VARIABLE COSTING 
Nama Anggota Kelompok :
VARIABLE COSTING 
Suatu konsep penentuan harga pokok yang hanya memasukkan biaya produksi 
variabel sebagai elemen harga pokok produk. 
Produksi tetap dianggap sebagai biaya biaya periode (period cost) yang 
langsung dibebankan kepada rugi laba periode terjadinya dan tidak 
diperlakukan sebagai biaya produksi 
(http://wwwblogger-irma.blogspot.com/2013/04/variable-costing-dan-absorption- costing. 
html)
Perbandingan Biaya Produksi Absortion dengan Variable Costing 
Perbedaan antara metode absorption costing dengan variable costing terletak pada 
waktu (timing). Variable costing menentukan bahwa fixed FOH harus segera dibeb 
ankan sedangkan absorption costing menyatakan bahwa fixed FOH harus dibeban 
kan dan dikurangkan dari pendapa tan untuk setiap unit yang terjual. 
(http://wwwblogger-irma.blogspot.com/2013/04/variable-costing-dan - absorption-costing. 
html)
Perbandingan Laporan Laba Rugi 
Kalkulasi biaya variable adalah metode kalkulasi biaya persediaan di mana 
hanya biaya manufaktur variable dimasukkan sebagai biaya persediaan 
Kalkulasi biaya absorpsi adalah metode kalkulasi biaya persediaan di mana 
semua biaya manufaktur variable dan semua biaya manufaktur te tap 
dimasukkan sebagai biaya persediaan 
(To accompany Cost Accounting 12e, by Hongren/Datar/Foster.Copyright 2006 by Pearson 
Education)
Perbandingan Laporan Laba Rugi 
Kalkulasi Biaya Variabel Kalkulasi Biaya Absorpsi 
Pendapatan Pendapatan 
Harga pokok penjualan variabel Harga pokok penjualan 
Persediaan awal Persediaan awal 
Biaya manufaktur variabel Biaya manufaktur variabel 
Biaya manufaktur tetap 
Harga pokok barang tersedia dijual Harga pokok barang tersedia dijual 
Dikurangi persediaan akhir Dikurangi persediaan akhir 
Harga pokok penjualan variabel Harga pokok penjualan 
Biaya periode variabel 
Marjin Kontribusi Marjin kotor 
Biaya manufaktur tetap Biaya periode variabel 
Biaya periode tetap Biaya periode tetap 
Laba operasi Laba operasi 
To accompany Cost Accounting 12e, by Hongren/Datar/Foster. Copyright 
2006 by Pearson Education
Rekonsiliasi laba-rugi variabel costing terhadap laba-rugi 
full costing 
Perbedaan di dalam penyajian 
laporan laba-rugi antara metode 
full costing dengan variable 
costing dapat ditinjau dari segi : 
Penggolongan biaya dalam 
laporan laba-rugi 
Biaya non produksi atau 
biaya periode (period cost)
Pada metode variable costing, biaya digolongkan menjadi: 
1. Biaya variabel (variable costs), meliputi semua biaya yang jumlah t 
otalnya berubah secara proporsioanal sesuai dengan perubahan vo 
lume kegiatan. Biaya ini dikelompokkan ke dalam: 
a) Biaya variabel produksi, yaitu BBB, BTKL dan BOP variabel. 
b)Biaya variabel non produksi, yaitu biaya pemasaran variabel 
(variable of marketing expense), biaya adminstrasi dan umum 
variabel (variable of general & administative expense), biaya fina 
nsial variabel (variable of financial expense). 
(http://kristin-nur.blogspot.com/2013/09/variabel-costing.html)
metode variable 
costing, biaya 
digolongkan 
menjadi: 
Biaya variabel 
(variable costs), 
Biaya tetap (fixed 
costs), 
(http://kristin-nur.blogspot.com/2013/09/variabel-costing.html)
Dampak perubahan produksi terhadap laba bersih absortion dan 
Variable Costing. 
Variable 
Costing 
•Laba bersih tidak terpengaruh oleh perubahan produksi, karena metode 
variable costing ini merupakan metode yang hanya membebankan bia 
ya manufaktur variable kepada produk, sehingga berapapun kuantitas 
dan kualitas barang yang di produksi ini dirubah (ditambah maupun 
dikurangi) laba bersih yang di targetkan/diharapkan per produk oleh 
perusahaan/produsen tidak akan berubah. 
Absorption 
Costing 
• Laba bersih terpengaruh oleh perubahan produksi, sebab 
metode yang membebankan seluruh biaya manufaktur baik 
itu variabel cost maupun fixed cost ke dalam produk. 
