Teks Ulasan
Disusun Oleh:
• Diva Puspita I. (15)
• Ega Husna A. (16)
• Viony Dhea F. (37)
• Yolanda Dinda (38)
XI-IPA 2
SMA 2 Semarang
Tahun Ajaran 2015/2016
Pengertian Teks Ulasan
Teks yang berisi ulasan atau penilaian
terhadap suatu karya (drama atau film).
Mengulas suatu film dan drama
mengharuskan kita untuk bersikap kritis.
Sikap kritis ini sangat penting agar ulasan
yang kita tulis tersebut berkontribusi bagi
kemajuan film dan drama itu sendiri.
Manfaat Menyusun
Teks Ulasan
• Melatih seseorang memiliki sikap kepedulian dan
kepekaan sosial yang tinggi. Hal ini disebabkan
sikap kritis dalam mengulas teks ulasan tidak
lepas dari norma, etika atau aturan hidup yang
berlaku di masyarakat.
• Melatih seseorang untuk memiliki sikap dan sifat
mental yang kuat. Hal ini berkaitan bahwa
seseorang akan dilatih untuk menerima dengan
jiwa yang besar setiap bentuk kritik atau
kecaman yang pada dasarnya untuk membangun
jati diri seseorang sebagai manusia tangguh.
• Melatih seseorang dalam menilai bagus-tidaknya
suatu karya. Hal itu disebabkan karena dalam kritik
atau kecaman terdapat pertimbangan atau penilaian
baik-buruknya suatu karya.
• Melatih seseorang untuk bersikap jujur, cendekia
atau tajam pemikirannya, bernalar, dan mempunyai
rasa estetika yang dijadikan bahan penilaian oleh
pembaca atau khalayak.
• Melatih seseorang untuk berpikir objektif. Artinya,
seorang kritikus diharuskan mengkritik apa adanya
suatu karya yang ditampilkan.
• Melatih kejelian seseorang. Artinya, seorang kritikus
menyadari bahwa ada sesuatu yang berada tidak
pada tempatnya.
Struktur
Tafsiran
Evaluasi
Rangkuman
Orientasi
Orientasi
berisi pengenalan tentang gambaran umum
mengenai sebuah karya (film dan drama) yang
akan diulas. Gambaran umum ini menyiapkan
"latar belakang" bagi pembaca mengenai apa
yang akan diulas.
Evaluasi
• Memberikan gambaran tentang detail karya
yang diulas dengan mengevaluasi dan
meganalisis karya tersebut.
• Bagian evaluasi dilakukan penilaian
terhadap karya, penampilan, dan produksi.
Bagian tersebut berisi gambaran terperinci
suatu karya atau benda yang diulas. Hal ini
bisa berupa bagian, ciri, dan kualitas karya
tersebut.
Tafsiran isi
• Tafsiran isi memuat pandangan pengulasnya
sendiri mengenai karya yang diulas.
• Pada bagian ini penulis biasanya
membandingkan karya tersebut dengan
karya lain yang dianggap mirip.
• Selain itu, penulis juga menilai kekurangan
dan kelebihan karya yang diulas
Rangkuman
Pada bagian ini penulis memberikan ulasan
akhir berupa simpulan karya tersebut.
Kaidah Kebahasaan
Konjungsi
Konjungsi adalah kata yang
menghubungkan antar kata, frasa
atau kalimat.
Konjungsi
Intrakalimat
Konjungsi
Antarkalimat
Konjungsi
Antarparagraf
Korelatif
Subordinatif
Koordinatif
Konjungsi
Intrakalimat
Konjungsi Koordinatif
• Konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau
lebih yang memiliki status sintaktis yang
sama/setara.
• Adanya penambahan: dan, pendampingan: serta,
pemilihan: atau, pertentangan: tetapi, namun,
melainkan, padahal.
• Contoh kalimat :
1) Deny mendesak ketua dan sekretaris kelas
agar menyiapkan proposal Hari Kartini.
2) Saya suka dengan lukisanmu, tetapi sayangnya
harganya terlalu mahal.
Konjungsi Subordinatif
• Konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau
lebih yang memiliki status sintaktis yang tidak
sama/bertingkat.
• Contohnya sejak (konjungsi subordinatif waktu)
dan dengan (konjungsi subordinatif alat)
• Contoh kalimat :
1) Diva tak mau bertemu dengan siapapun
sejak kejadian itu, .
2) Pak Teguh mulai mengajar dengan
menggunakan LCD.
Konjungsi Korelatif
• Kata penghubung berupa kata yang berpasangan untuk
menghubungkan dua unsur kalimat yang
kedudukannya setara.
• Contoh konjungsi korelatif:
1) Baik ... maupun ...
2) Tidak hanya ..., tetapi juga ...
3) Jangankan ..., ... pun …
4) Entah ... entah ...
5) Bukan hanya ..., melainkan juga ...
6) Apa(kah) ... atau …
7) Sedemikian rupa ... sehingga ...
8) Bukannya ... melainkan ...
Contoh Kalimat
• Tidak hanya terlibat dalam proklamasi
kemerdekaan, tetapi Indah juga terlibat dalam
pertempuran di Ambarawa.
• Entah benar entah tidak, Adri sedang sakit
terkena demam.
• Jangankan memasak sup sayur, merebus air
pun ia tidak bisa.
• Baik Lutfan maupun Alfandy, keduanya tak
mau mengalah.
Konjungsi Antarkalimat
Konjungsi yang menghubungkan
satu kalimat dengan kalimat
yang lain.
Menyatakan Adanya Hal, Peristiwa,
Atau Keadaan Lain Di Luar Dari Yang
Telah Dinyatakan Sebelumnya
• Contoh : pula , lagi pula , dan selain itu.
• Contoh kalimat:
1) Kami tidak juara pada lomba kali ini, lagi
pula sekolah kami hanya berlatih seminggu
saja.
2) Korban tanah longsor tidak mendapat
perhatian pemerintah, ditambah
pula pemerintah sedang fokus menangani
kasus KPK dan Polri.
Menyatakan Pertentangan
Dengan Yang Dinyatakan Pada
Kalimat Sebelumnya
• Contoh: biarpun demikian, sekalipun demikian, walaupun
demikian, dan meskipun demikian.
• Contoh kalimat :
1) Kerugian dalam usaha yang dialaminya sungguh
membuat pola hidupnya berubah,namun demikian dia
tetap semangat untuk kembali memulai bisnisnya itu.
2) Kemenangan yang diperolehnya membuat orangtuanya
bangga, walaupun demikian dia tidak mau berbesar
kepala di depan teman-temannya.
Menyatakan
Keadaan Yang Sebenarnya
• Contoh : sesunguhnya danbahwasanya.
• Contoh kalimat :
1) Peristiwa yang menimpanya
itu, sesungguhnya bisa dihindari jika dia
mau mendengarkan nasihat dari
orangtuanya.
2) Apa yang dilakukannya bahwasanya
berdasarkan pada kebenaran.
Menyatakan Lanjutan Dari Peristiwa
Atau Keadaan Pada Kalimat
Sebelumnya
• Contoh: sesudah itu, setelah itu, dan selanjutnya.
• Contoh kalimat :
1) Dia pun tersungkur di jalan beraspal
itu, sesudah itu warga berdatangan
menolong.
2) Andi bertandang ke rumah Brandon,
selanjutnya dia bertamu ke rumah Puput.
Menyatakan Kebalikan Dari Yang
Dinyatakan Sebelumnya
• Contoh: sebaliknya.
