengan jumlah 2 bungkus rokok perhari
  • 8.
    FAKTOR RESIKO Faktor Resiko YangTidak Dapat Dimodifikasi Faktor Resiko Yang Dapat Dimodifikasi •Jenis kelamin laki-laki •Usia> 50 tahun •Merokok •Kebiasaan minum kopi dan makanan tinggi lemak
  • 9.
    STATUS PRESENT Keadaan Umum: Baik Kesadaran : Compos Mentis Tekanan Darah : 134/83 mmHg Frekuensi Jantung : 84x/menit, reguler Frekuensi Nafas : 20x/menit Temperatur : 36,5 0C (aksila)
  • 10.
    STATUS GENERALIS KULIT DalamBatas Normal KEPALA LEHER Telinga Hidung dan Mulut dalam batas normal Pembesaran KGB (-), TVJ R- 2 cm H2O THORAK ABDOMEN •Paru dalam bSonor pada seluruh lapangan paru •Cor : dalam batas normal, bising (-) BJ I> BJII Peristaltik (+), Hepar dan Lien tidak teraba, Ballotment (-)
  • 11.
    STATUS GENERALIS EKSTREMITAS ANUS DAN GENITALIA Edema(-) , Sianosis (-) Tidak dilakukan pemeriksaan
  • 12.
    PEMERIKSAAN LABORATORIUM Jenis PemeriksaanHasil Nilai normal Total kolesterol 151 (<200mg/dl) HDL 44 (>43md/dl) LDL 75 (<150mg/dl) Trigliserida 174 (30-200 mg/dl) Troponin I 750 (<1,5 ng/ml) CK-MB 724 (<25) Gula Darah acak 100 (<200mg/dl) Ureum 32 (20-45mg/dl) Kreatinin 1,30 (8,6-1,1 mg/dl)
  • 13.
    FOTO TORAKS Bacaan: Cor :Bentuk Normal CTR = a+b/c x 100%= 52% Pulmo : Tak tampak infiltrasi
  • 14.
  • 15.
    Bacaan EKG (15Agustus 2014, 0:16:47) •Bacaan EKG tanggal 04 Oktober 2013 •Irama : Sinus ritme •Rate : 57x/menit •Regularitas : regular •Interval PR : 0,12 s •Morfologi : •Gel P : 0,04 s s/0,1 mv •QRS kompleks: Q patologis (-) •ST elevasi : Positif di lead II,III dan aVF •ST depresi : negatif •Gel T : normal
  • 16.
     Akut miokardinfark inferior dengan gambaran ST-elevasi pada gambaran EKG
  • 17.
    PENATALAKSAAN UMUM UMUM •Bed restsemi fowler •Diet jantung I •O² 2-4 liter/menit
  • 18.
     KHUSUS  Lovenox0,6 mgcc/12 jam Kandungan : enoxaparine Golongan:Antikoagulan Mekanisme Kerja : a. menghambat faktor Xa b. meningkatkan tissue factorpathway inhibitor (TFPI) dari endotel. TFPI akan berikatan dengan faktor Xa dan menghambat tissue factor VIIa complex c. menghambat penggabungan faktor Xa dengan platelet
  • 19.
     Aspilet 1x80 mg Kandungan :asam asetilsalisilat Golongan :Aspirin, Antiplatelets Mekanisme Kerja: menghambat aktivitas enzim cylo- Oxygenase-1 dan -2 (COX-1 dan -2) pada trombosit yang selanjutnya menghambat produksi tromboksan  Clopidogrel 1x 75 mg  Kandungan :Clopidogrel  Golongan : Thyenopiridine, Antiplatelets  Mekanisme Kerja : bekerja sebagai ADP reseptor blocker  Simvastatin1x 40 mg  Alprazolam 1x 0,25 mg  Laxadyn syrup 3x CI (30 ‘ac)
  • 20.
    Terapi Non Farmakologis Edukasi pasien dan keluarga mengenai pola hidup sehat  Edukasi pasien dan keluarga mengenai keteraturan minum obat dan kontrol ke poli kembali  Edukasi pasien dan keluarga mengenai berhenti merokok
  • 21.