(http://kristin-nur.blogspot.com/2013/09/variabel-costing.html)
• Sementara perbedaan atau pengaruh pada variabel costing atau 
absorption costing (full costing) yaitu: jika kita menggunakan me 
tode variabel costing maka biaya tetapnya hanya pada periode 
berjalan saja sedangkan jika menggunakan metode absorption 
costing maka biaya tetap yang sebelumnya telah mengalami pro 
ses pada periode sebelumnya akan diakumulasikan kembali pa 
da periode berjalan. 
(http://kristin-nur.blogspot.com/2013/09/variabel-costing.html)
ANALISIS BIAYA, VOLU 
ME dan LABA
Tujuan Analisis Biaya, Volume dan Laba 
• Analisis biaya volume laba (cost volume profit analysis – CVP analysis) me 
rupakan suatu alat yang sangat berguna untuk perencanaan dan pengam 
bilan keputusan. Karena analisis biaya volume laba (CVP) menekankan ke 
terkaitan antara biaya, kuantitas yang terjual, dan harga, semua informasi ke 
uangan perusahaan terkandung di dalamnya. 
• analisis CVP juga dapat mengatasi banyak isu lainnya seperti jumlah unit 
yang harus dijual untuk mencapai impas, dampak pengurangan biaya tetap 
terhadap titik impas, dan dampak kenaikan harga terhadap laba. Selain itu 
analisis CVP memungkinkan para manajer untuk melakukan analisis sensiti 
vitas dengan menguji dampak dari berbagai tingkat harga atau biaya terhad 
ap laba. 
(http://handikadwipratama.blogspot.com/2012/12/analisis-biaya-volume-laba.ht 
ml)
Titik Impas dalam Analisis Biaya, Volume dan Laba untuk Ber 
bagai Jenis Produk 
Contoh Soal : 
whittier Company telah memutuskan untuk mena 
warkan 2 pemotong mesin rumput : mesin pemotong 
rumput manual dengan harga jual $400, dan mesin 
pemotong rumput otomatis dengan harga $800. Departe 
men Pemasaran yakin bahwa sebanyak 1200 mesin 
pemotong rumput manual dan 800 mesin pemotong 
rumput otomatis dapat dijual selama tahun depan. Penga 
was perusahaan telah menyusun proyeksi laporan L/R be 
rikut berdasarkan ramalan penjualan :
Mesin 
Manual 
Mesin 
Otomatis 
Total 
Penjualan $480.000 $640.000 $1.120.000 
Dikurangi : Beban Variabel 390.000 480.000 870.000 
Margin Kontribusi $90.000 $160.000 $250.000 
Dikurangi : Beban Tetap 
30.000 40.000 70.000 
Langsung 
Margin Produk $60.000 $120.000 $180.000 
Dikurangi : Beban Tetap Umum 
26.250 
Laba Operasi 
$153.750
Grafik Analisis Biaya, Volume dan Laba serta Asumsi yang 
mendasarinya 
Contoh Soal : 
perusahaan memproyeksikan tingkat penjualan VCD seb 
anyak 1000 unit ? 
Jumlah Perunit 
Penjualan (1000 vcd) 
Biaya Variabel 
Rp 250.000.000,- 
Rp 150.000.000,- 
Rp 250.000,- 
Rp 150.000,- 
Margin Kontribusi 
Biaya Tetap 
Rp 100.000.000,- 
Rp 70.000.000,- 
Rp 100.000,- 
L/R Rp 30.000.000,-
Komputasi Titik Impas 
• Titik Impas dapat dinyatakan secara matematis dengan p 
ersamaan : 
Penjualan = Biaya 
• Dari contoh diatas dapat dicari BEP (dalam unit) 
250.000 Q = 150.000 Q + 70.000.000 + 0 
100.000 Q = 70.000.000 
Q = 700 unit VCD 
• Dinyatakan dalam penjualan : 
700 unit x Rp. 250.000 
Rp. 175.000.000
Komputasi Titik Impas (lanjutan..) 
• BEP = Biaya Tetap : Margin Contribusi/unit 
= Rp. 70.000.000 : Rp. 100.000 
= 700 unit VCD 
• BEP = Biaya Tetap : Rasio margin contribusi 
= Rp. 70.000.000 : 40% 
= Rp. 175.000.000
Grafik BEP 
Sales 
TITIK IMPAS 
Garis Pendapatan Total 
DAERAH LABA 
Garis Biaya Total 
Garis Biaya Tetap 
DAERAH 
RUGI 
Kuantitas
Resiko dan Ketidakpastian dalam Analisis Biaya, Volume 
dan Laba 
• Secara formal resiko berbeda dari ketidakpastian. Unt 
uk resiko, distribusi probabilitas variabelnya diketahui, 
sementara untuk ketidakpastian distribusi probabilitas 
tidak diketahui. 
• Metode yang dapat digunakan adalah : 
1. Bahwa manajemen harus menyadari sifat ketidakpasti 
an dari harga, biaya dan kuantitas di masa depan. 