• Contoh kalimat :
1) Janganlah mengganggu teman yang
lemah, sebaliknya kalian sebaiknya
melindungi mereka.
2) Jika kakaknya rajin
belajar, sebaliknya adiknya menjadi siswa
yang malas.
Menyatakan Pertentangan Dengan
Keadaan Sebelumnya
• Contoh: namun dan akan tetapi.
• Contoh kalimat :
1) Persoalan antara keduanya memang sudah
diselesaikan dengan cara musyawarah,akan
tetapi warga masih meragukan keseriusan
kedua pihak untuk berdamai.
2) Hasil ujian SMPTNnya sungguh
memuaskan, namun dia masih belum yakin
akan diterima di Perguruan Tinggi Negeri
yang diimpikannya.
Menyatakan Kejadian Yang
Mendahului Hal Yang Dinyatakan
Sebelumnya
• Contoh: sebelum itu.
• Contoh Kalimat :
1) Polisi tampak tidak kesulitan membekuk
anggota gerombolan geng motor itu,sebelum
itu ketua geng motor berhasil diamankan
terlebih dahulu.
2) Kita harus mengolah seluruh bahan yang
ada, sebelum itu siapkan dahulu loyang yang
akan digunakan untuk mencetak.
Menguatkan Keadaan Yang Dinyatakan
Sebelumnya
• Contoh: malahan dan bahkan.
• Contoh kalimat :
1) Rindu sering memenangkan lomba MTQ
di propinsi, bahkan dia termasuk tilawah
terbaik se-Jawa Tengah.
2) Seluruh peserta seminar diminta
melakukan daftar ulang, malahan diminta
iuran gotong royong.
Menyatakan Konsekuen
• Contoh: dengan demikian.
• Contoh kalimat :
1) Jika kalian melakukan perbuatan ini
lagi, dengan demikian konsekuensinya
kamu harus menerima sanksi tegas dari
sekolah.
2) Novi mengakui tindakannya di depan guru
BK, dengan demikian dia pun menerima
surat peringatan pertama dari sekolah.
Menyatakan Akibat
• Contoh: oleh karena itu dan oleh sebab itu .
• Contoh kalimat :
1) Satu kelas berminat pergi ke Jakarta bulan
depan, oleh sebab itu mereka pun mau
iuran Rp 5.00,00 tiap hari.
2) Para siswa senang dengan hasil kerja
mereka, oleh karena itu mereka berencana
mengadakan syukuran bersama wali
kelasnya.
Konjungsi Antarparagraf
• Merupakan kata penghubung yang
menhubungkan paragraf sebelumnya dengan
paragraf selanjutnya.
• Macam-macam konjungsi antar paragraf:
1) Terlebih lagi …
2) Disamping ...
3) Tak hanya sebagai …
4) Oleh karena itu …
5) Berdasarkan …
Verba
adalah kelas kata kerja yang menyatakan suatu
tindakan, keberadaan, pengalaman, atau
pengertian dinamis lainnya. Biasanya jenis
kata ini menjadi predikat dalam suatu frasa
atau kalimat.
Aktif
Pasif
Verba
Berdasarkan Hubungan
Verba dan Nomina
Verba Aktif
• Kata kerja yang subyeknya berperan sebagai
pelaku dan melakukan suatu perbuatan.
• Biasanya verba yang demikian berprefiks me-,
ber-, atau tanpa prefiks.
• Contoh:
1) Siswa kelas XI-IPA 2 membersihkan kelas
bersama-sama.
2) Bagoes diminta Bu Dian untuk
mengklasifikasikan berbagai bahan bakar
kendaraan bermotor.
Varba Pasif
• Kata kerja yang subyeknya berperan sebagai
penderita, sasaran atau hasil.
• Biasanya diawali dengan prefiks ter- atau di-.
• Contoh:
1) Kelas yang kotor itu dibersihkan oleh para
siswa kelas XI-IPA 2.
2) Berbagai bahan bakar kendaraan
bermotor diklasifikasikan oleh Bagoes.
Sinonim
• Kata yang memiliki bentuk yang berbeda
namun memiliki artii atau pengertian yang
sama atau mirip.
• Sinonim disebut juga dengan persamaan
makna atau padanan makna.
• Contoh :
1) Binatang = fauna
2) Tumbuhan = flora
Antonim
• Suatu kata yang artinya berlawanan satu
dengan lainnya.
• Antonim disebut juga dengan lawan kata.
• Contoh :
1) Konstruktif X Destruktif
2) Makro X Mikro
Nomina
• Nomina (kata benda) adalah kelas kata yang
menyatakan nama dari seseorang, tempat,
atau semua benda dan segala yang
dibendakan.
• Contoh : buku, meja, kursi, dll.
Dasar
Turunan
Nomina
Nomina Dasar
• Kata benda yang secara konkret menunjukan
identitas suatu benda sehingga tidak bisa lagi
diuraikan kebentuk lainnnya.
• Nomina dasar dibagikan menjadi dua, yaitu
nomina umum dan nomina khusus.
Nomina Umum
• Kata benda yang berlaku untuk umum dan
menerangkan secara keseluruhan atau umum.
• Contoh : kota atau orang
Nomina Khusus
• Kata benda yang tidak berlaku untuk umum,
dan hanya mewakili suatu secara khusus.
• Contoh : Banjarnegara, Pekanbaru.
Nomina Turunan
• Merupakan jenis kata benda yang terbentuk karena
proses afiksasi sebuah kata dengan kata atau afiks.
• Pada umumnya, nomina turunan dibentuk dengan
menambahkan prefix (awalan), sufiks (akhiran),
konfliks (awalan dan akhiran) serta infiks (tengah)
pada kata dasar.
• Contoh :
1) Jangan menjadi pemimpi dalam cita-cita.
2) Sebuah pesawat menerjunkan pasukan
penembak jitu ke wilayah pertempuran.
Pronomina
• Adalah kata yang dipakai untuk mengacu nomina yang
lain. Biasanya dalam teks ulasan film yang sering dipakai
adalah pronomina orang ketiga, seperti ia dan –nya
ataupun nama tokoh.
• Penggolongan pronomina :
1) Kata ganti orang : Nyonya, Tuan, Bapak, Ibu.
2) Kata ganti pemilik : -ku, -mu, -nya.
3) Kata ganti penanya : apa, kapan, mengapa
4) Kata ganti penunjuk : ini, itu.
5) Kata ganti penghubung : yang
6) Kata ganti tak tentu : barang siapa.
Adjektiva
• Adjektiva (kata sifat) adalah kata yang
digunakan untuk mengungkapkan sifat atau
keadaan orang, benda atau binatang.
• Contoh : keras, jauh, kaya, miskin
Kosakata
• Adalah himpunan kata yang dikethui oleh
seseorang atau entitas lain, atau merupakan
bagian dari suatu bahasa tertentu.
• Contoh : Adaptasi yang artinya penyesuaian
terhadap lingkungan, pekerjaan dan pelajaran.
Kata Asing
• Kata asing adalah suatu istilah atau bahasa
asing yang ada dalam teks ulasan film
• Kata ini bisa diartikan dengan menggunakan
kamus atau rujukan lain yang sejenis.
• Contoh : leisure activity yang artinya aktivitas
yang menyenangkan, dilakukan pada waktu
senggang.
Preposisi
• Preposisi adalah kata tugas yang berfungsi
sebagai unsur pembentuk frasa preposisional.
• Beberapa preposisi yang terdapat di dalam
bahasa Indonesia, seperti di, ke, pada, dari,
secara, dan bagi.
• Contoh : Tiara tinggal di sebuah pemukiman
kumuh.