     Pada anamnesisyang perlu ditanyakan adalah bagaimana kriteria nyeri dada yang dirasakan oleh pasien, sifat nyeri dada pada pasien STEMI merupakan nyeri dada yang bersifat tipikal (angina).Selain itu penting untuk ditanyakan berapa lama durasi nyeri dada, lokasi nyeri dada serta keluhan tambahan lainnya. (10)  Melalui anamnesa pasien mengeluhkan nyeri dada kiri, nyeri dada dirasakan sejak kurang lebih 5 jam sebelum masuk rumah sakit. Nyeri mula-mula dirasakan pada dada sebelah kiri (ICS V linea midklavikula sinistra), kemudian menjalar keatas (bagian leher), ke tangan hingga tembus kebelakang. Nyeri yang dirasakan seperti ditusuk-tusuk. Nyeri berlangsung selama kurang lebih satu jam dan semakin lama semakin memberat hingga os tiba di rumah sakit meuraxa dan tidak berkurang dengan istirahat.
  • 22.
     Keluhan nyeridada yang dialami pasien sangat khas untuk nyeri dada tipikal (angina) yang merupakan gejala kardinal pasien Infark Miokard Akut (IMA) yang berhubungan dengan Sindrom Koroner Akut (SKA). Seorang dokter harus mampu membedakan dengan nyeri dada lainnya karena gejala ini merupakan pertanda awal dalam pengelolaan pasien. Adapun sifat nyeri dada angina meliputi :  Lokasi : substernal, retrosternal, dan prekordial  Sifat nyeri : rasa sakit, seperti ditekan, rasa terbakar, ditindih benda berat, seperti ditusuk, rasa diperas dan terpelintir  Penjalaran : biasanya ke lengan kiri, dapat juga menjalar ke leher, rahang bawah, gigi, punggung/interskapula, perut hingga lengan kanan  Nyeri membaik atau hilang dengan istirahat atau obat nitrat  Faktor pencetus: latihan fisik, stress, emosi, udara dingin, dan sesudah makan  Gejala yang menyertai: mual, muntah, sulit bernafas, keringat dingin, cemas dan lemas
  • 23.
     Berdasarkan paparandiatas terhadap nyeri dada angina, hal ini sesuai dengan temuan pada pasien yaitu berdasarkan lokasi nyeri pada pasien ditemukan nyeri dada kiri (substernal), sifat nyeri seperti ditusuk-tusuk, penjalaran terjadi ke leher, rahang, wajah dan perut, dan membaik dengan istirahat, dimana faktor pencetus diduga adalah udara dingin
  • 24.
     Infark miokardakut (IMA) adalah kerusakan jaringan miokard akibat iskemia hebat yang terjadi secara tiba-tiba. Kejadian ini berhubungan dengan adanya penyempitan Arteri Koronaria oleh plak ateroma dan thrombus yang terbentuk akibat rupturnya plak ateroma.
  • 25.
     Perkembangan cepatInfark miokard dari nekrosis otot jantung disebabkan oleh ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen yang disebabkan oleh karena perfusi yang inadekuat, menyebabkan kadar oksigen ke jaringan miokard menurun dan dapat pula menyebabkan gangguan dalam fungsi mekanis, biokimia dan elektrikal miokard. Perfusi yang buruk ke subendokard jantung menyebabkan iskemia yang lebih berbahaya. Perkembangan cepat iskemia yang disebabkan oklusi total atau subtotal arteri koroner berhubungan dengan kegagalan otot jantung berkontraksi dan berelaksasi.
  • 26.
     Berdasarkan gambaranElektrokardiogram (EKG) pasien menunjukkan hasil abnormal EKG yaitu ST elevasi pada lead II,I II dan aVF. Berdasarkan hasil tersebut sudah jelas menunjukkan suatu gambaran infark miokard akut dengan ST elevasi berlokasi pada bagian inferior. Dimana pemeriksaan EKG tersebut merupakan landasan dalam menentukan keputusan terapi karena bukti kuat menunjukkan gambaran elevasi segmen ST dapat mengidentifikasi pasien yang bermanfaat untuk dilakukan terapi reperfusi. Umumnya untuk gambaran infark miokard akut terdapat gambaran iskemia, injuri dan nekrosis yang timbul menurut urutan tertentu sesuai perubahan-perubahan pada miokard yang disebut evolusi EKG.
  • 27.
     Quo advitam : Dubia et Bonam  Quo ad functionam : Dubia et Bonam  Quo ad Sanactionam : Dubia et Bonam