2. Manajer bergerak dari pertimbangan titik impas ke per 
timbangan yang bisa disebut “ kisaran titik impas”. 
3. Manajer dapat menggunakan analisis sensitivitas.
THANK YOU

Variable costing kirim

  • 1.
    VARIABLE COSTING NamaAnggota Kelompok :
  • 2.
    VARIABLE COSTING Suatukonsep penentuan harga pokok yang hanya memasukkan biaya produksi variabel sebagai elemen harga pokok produk. Produksi tetap dianggap sebagai biaya biaya periode (period cost) yang langsung dibebankan kepada rugi laba periode terjadinya dan tidak diperlakukan sebagai biaya produksi (http://wwwblogger-irma.blogspot.com/2013/04/variable-costing-dan-absorption- costing. html)
  • 3.
    Perbandingan Biaya ProduksiAbsortion dengan Variable Costing Perbedaan antara metode absorption costing dengan variable costing terletak pada waktu (timing). Variable costing menentukan bahwa fixed FOH harus segera dibeb ankan sedangkan absorption costing menyatakan bahwa fixed FOH harus dibeban kan dan dikurangkan dari pendapa tan untuk setiap unit yang terjual. (http://wwwblogger-irma.blogspot.com/2013/04/variable-costing-dan - absorption-costing. html)
  • 4.
    Perbandingan Laporan LabaRugi Kalkulasi biaya variable adalah metode kalkulasi biaya persediaan di mana hanya biaya manufaktur variable dimasukkan sebagai biaya persediaan Kalkulasi biaya absorpsi adalah metode kalkulasi biaya persediaan di mana semua biaya manufaktur variable dan semua biaya manufaktur te tap dimasukkan sebagai biaya persediaan (To accompany Cost Accounting 12e, by Hongren/Datar/Foster.Copyright 2006 by Pearson Education)
  • 5.
    Perbandingan Laporan LabaRugi Kalkulasi Biaya Variabel Kalkulasi Biaya Absorpsi Pendapatan Pendapatan Harga pokok penjualan variabel Harga pokok penjualan Persediaan awal Persediaan awal Biaya manufaktur variabel Biaya manufaktur variabel Biaya manufaktur tetap Harga pokok barang tersedia dijual Harga pokok barang tersedia dijual Dikurangi persediaan akhir Dikurangi persediaan akhir Harga pokok penjualan variabel Harga pokok penjualan Biaya periode variabel Marjin Kontribusi Marjin kotor Biaya manufaktur tetap Biaya periode variabel Biaya periode tetap Biaya periode tetap Laba operasi Laba operasi To accompany Cost Accounting 12e, by Hongren/Datar/Foster. Copyright 2006 by Pearson Education
  • 6.
    Rekonsiliasi laba-rugi variabelcosting terhadap laba-rugi full costing Perbedaan di dalam penyajian laporan laba-rugi antara metode full costing dengan variable costing dapat ditinjau dari segi : Penggolongan biaya dalam laporan laba-rugi Biaya non produksi atau biaya periode (period cost)
  • 7.
    Pada metode variablecosting, biaya digolongkan menjadi: 1. Biaya variabel (variable costs), meliputi semua biaya yang jumlah t otalnya berubah secara proporsioanal sesuai dengan perubahan vo lume kegiatan. Biaya ini dikelompokkan ke dalam: a) Biaya variabel produksi, yaitu BBB, BTKL dan BOP variabel. b)Biaya variabel non produksi, yaitu biaya pemasaran variabel (variable of marketing expense), biaya adminstrasi dan umum variabel (variable of general & administative expense), biaya fina nsial variabel (variable of financial expense). (http://kristin-nur.blogspot.com/2013/09/variabel-costing.html)
  • 8.
    metode variable costing,biaya digolongkan menjadi: Biaya variabel (variable costs), Biaya tetap (fixed costs), (http://kristin-nur.blogspot.com/2013/09/variabel-costing.html)
  • 9.
    Dampak perubahan produksiterhadap laba bersih absortion dan Variable Costing. Variable Costing •Laba bersih tidak terpengaruh oleh perubahan produksi, karena metode variable costing ini merupakan metode yang hanya membebankan bia ya manufaktur variable kepada produk, sehingga berapapun kuantitas dan kualitas barang yang di produksi ini dirubah (ditambah maupun dikurangi) laba bersih yang di targetkan/diharapkan per produk oleh perusahaan/produsen tidak akan berubah. Absorption Costing • Laba bersih terpengaruh oleh perubahan produksi, sebab metode yang membebankan seluruh biaya manufaktur baik itu variabel cost maupun fixed cost ke dalam produk. (http://kristin-nur.blogspot.com/2013/09/variabel-costing.html)
  • 10.