Artikel
• Adalah kata tugas yang membatasi makna
jumlah nomina.
• Artikel yang terdapat dalam teks ulasan
adalah sang dan si.
• Contoh : Sang pemimpi itu telah terbangun
dari tidurnya.
Kalimat Simpleks
• Kalimat simpleks adalah kalimat yang hanya
terdiri dari satu struktur dengan satu verba
utama, atau pola kalimat tunggal.
• Contoh : Tumbuh-tumbuhan tergolong ke
dalam makhluk hidup.
Kalimat kompleks
• Kalimat kompleks adalah kalimat yang terdiri
atas dua struktur atau lebih dengan dua varba
atau pola kalimat majemuk dari beberapa
kalimat simpleks.
• Contoh : tanaman kacang akan
tumbuh apabila petaninya rajin menyiramnya.
Kritik
• adalah masalah penganalisaan dan pengevaluasian sesuatu
dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman,
memperluas apresiasi, atau membantu memperbaiki
pekerjaan.
• Seorang kritikus harus bersikap jujur mengungkapkan
pendapat dan pandangannya terhadap apa yang telah
disaksikannya. Jujur di sini artinya bersikap terbuka dalam
mengemukakan kelebihan dan kekurangan pertunjukkan
itu. Apabila memungkinkan, dalam mengulas sebuah karya
dari sisi negatifnya maka seorang kritikus harus
memberikan solusi. Kritikus yang demikian akan disegani,
dihormati, dan didengar pendapatnya karena kritiknya
jujur, benar dan bermanfaat
• Yang paling menonjol dalam sebuah
pementasan daram atau film adalah
bagaimana kejelian seorang sutradara dalam
mengalirkan plot sehingga drama yang
terbentuk akan menjadi penanda bagaimana
emosi penonton ikut dan hanyut ke dalam
semangat pertunjukkan. Ritme yang
ditampilkan dalam menampilkan drama
dimunculkan dari kreativitas yang beragam
dengan pengolahan plot yang saling
berkesinambungan dan terjaga dari bagian
abstraksi, klimaks hingga antiklimaks.
• Teks Ulasan yang Ideal harus disusun sesuai
dengan struktur teks yang ada dan menggunakan
kaidah kebahasaan dan ejaan. Kekeliruan dalam
penggunaan kaidah kebahasaan dalam bidang
ilmu bahasa sangat beragam seperti kelewahan,
kemubaziran atau pleonasme yang berarti
penggunaan kata yang sesungguhnya tidak
diperlukan dan jika dihilangkan pun tidak akan
menggangu isi informasi yang disampaikan.
Contohnya penggunaan kata bersinonim secara
bersama-sama, seperti agar supaya, demi untuk,
servis pelayanan. Hiperkorek atau penggunaan
kata atau istilah yang sesungguhnya salah tetapi
dianggap benar atau suatu kata atau istilah yang
benar malah disalahkan karena ketidaktahuan
pengguna bahasa.
Kritik
Kritik
Apresiasi
Kritik
Eksposisi
Kritik
Prevalensi
Kritik
Evaluasi
Menurut
Alif Danya Munsi
Kritik Apresiasi
Kritik Individual
Yaitu kritik yang
menunjukkan ekspresi
tunggal mewakili
kemauan pengulas
untuk menyatakan segi
positif dari
pertunjukkan yang
disaksikan.
Kritik Sosial
Yaitu kritik yang yang
mewakili pandangan
objektif dengan
menyertakan atau
mencatat bagaimana
respon masyarakat
dalam menyaksikan
pertunjukkan tersebut.
Kritik Eksposisi
Yaitu kritik yang mengulas tentang film dan
drama berdasarkan bagian-bagian yang
membangun film dan drama tersebut dengan
memberikan solusi atau jalan keluar sebagai
bentuk pertanggungjawaban atas kritik yang
kita buat.
Kritik Evaluasi
Yaitu kritik yang dimulai dari memindai kerangka
cerita, premis, tema dan bagaimana sutradara
menimplementasikan dan menafsirkannya
melalui gambar.
Kritik Prevalensi
Yaitu kritik yang berisi ulasan yang merata,
umum, luas, dengan ukuran perbandingan
yang ideal atas tontonan-tontonan lain yang
serupa yang pernah ada. Dalam kritik ini
dimulai dengan menyebutkan sesuatu sebagai
ukuran ideal kemudian diakhiri dengan
harapan-harapan.
Contoh
“Negeri 5 Menara: Para Pejuang Mimpi dan Hidup”
Judul : Negeri 5 Menara
Tahun : 2012
Sutradara : Affandi Abdul Rachman
Pemain : Gazza Zubizareta, Rizki Ramdani, Billy Sandy,
Jiofani Lubis, Ernest Samudera, Aris Putra, Lulu
Tobing, dan Ikang Fawzi
Orientasi
Film Indonesia memang sedang bergelut dalam tema-
tema tentangambisi dan persahabatan, karena dapat
membuat penonton dari segala kelas sosial berbondong
bondong ke bioskop, yang bisa mendatangkan keuntungan.
Film yang juga diadaptasi dari Novel membuat para pembuat
film dapat membuat sekuel seperti pada film “Laskar Pelangi”
yang dikreasi dalam pentas diatas panggung.
Negeri 5 Menara yang disutradarai oleh Affandi Abdul
Rachman adalah film yang diadaptasi dari novel yang berjudul
sama yang ditulis oleh Ahmad Fuadi. Karya ini mempunyai
pola cerita yaitu bermimpi, menjadikan mimpi itu nyata,
menemui kegagalan, dan akhirnya muncul sebuah pertanyaan
krusial, “apakah semua mimpi akhirnya harus terwujud untuk
dikategorikan sebagai sebuah kesuksesan?”
Tafsiran Isi
Dalam Film “ Negeri 5 Menara “ berkisah tentang
Alif seorang Pemuda yang hidup dikeluarganya yang
religius di Tanah Gadang. Ia bermimpi menjejakkan kaki
di pulau jawa dan masuk dalam barisan mahasisiwa
sebuah kampus tersohor di Bandung. Sayangnya
orangtuanya justru memasukannya ke Pondok
Pesantren Madani, karena mereka menganggap sia-sia
kalau sudah sampai di Jawa, Alif tak menuntut ilmu
agama. Untungnya, ada kelima sahabatnya yang sukses
membuat Alif sedikit kerasan di tengah peraturan yang
mengikat dan kadang terkesan konyol.
Alif mengalami berbagai macam pergolakan
yagn juga berbenturan dengan rasa ingin
membahagaikan kedua orang tuanya yang
dijelasakan cukup detail dan panjang dalam satu
perjalanan waktu. Penonton pun diberikan
totntonan berupa perjalanan seorang anak lewat
waktu yang berjalan lambat. Orang tuanya pun
bertindak protektif kepada anaknya, dalam hal ini
adalah Alif. Sampai Alif amsuk pondok pesantren,
posisi itu masih tersedia bagi penonton meskipun
Alif sudah tidak lagi bersama kedua orang tuanya.
Ada ustadz Salman yang mendadak punya posisi
signifikan dengan keberadaan Alif dan kawan-
kawannya. Ustadz Salman selalu menjadi penolong
disaat keenam sahabat tersebut saat keadaan terjepit
dalam situasi lemah.Sayangnya tokoh terdekat yang
seharusnya memiliki kekuatan emosional yang erat
dengan anak-anak itu justru terasa layaknya tokoh
sampingan yang hanya sekedar numpang lewat saja.
Pada awalnya, pengaruh Ustadz Salman begitu terasa
nyata dengan kalimat yang menggugah :Man Jadda
Wajada. Semangat yang begitu menggugah hati
keenam sahabat itu malah luruh begitu saja justru
disaat keenam sahabat tersebut makijn akrab. Padahal,
seharusnya Ustadz Salman mengambil peranan penting
dalam kisah anak-anak saat di Pondok Pesantren.
Pada awalnya terlihat jelas kelakuan antar
siswa yang masih terasa, Ustadz Salman mencoba
membakar semangat mereka, membuat mereka
bertanya Tanya tentang apa tujuan yang
sebenarnya mereka di Pondok Pesantren.
Keenam sahabat tersebut menjadi anak didik
Ustadz Salman yang mempunyai ambisi yang
kuat. Eksistensi Ustadz Salam perlahan mulai
memudar pada hubungan emosional dengan para
siswanya. Saat Ustadz Salman meninggalkan
Pondok, tidak ada kontak dengan keenam siswa
tersebut. Adaegan tersebut seolah ingin
menampilkan peran Ustadz Salman yang sudah
selesai saatnya ia pergi meninggalkan Alif dan
kawan-kawannya yang sedang berapi-api
mengejar cita-cita yang diimpikannya.
Evaluasi
Peranyaan yang kemudian muncul adalah sampai kapan
penonton harus menunggu hingga konflik mulai muncul ke
permukaan? Sepanjang film penonton dihadapkan pada masalah-
masalah kecil yang tidak berdampak baji jalannya cerita atau
hubungan antar tokoh. Contohnya adalah keinginan Alif yang ingin
bersekolah di ITB. Berbagai macam cara ia lakukan supaya ia bisa
masuk ke sana, termasuk “ mensabotase “ ujiannya sendiri.
Ditengah-tengah cerita juga terselip angan-angan Alif saat ia
berkunjung ke Bandung. Saat itu penonton seolah diingatkan kembali
pada Alif diawal film ini, tetapi tidak ada tindak lanjut sampai film ini
usai. Masalah yang timbul tenggelam seolah tidak penting bagi
tokohnya. Disamping itu, ada sejumlah masalah kecil yang
sebenarnya bisa menjadi penghubung para tokoh. Saat itulah
penantian tersebut membuahkan kebodanan dan ritme yang serba
datar, tidak memberikan letupan perasaan yang begitu menggebu-
gebu. Banyaknya tokoh yang disorot dan juga tokoh pendukung yang
muncul bisa jadi alasan dari alpanya perasaan itu.
Terlepas dari plot cerita yang cenderung
lambat dan tak beraturan, keenam tokoh tersebut
tergabung dalam ansambel film yang mempunyai
kekuatan tersendiri. Alif menjadi tokoh sentral
yang lengkap dengan ambisinya untuk
meninggalkan pondok, tapi terbentur dengan
ikatan persahabatan yang dimiliki. Baso, siswa
asal Gorontalo, mungkin menyisakan sedikit
kesan yang berbeda jika dibandingkan dengan
lima tokoh lainnya. Ia tampak sederhan, cerdas,
dan bersahaja. Di balik kesederhanaanya itu, ada
sisi yang begitu menyentuh Alif dan kawan-
kawannya, termasuk menyisakan ruang hangat
bagi penonton.
Sekilas ada momen-momen penuh pesan ala
motivator yang mencoba membakar semangat.
Seperti Ustadz Salman yang begitu berapi-api
diawal, ada seorang dalam enam sekawan ini
yang tanpa disadari memiliki kemampuan sama
dengtan sang Ustadz, tetapi dengan cara yang
lebih menyentuh. Baso sukses meredam emosi-
emosi Alif atau teman-temannya yang sedang
berselisih. Pada adegan yang cukup emosional,
Baso harus kembali ke kota kelahirannya demi
mengurus neneknya yang sakit keras. Kelima
kawannya mengelilinginya dengan wajah sedih,
nyaris berlinang air mata.
Baso sebagai orang yang ditangisi terlihat santai
dan tidak menahan beban. Terjelaslah peran Baso
sebagai wingman sang tokoh utama. Perannya
memberi dampak pada jalan cerita dan merekatkan
tokoh-tokoh lainnya. Kelekatan para tokoh ini akhirnya
membangun kehangatan antar pribadi. Penonton
disuguhi sisi menyenangkan saat mereka masih
berangan-angan menjelajahi dunia pascakelulusan
mereka dari pondok. Impian yang serba selangit itu
kembali didukung lewwat aksi-aksi keenamnya yang
mencoba mendobrak aturan pondok yang serba ketat.
Momen yang satu persatu terjadi itulah yang membuat
adanya pertemuan rasa nyaman, persahabatan, dan
juga nostalgia ambisi yang dibangun lewat ansambel
pemain film ini.
Rangkuman
Sejak awal sudah muncul tebakan seputar
ke mana alur cerita akan berjalan, mungkin
karena formula yang digunakan terasa begitu
akrab bagi penonton film Indonesia. Tentunya
formula mujarab ini tidak berhenti sampai
sini. Konon sederet film-film adaptasi berpola
sam diluncurkan tahun 2012 ini. Setidaknya
ekakraban enam sekawan “Negeri 5 Menara”
masih sangat nikmat untuk diikuti meski
formula filmnya sendiri sudah terlalu familiar.
Sumber
• https://www.youtube.com/watch?v=MIMZqxf-YWE
pada 29/3/2016 pukul17.05 WIB
• http://www.kelasindonesia.com/2015/04/pengerti
an-dan-macam-macam-konjungsi-dalam-kalimat-
bahasa-indonesia.html pada 29/3/2016 pukul17.05
WIB
• http://mhtaufikspd.blogspot.co.id/2015/03/pelajar
an-5-mengulas-secara-ktiris-film.html pada
27/3/2016 pukul18.29 WIB
• http://acbin.blogspot.co.id/2015/02/teks-
ulasan.html pada 27/3/2016 pukul18.29 WIB
• http://bayushanku.blogspot.co.id/2016/01/stru
ktur-dan-kaidah-kebahasaan-teks-ulasan-film-
atau-drama.html pada 27/3/2016 pukul18.30
WIB
• http://acbin.blogspot.co.id/2015/02/teks-
ulasan.html 5.17 pada 27/3/2016 pukul18.30
WIB
• http://teksulasan16.blogspot.co.id/p/unsur-
unsur-teks-ulasan.html 5.18 pada 27/3/2016
pukul18.30 WIB
• http://ircnissa.blogspot.co.id/2015/08/teman-
teman-saya-akan-memposting-hasil.html pada
29/3/2016 pukul 19.27 WIB
• http://www.materikelas.com/2015/10/teks-
ulasan-pengertian-struktur-contoh.html 5.25
pada 27/3/2016 pukul18.32 WIB
• http://www.astalog.com/824/struktur-teks-
ulasan-dan-contohnya.htm pada 27/3/2016
pukul18.32 WIB
• http://www.smansax1-
edu.com/2015/01/mengkaji-struktur-teks-ulasan-
atau.html pada 27/3/2016 pukul16.47 WIB
• http://mhtaufikspd.blogspot.co.id/2015/03/pelaj
aran-5-mengulas-secara-ktiris-film.html pada
27/3/2016 pukul16.50 WIB
• http://www.belajarbahasaindonesia.com/cont
oh-kata-penghubung-konjungsi-koordinatif-
subordinatif-dan-korelatif/ pada 29/3/2016
pukul17.08 WIB
• http://acbin.blogspot.co.id/2015/02/teks-
ulasan.html pada 27/3/2016 pukul19.27 WIB
• http://bayushanku.blogspot.co.id/2016/01/str
uktur-dan-kaidah-kebahasaan-teks-ulasan-
film-atau-drama.html pada 27/3/2016 pukul
19.06 WIB
Terima Kasih

Teks ulasan

  • 1.