    • Sementara perbedaanatau pengaruh pada variabel costing atau absorption costing (full costing) yaitu: jika kita menggunakan me tode variabel costing maka biaya tetapnya hanya pada periode berjalan saja sedangkan jika menggunakan metode absorption costing maka biaya tetap yang sebelumnya telah mengalami pro ses pada periode sebelumnya akan diakumulasikan kembali pa da periode berjalan. (http://kristin-nur.blogspot.com/2013/09/variabel-costing.html)
  • 11.
  • 12.
    Tujuan Analisis Biaya,Volume dan Laba • Analisis biaya volume laba (cost volume profit analysis – CVP analysis) me rupakan suatu alat yang sangat berguna untuk perencanaan dan pengam bilan keputusan. Karena analisis biaya volume laba (CVP) menekankan ke terkaitan antara biaya, kuantitas yang terjual, dan harga, semua informasi ke uangan perusahaan terkandung di dalamnya. • analisis CVP juga dapat mengatasi banyak isu lainnya seperti jumlah unit yang harus dijual untuk mencapai impas, dampak pengurangan biaya tetap terhadap titik impas, dan dampak kenaikan harga terhadap laba. Selain itu analisis CVP memungkinkan para manajer untuk melakukan analisis sensiti vitas dengan menguji dampak dari berbagai tingkat harga atau biaya terhad ap laba. (http://handikadwipratama.blogspot.com/2012/12/analisis-biaya-volume-laba.ht ml)
  • 13.
    Titik Impas dalamAnalisis Biaya, Volume dan Laba untuk Ber bagai Jenis Produk Contoh Soal : whittier Company telah memutuskan untuk mena warkan 2 pemotong mesin rumput : mesin pemotong rumput manual dengan harga jual $400, dan mesin pemotong rumput otomatis dengan harga $800. Departe men Pemasaran yakin bahwa sebanyak 1200 mesin pemotong rumput manual dan 800 mesin pemotong rumput otomatis dapat dijual selama tahun depan. Penga was perusahaan telah menyusun proyeksi laporan L/R be rikut berdasarkan ramalan penjualan :
  • 14.
    Mesin Manual Mesin Otomatis Total Penjualan $480.000 $640.000 $1.120.000 Dikurangi : Beban Variabel 390.000 480.000 870.000 Margin Kontribusi $90.000 $160.000 $250.000 Dikurangi : Beban Tetap 30.000 40.000 70.000 Langsung Margin Produk $60.000 $120.000 $180.000 Dikurangi : Beban Tetap Umum 26.250 Laba Operasi $153.750
  • 15.
    Grafik Analisis Biaya,Volume dan Laba serta Asumsi yang mendasarinya Contoh Soal : perusahaan memproyeksikan tingkat penjualan VCD seb anyak 1000 unit ? Jumlah Perunit Penjualan (1000 vcd) Biaya Variabel Rp 250.000.000,- Rp 150.000.000,- Rp 250.000,- Rp 150.000,- Margin Kontribusi Biaya Tetap Rp 100.000.000,- Rp 70.000.000,- Rp 100.000,- L/R Rp 30.000.000,-
  • 16.
    Komputasi Titik Impas • Titik Impas dapat dinyatakan secara matematis dengan p ersamaan : Penjualan = Biaya • Dari contoh diatas dapat dicari BEP (dalam unit) 250.000 Q = 150.000 Q + 70.000.000 + 0 100.000 Q = 70.000.000 Q = 700 unit VCD • Dinyatakan dalam penjualan : 700 unit x Rp. 250.000 Rp. 175.000.000
  • 17.
    Komputasi Titik Impas(lanjutan..) • BEP = Biaya Tetap : Margin Contribusi/unit = Rp. 70.000.000 : Rp. 100.000 = 700 unit VCD • BEP = Biaya Tetap : Rasio margin contribusi = Rp. 70.000.000 : 40% = Rp. 175.000.000
  • 18.
    Grafik BEP Sales TITIK IMPAS Garis Pendapatan Total DAERAH LABA Garis Biaya Total Garis Biaya Tetap DAERAH RUGI Kuantitas
  • 19.
    Resiko dan Ketidakpastiandalam Analisis Biaya, Volume dan Laba • Secara formal resiko berbeda dari ketidakpastian. Unt uk resiko, distribusi probabilitas variabelnya diketahui, sementara untuk ketidakpastian distribusi probabilitas tidak diketahui. • Metode yang dapat digunakan adalah : 1. Bahwa manajemen harus menyadari sifat ketidakpasti an dari harga, biaya dan kuantitas di masa depan. 2. Manajer bergerak dari pertimbangan titik impas ke per timbangan yang bisa disebut “ kisaran titik impas”. 3. Manajer dapat menggunakan analisis sensitivitas.
  • 20.