    Teks Ulasan Disusun Oleh: •Diva Puspita I. (15) • Ega Husna A. (16) • Viony Dhea F. (37) • Yolanda Dinda (38) XI-IPA 2 SMA 2 Semarang Tahun Ajaran 2015/2016
  • 2.
    Pengertian Teks Ulasan Teksyang berisi ulasan atau penilaian terhadap suatu karya (drama atau film). Mengulas suatu film dan drama mengharuskan kita untuk bersikap kritis. Sikap kritis ini sangat penting agar ulasan yang kita tulis tersebut berkontribusi bagi kemajuan film dan drama itu sendiri.
  • 3.
    Manfaat Menyusun Teks Ulasan •Melatih seseorang memiliki sikap kepedulian dan kepekaan sosial yang tinggi. Hal ini disebabkan sikap kritis dalam mengulas teks ulasan tidak lepas dari norma, etika atau aturan hidup yang berlaku di masyarakat. • Melatih seseorang untuk memiliki sikap dan sifat mental yang kuat. Hal ini berkaitan bahwa seseorang akan dilatih untuk menerima dengan jiwa yang besar setiap bentuk kritik atau kecaman yang pada dasarnya untuk membangun jati diri seseorang sebagai manusia tangguh.
  • 4.
    • Melatih seseorangdalam menilai bagus-tidaknya suatu karya. Hal itu disebabkan karena dalam kritik atau kecaman terdapat pertimbangan atau penilaian baik-buruknya suatu karya. • Melatih seseorang untuk bersikap jujur, cendekia atau tajam pemikirannya, bernalar, dan mempunyai rasa estetika yang dijadikan bahan penilaian oleh pembaca atau khalayak. • Melatih seseorang untuk berpikir objektif. Artinya, seorang kritikus diharuskan mengkritik apa adanya suatu karya yang ditampilkan. • Melatih kejelian seseorang. Artinya, seorang kritikus menyadari bahwa ada sesuatu yang berada tidak pada tempatnya.
  • 5.
  • 6.
    Orientasi berisi pengenalan tentanggambaran umum mengenai sebuah karya (film dan drama) yang akan diulas. Gambaran umum ini menyiapkan "latar belakang" bagi pembaca mengenai apa yang akan diulas.
  • 7.
    Evaluasi • Memberikan gambarantentang detail karya yang diulas dengan mengevaluasi dan meganalisis karya tersebut. • Bagian evaluasi dilakukan penilaian terhadap karya, penampilan, dan produksi. Bagian tersebut berisi gambaran terperinci suatu karya atau benda yang diulas. Hal ini bisa berupa bagian, ciri, dan kualitas karya tersebut.
  • 8.
    Tafsiran isi • Tafsiranisi memuat pandangan pengulasnya sendiri mengenai karya yang diulas. • Pada bagian ini penulis biasanya membandingkan karya tersebut dengan karya lain yang dianggap mirip. • Selain itu, penulis juga menilai kekurangan dan kelebihan karya yang diulas
  • 9.
    Rangkuman Pada bagian inipenulis memberikan ulasan akhir berupa simpulan karya tersebut.
  • 10.
  • 11.
    Konjungsi Konjungsi adalah katayang menghubungkan antar kata, frasa atau kalimat.
  • 12.
  • 13.
  • 14.
    Konjungsi Koordinatif • Konjungsiyang menghubungkan dua klausa atau lebih yang memiliki status sintaktis yang sama/setara. • Adanya penambahan: dan, pendampingan: serta, pemilihan: atau, pertentangan: tetapi, namun, melainkan, padahal. • Contoh kalimat : 1) Deny mendesak ketua dan sekretaris kelas agar menyiapkan proposal Hari Kartini. 2) Saya suka dengan lukisanmu, tetapi sayangnya harganya terlalu mahal.
  • 15.
    Konjungsi Subordinatif • Konjungsiyang menghubungkan dua klausa atau lebih yang memiliki status sintaktis yang tidak sama/bertingkat. • Contohnya sejak (konjungsi subordinatif waktu) dan dengan (konjungsi subordinatif alat) • Contoh kalimat : 1) Diva tak mau bertemu dengan siapapun sejak kejadian itu, . 2) Pak Teguh mulai mengajar dengan menggunakan LCD.
  • 16.
    Konjungsi Korelatif • Katapenghubung berupa kata yang berpasangan untuk menghubungkan dua unsur kalimat yang kedudukannya setara. • Contoh konjungsi korelatif: 1) Baik ... maupun ... 2) Tidak hanya ..., tetapi juga ... 3) Jangankan ..., ... pun … 4) Entah ... entah ... 5) Bukan hanya ..., melainkan juga ... 6) Apa(kah) ... atau … 7) Sedemikian rupa ... sehingga ... 8) Bukannya ... melainkan ...
  • 17.
    Contoh Kalimat • Tidakhanya terlibat dalam proklamasi kemerdekaan, tetapi Indah juga terlibat dalam pertempuran di Ambarawa. • Entah benar entah tidak, Adri sedang sakit terkena demam. • Jangankan memasak sup sayur, merebus air pun ia tidak bisa. • Baik Lutfan maupun Alfandy, keduanya tak mau mengalah.
  • 18.
    Konjungsi Antarkalimat Konjungsi yangmenghubungkan satu kalimat dengan kalimat yang lain.
  • 19.
    Menyatakan Adanya Hal,Peristiwa, Atau Keadaan Lain Di Luar Dari Yang Telah Dinyatakan Sebelumnya • Contoh : pula , lagi pula , dan selain itu. • Contoh kalimat: 1) Kami tidak juara pada lomba kali ini, lagi pula sekolah kami hanya berlatih seminggu saja. 2) Korban tanah longsor tidak mendapat perhatian pemerintah, ditambah pula pemerintah sedang fokus menangani kasus KPK dan Polri.
  • 20.
    Menyatakan Pertentangan Dengan YangDinyatakan Pada Kalimat Sebelumnya • Contoh: biarpun demikian, sekalipun demikian, walaupun demikian, dan meskipun demikian. • Contoh kalimat : 1) Kerugian dalam usaha yang dialaminya sungguh membuat pola hidupnya berubah,namun demikian dia tetap semangat untuk kembali memulai bisnisnya itu. 2) Kemenangan yang diperolehnya membuat orangtuanya bangga, walaupun demikian dia tidak mau berbesar kepala di depan teman-temannya.
  • 21.
    Menyatakan Keadaan Yang Sebenarnya •Contoh : sesunguhnya danbahwasanya. • Contoh kalimat : 1) Peristiwa yang menimpanya itu, sesungguhnya bisa dihindari jika dia mau mendengarkan nasihat dari orangtuanya. 2) Apa yang dilakukannya bahwasanya berdasarkan pada kebenaran.
  • 22.
    Menyatakan Lanjutan DariPeristiwa Atau Keadaan Pada Kalimat Sebelumnya • Contoh: sesudah itu, setelah itu, dan selanjutnya. • Contoh kalimat : 1) Dia pun tersungkur di jalan beraspal itu, sesudah itu warga berdatangan menolong. 2) Andi bertandang ke rumah Brandon, selanjutnya dia bertamu ke rumah Puput.
  • 23.
    Menyatakan Kebalikan DariYang Dinyatakan Sebelumnya • Contoh: sebaliknya. • Contoh kalimat : 1) Janganlah mengganggu teman yang lemah, sebaliknya kalian sebaiknya melindungi mereka. 2) Jika kakaknya rajin belajar, sebaliknya adiknya menjadi siswa yang malas.
  • 24.
    Menyatakan Pertentangan Dengan KeadaanSebelumnya • Contoh: namun dan akan tetapi. • Contoh kalimat : 1) Persoalan antara keduanya memang sudah diselesaikan dengan cara musyawarah,akan tetapi warga masih meragukan keseriusan kedua pihak untuk berdamai. 2) Hasil ujian SMPTNnya sungguh memuaskan, namun dia masih belum yakin akan diterima di Perguruan Tinggi Negeri yang diimpikannya.
  • 25.
    Menyatakan Kejadian Yang MendahuluiHal Yang Dinyatakan Sebelumnya • Contoh: sebelum itu. • Contoh Kalimat : 1) Polisi tampak tidak kesulitan membekuk anggota gerombolan geng motor itu,sebelum itu ketua geng motor berhasil diamankan terlebih dahulu. 2) Kita harus mengolah seluruh bahan yang ada, sebelum itu siapkan dahulu loyang yang akan digunakan untuk mencetak.
  • 26.
    Menguatkan Keadaan YangDinyatakan Sebelumnya • Contoh: malahan dan bahkan. • Contoh kalimat : 1) Rindu sering memenangkan lomba MTQ di propinsi, bahkan dia termasuk tilawah terbaik se-Jawa Tengah. 2) Seluruh peserta seminar diminta melakukan daftar ulang, malahan diminta iuran gotong royong.
  • 27.
    Menyatakan Konsekuen • Contoh:dengan demikian. • Contoh kalimat : 1) Jika kalian melakukan perbuatan ini lagi, dengan demikian konsekuensinya kamu harus menerima sanksi tegas dari sekolah. 2) Novi mengakui tindakannya di depan guru BK, dengan demikian dia pun menerima surat peringatan pertama dari sekolah.
  • 28.
    Menyatakan Akibat • Contoh:oleh karena itu dan oleh sebab itu . • Contoh kalimat : 1) Satu kelas berminat pergi ke Jakarta bulan depan, oleh sebab itu mereka pun mau iuran Rp 5.00,00 tiap hari. 2) Para siswa senang dengan hasil kerja mereka, oleh karena itu mereka berencana mengadakan syukuran bersama wali kelasnya.
  • 29.
    Konjungsi Antarparagraf • Merupakankata penghubung yang menhubungkan paragraf sebelumnya dengan paragraf selanjutnya. • Macam-macam konjungsi antar paragraf: 1) Terlebih lagi … 2) Disamping ... 3) Tak hanya sebagai … 4) Oleh karena itu … 5) Berdasarkan …
  • 30.
    Verba adalah kelas katakerja yang menyatakan suatu tindakan, keberadaan, pengalaman, atau pengertian dinamis lainnya. Biasanya jenis kata ini menjadi predikat dalam suatu frasa atau kalimat.
  • 31.
  • 32.
    Verba Aktif • Katakerja yang subyeknya berperan sebagai pelaku dan melakukan suatu perbuatan. • Biasanya verba yang demikian berprefiks me-, ber-, atau tanpa prefiks. • Contoh: 1) Siswa kelas XI-IPA 2 membersihkan kelas bersama-sama. 2) Bagoes diminta Bu Dian untuk mengklasifikasikan berbagai bahan bakar kendaraan bermotor.
  • 33.
    Varba Pasif • Katakerja yang subyeknya berperan sebagai penderita, sasaran atau hasil. • Biasanya diawali dengan prefiks ter- atau di-. • Contoh: 1) Kelas yang kotor itu dibersihkan oleh para siswa kelas XI-IPA 2. 2) Berbagai bahan bakar kendaraan bermotor diklasifikasikan oleh Bagoes.
  • 34.
    Sinonim • Kata yangmemiliki bentuk yang berbeda namun memiliki artii atau pengertian yang sama atau mirip. • Sinonim disebut juga dengan persamaan makna atau padanan makna. • Contoh : 1) Binatang = fauna 2) Tumbuhan = flora
  • 35.
    Antonim • Suatu katayang artinya berlawanan satu dengan lainnya. • Antonim disebut juga dengan lawan kata. • Contoh : 1) Konstruktif X Destruktif 2) Makro X Mikro
  • 36.
    Nomina • Nomina (katabenda) adalah kelas kata yang menyatakan nama dari seseorang, tempat, atau semua benda dan segala yang dibendakan. • Contoh : buku, meja, kursi, dll.
  • 37.
  • 38.
    Nomina Dasar • Katabenda yang secara konkret menunjukan identitas suatu benda sehingga tidak bisa lagi diuraikan kebentuk lainnnya. • Nomina dasar dibagikan menjadi dua, yaitu nomina umum dan nomina khusus.
  • 39.
    Nomina Umum • Katabenda yang berlaku untuk umum dan menerangkan secara keseluruhan atau umum. • Contoh : kota atau orang
  • 40.
    Nomina Khusus • Katabenda yang tidak berlaku untuk umum, dan hanya mewakili suatu secara khusus. • Contoh : Banjarnegara, Pekanbaru.
  • 41.
    Nomina Turunan • Merupakanjenis kata benda yang terbentuk karena proses afiksasi sebuah kata dengan kata atau afiks. • Pada umumnya, nomina turunan dibentuk dengan menambahkan prefix (awalan), sufiks (akhiran), konfliks (awalan dan akhiran) serta infiks (tengah) pada kata dasar. • Contoh : 1) Jangan menjadi pemimpi dalam cita-cita. 2) Sebuah pesawat menerjunkan pasukan penembak jitu ke wilayah pertempuran.
  • 42.
    Pronomina • Adalah katayang dipakai untuk mengacu nomina yang lain. Biasanya dalam teks ulasan film yang sering dipakai adalah pronomina orang ketiga, seperti ia dan –nya ataupun nama tokoh. • Penggolongan pronomina : 1) Kata ganti orang : Nyonya, Tuan, Bapak, Ibu. 2) Kata ganti pemilik : -ku, -mu, -nya. 3) Kata ganti penanya : apa, kapan, mengapa 4) Kata ganti penunjuk : ini, itu. 5) Kata ganti penghubung : yang 6) Kata ganti tak tentu : barang siapa.
  • 43.
    Adjektiva • Adjektiva (katasifat) adalah kata yang digunakan untuk mengungkapkan sifat atau keadaan orang, benda atau binatang. • Contoh : keras, jauh, kaya, miskin
  • 44.
    Kosakata • Adalah himpunankata yang dikethui oleh seseorang atau entitas lain, atau merupakan bagian dari suatu bahasa tertentu. • Contoh : Adaptasi yang artinya penyesuaian terhadap lingkungan, pekerjaan dan pelajaran.
  • 45.
    Kata Asing • Kataasing adalah suatu istilah atau bahasa asing yang ada dalam teks ulasan film • Kata ini bisa diartikan dengan menggunakan kamus atau rujukan lain yang sejenis. • Contoh : leisure activity yang artinya aktivitas yang menyenangkan, dilakukan pada waktu senggang.
  • 46.
    Preposisi • Preposisi adalahkata tugas yang berfungsi sebagai unsur pembentuk frasa preposisional. • Beberapa preposisi yang terdapat di dalam bahasa Indonesia, seperti di, ke, pada, dari, secara, dan bagi. • Contoh : Tiara tinggal di sebuah pemukiman kumuh.
  • 47.
    Artikel • Adalah katatugas yang membatasi makna jumlah nomina. • Artikel yang terdapat dalam teks ulasan adalah sang dan si. • Contoh : Sang pemimpi itu telah terbangun dari tidurnya.
  • 48.
    Kalimat Simpleks • Kalimatsimpleks adalah kalimat yang hanya terdiri dari satu struktur dengan satu verba utama, atau pola kalimat tunggal. • Contoh : Tumbuh-tumbuhan tergolong ke dalam makhluk hidup.
  • 49.
    Kalimat kompleks • Kalimatkompleks adalah kalimat yang terdiri atas dua struktur atau lebih dengan dua varba atau pola kalimat majemuk dari beberapa kalimat simpleks. • Contoh : tanaman kacang akan tumbuh apabila petaninya rajin menyiramnya.
  • 50.
    Kritik • adalah masalahpenganalisaan dan pengevaluasian sesuatu dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman, memperluas apresiasi, atau membantu memperbaiki pekerjaan. • Seorang kritikus harus bersikap jujur mengungkapkan pendapat dan pandangannya terhadap apa yang telah disaksikannya. Jujur di sini artinya bersikap terbuka dalam mengemukakan kelebihan dan kekurangan pertunjukkan itu. Apabila memungkinkan, dalam mengulas sebuah karya dari sisi negatifnya maka seorang kritikus harus memberikan solusi. Kritikus yang demikian akan disegani, dihormati, dan didengar pendapatnya karena kritiknya jujur, benar dan bermanfaat
  • 51.
    • Yang palingmenonjol dalam sebuah pementasan daram atau film adalah bagaimana kejelian seorang sutradara dalam mengalirkan plot sehingga drama yang terbentuk akan menjadi penanda bagaimana emosi penonton ikut dan hanyut ke dalam semangat pertunjukkan. Ritme yang ditampilkan dalam menampilkan drama dimunculkan dari kreativitas yang beragam dengan pengolahan plot yang saling berkesinambungan dan terjaga dari bagian abstraksi, klimaks hingga antiklimaks.
  • 52.
    • Teks Ulasanyang Ideal harus disusun sesuai dengan struktur teks yang ada dan menggunakan kaidah kebahasaan dan ejaan. Kekeliruan dalam penggunaan kaidah kebahasaan dalam bidang ilmu bahasa sangat beragam seperti kelewahan, kemubaziran atau pleonasme yang berarti penggunaan kata yang sesungguhnya tidak diperlukan dan jika dihilangkan pun tidak akan menggangu isi informasi yang disampaikan. Contohnya penggunaan kata bersinonim secara bersama-sama, seperti agar supaya, demi untuk, servis pelayanan. Hiperkorek atau penggunaan kata atau istilah yang sesungguhnya salah tetapi dianggap benar atau suatu kata atau istilah yang benar malah disalahkan karena ketidaktahuan pengguna bahasa.
  • 53.
  • 54.
    Kritik Apresiasi Kritik Individual Yaitukritik yang menunjukkan ekspresi tunggal mewakili kemauan pengulas untuk menyatakan segi positif dari pertunjukkan yang disaksikan. Kritik Sosial Yaitu kritik yang yang mewakili pandangan objektif dengan menyertakan atau mencatat bagaimana respon masyarakat dalam menyaksikan pertunjukkan tersebut.
  • 55.
    Kritik Eksposisi Yaitu kritikyang mengulas tentang film dan drama berdasarkan bagian-bagian yang membangun film dan drama tersebut dengan memberikan solusi atau jalan keluar sebagai bentuk pertanggungjawaban atas kritik yang kita buat.
  • 56.
    Kritik Evaluasi Yaitu kritikyang dimulai dari memindai kerangka cerita, premis, tema dan bagaimana sutradara menimplementasikan dan menafsirkannya melalui gambar.
  • 57.
    Kritik Prevalensi Yaitu kritikyang berisi ulasan yang merata, umum, luas, dengan ukuran perbandingan yang ideal atas tontonan-tontonan lain yang serupa yang pernah ada. Dalam kritik ini dimulai dengan menyebutkan sesuatu sebagai ukuran ideal kemudian diakhiri dengan harapan-harapan.
  • 58.
  • 59.
    “Negeri 5 Menara:Para Pejuang Mimpi dan Hidup”
  • 60.
    Judul : Negeri5 Menara Tahun : 2012 Sutradara : Affandi Abdul Rachman Pemain : Gazza Zubizareta, Rizki Ramdani, Billy Sandy, Jiofani Lubis, Ernest Samudera, Aris Putra, Lulu Tobing, dan Ikang Fawzi
  • 61.
    Orientasi Film Indonesia memangsedang bergelut dalam tema- tema tentangambisi dan persahabatan, karena dapat membuat penonton dari segala kelas sosial berbondong bondong ke bioskop, yang bisa mendatangkan keuntungan. Film yang juga diadaptasi dari Novel membuat para pembuat film dapat membuat sekuel seperti pada film “Laskar Pelangi” yang dikreasi dalam pentas diatas panggung. Negeri 5 Menara yang disutradarai oleh Affandi Abdul Rachman adalah film yang diadaptasi dari novel yang berjudul sama yang ditulis oleh Ahmad Fuadi. Karya ini mempunyai pola cerita yaitu bermimpi, menjadikan mimpi itu nyata, menemui kegagalan, dan akhirnya muncul sebuah pertanyaan krusial, “apakah semua mimpi akhirnya harus terwujud untuk dikategorikan sebagai sebuah kesuksesan?”
  • 62.
    Tafsiran Isi Dalam Film“ Negeri 5 Menara “ berkisah tentang Alif seorang Pemuda yang hidup dikeluarganya yang religius di Tanah Gadang. Ia bermimpi menjejakkan kaki di pulau jawa dan masuk dalam barisan mahasisiwa sebuah kampus tersohor di Bandung. Sayangnya orangtuanya justru memasukannya ke Pondok Pesantren Madani, karena mereka menganggap sia-sia kalau sudah sampai di Jawa, Alif tak menuntut ilmu agama. Untungnya, ada kelima sahabatnya yang sukses membuat Alif sedikit kerasan di tengah peraturan yang mengikat dan kadang terkesan konyol.
  • 63.
    Alif mengalami berbagaimacam pergolakan yagn juga berbenturan dengan rasa ingin membahagaikan kedua orang tuanya yang dijelasakan cukup detail dan panjang dalam satu perjalanan waktu. Penonton pun diberikan totntonan berupa perjalanan seorang anak lewat waktu yang berjalan lambat. Orang tuanya pun bertindak protektif kepada anaknya, dalam hal ini adalah Alif. Sampai Alif amsuk pondok pesantren, posisi itu masih tersedia bagi penonton meskipun Alif sudah tidak lagi bersama kedua orang tuanya.
  • 64.
    Ada ustadz Salmanyang mendadak punya posisi signifikan dengan keberadaan Alif dan kawan- kawannya. Ustadz Salman selalu menjadi penolong disaat keenam sahabat tersebut saat keadaan terjepit dalam situasi lemah.Sayangnya tokoh terdekat yang seharusnya memiliki kekuatan emosional yang erat dengan anak-anak itu justru terasa layaknya tokoh sampingan yang hanya sekedar numpang lewat saja. Pada awalnya, pengaruh Ustadz Salman begitu terasa nyata dengan kalimat yang menggugah :Man Jadda Wajada. Semangat yang begitu menggugah hati keenam sahabat itu malah luruh begitu saja justru disaat keenam sahabat tersebut makijn akrab. Padahal, seharusnya Ustadz Salman mengambil peranan penting dalam kisah anak-anak saat di Pondok Pesantren.
  • 65.
    Pada awalnya terlihatjelas kelakuan antar siswa yang masih terasa, Ustadz Salman mencoba membakar semangat mereka, membuat mereka bertanya Tanya tentang apa tujuan yang sebenarnya mereka di Pondok Pesantren. Keenam sahabat tersebut menjadi anak didik Ustadz Salman yang mempunyai ambisi yang kuat. Eksistensi Ustadz Salam perlahan mulai memudar pada hubungan emosional dengan para siswanya. Saat Ustadz Salman meninggalkan Pondok, tidak ada kontak dengan keenam siswa tersebut. Adaegan tersebut seolah ingin menampilkan peran Ustadz Salman yang sudah selesai saatnya ia pergi meninggalkan Alif dan kawan-kawannya yang sedang berapi-api mengejar cita-cita yang diimpikannya.
  • 66.
    Evaluasi Peranyaan yang kemudianmuncul adalah sampai kapan penonton harus menunggu hingga konflik mulai muncul ke permukaan? Sepanjang film penonton dihadapkan pada masalah- masalah kecil yang tidak berdampak baji jalannya cerita atau hubungan antar tokoh. Contohnya adalah keinginan Alif yang ingin bersekolah di ITB. Berbagai macam cara ia lakukan supaya ia bisa masuk ke sana, termasuk “ mensabotase “ ujiannya sendiri. Ditengah-tengah cerita juga terselip angan-angan Alif saat ia berkunjung ke Bandung. Saat itu penonton seolah diingatkan kembali pada Alif diawal film ini, tetapi tidak ada tindak lanjut sampai film ini usai. Masalah yang timbul tenggelam seolah tidak penting bagi tokohnya. Disamping itu, ada sejumlah masalah kecil yang sebenarnya bisa menjadi penghubung para tokoh. Saat itulah penantian tersebut membuahkan kebodanan dan ritme yang serba datar, tidak memberikan letupan perasaan yang begitu menggebu- gebu. Banyaknya tokoh yang disorot dan juga tokoh pendukung yang muncul bisa jadi alasan dari alpanya perasaan itu.
  • 67.
    Terlepas dari plotcerita yang cenderung lambat dan tak beraturan, keenam tokoh tersebut tergabung dalam ansambel film yang mempunyai kekuatan tersendiri. Alif menjadi tokoh sentral yang lengkap dengan ambisinya untuk meninggalkan pondok, tapi terbentur dengan ikatan persahabatan yang dimiliki. Baso, siswa asal Gorontalo, mungkin menyisakan sedikit kesan yang berbeda jika dibandingkan dengan lima tokoh lainnya. Ia tampak sederhan, cerdas, dan bersahaja. Di balik kesederhanaanya itu, ada sisi yang begitu menyentuh Alif dan kawan- kawannya, termasuk menyisakan ruang hangat bagi penonton.
  • 68.
    Sekilas ada momen-momenpenuh pesan ala motivator yang mencoba membakar semangat. Seperti Ustadz Salman yang begitu berapi-api diawal, ada seorang dalam enam sekawan ini yang tanpa disadari memiliki kemampuan sama dengtan sang Ustadz, tetapi dengan cara yang lebih menyentuh. Baso sukses meredam emosi- emosi Alif atau teman-temannya yang sedang berselisih. Pada adegan yang cukup emosional, Baso harus kembali ke kota kelahirannya demi mengurus neneknya yang sakit keras. Kelima kawannya mengelilinginya dengan wajah sedih, nyaris berlinang air mata.
  • 69.
    Baso sebagai orangyang ditangisi terlihat santai dan tidak menahan beban. Terjelaslah peran Baso sebagai wingman sang tokoh utama. Perannya memberi dampak pada jalan cerita dan merekatkan tokoh-tokoh lainnya. Kelekatan para tokoh ini akhirnya membangun kehangatan antar pribadi. Penonton disuguhi sisi menyenangkan saat mereka masih berangan-angan menjelajahi dunia pascakelulusan mereka dari pondok. Impian yang serba selangit itu kembali didukung lewwat aksi-aksi keenamnya yang mencoba mendobrak aturan pondok yang serba ketat. Momen yang satu persatu terjadi itulah yang membuat adanya pertemuan rasa nyaman, persahabatan, dan juga nostalgia ambisi yang dibangun lewat ansambel pemain film ini.
  • 70.
    Rangkuman Sejak awal sudahmuncul tebakan seputar ke mana alur cerita akan berjalan, mungkin karena formula yang digunakan terasa begitu akrab bagi penonton film Indonesia. Tentunya formula mujarab ini tidak berhenti sampai sini. Konon sederet film-film adaptasi berpola sam diluncurkan tahun 2012 ini. Setidaknya ekakraban enam sekawan “Negeri 5 Menara” masih sangat nikmat untuk diikuti meski formula filmnya sendiri sudah terlalu familiar.
  • 72.
    Sumber • https://www.youtube.com/watch?v=MIMZqxf-YWE pada 29/3/2016pukul17.05 WIB • http://www.kelasindonesia.com/2015/04/pengerti an-dan-macam-macam-konjungsi-dalam-kalimat- bahasa-indonesia.html pada 29/3/2016 pukul17.05 WIB • http://mhtaufikspd.blogspot.co.id/2015/03/pelajar an-5-mengulas-secara-ktiris-film.html pada 27/3/2016 pukul18.29 WIB • http://acbin.blogspot.co.id/2015/02/teks- ulasan.html pada 27/3/2016 pukul18.29 WIB
  • 73.
    • http://bayushanku.blogspot.co.id/2016/01/stru ktur-dan-kaidah-kebahasaan-teks-ulasan-film- atau-drama.html pada27/3/2016 pukul18.30 WIB • http://acbin.blogspot.co.id/2015/02/teks- ulasan.html 5.17 pada 27/3/2016 pukul18.30 WIB • http://teksulasan16.blogspot.co.id/p/unsur- unsur-teks-ulasan.html 5.18 pada 27/3/2016 pukul18.30 WIB • http://ircnissa.blogspot.co.id/2015/08/teman- teman-saya-akan-memposting-hasil.html pada 29/3/2016 pukul 19.27 WIB
  • 74.
    • http://www.materikelas.com/2015/10/teks- ulasan-pengertian-struktur-contoh.html 5.25 pada27/3/2016 pukul18.32 WIB • http://www.astalog.com/824/struktur-teks- ulasan-dan-contohnya.htm pada 27/3/2016 pukul18.32 WIB • http://www.smansax1- edu.com/2015/01/mengkaji-struktur-teks-ulasan- atau.html pada 27/3/2016 pukul16.47 WIB • http://mhtaufikspd.blogspot.co.id/2015/03/pelaj aran-5-mengulas-secara-ktiris-film.html pada 27/3/2016 pukul16.50 WIB
  • 75.
    • http://www.belajarbahasaindonesia.com/cont oh-kata-penghubung-konjungsi-koordinatif- subordinatif-dan-korelatif/ pada29/3/2016 pukul17.08 WIB • http://acbin.blogspot.co.id/2015/02/teks- ulasan.html pada 27/3/2016 pukul19.27 WIB • http://bayushanku.blogspot.co.id/2016/01/str uktur-dan-kaidah-kebahasaan-teks-ulasan- film-atau-drama.html pada 27/3/2016 pukul 19.06 WIB
  • 76.