Wawasan Nusantara dalam Konteks
Negara Kesatuan Republik Indonesia
1
2
Wawasan Nusantara
3
1. Pengertian Wawasan Nusantara
Wawasan Nusantara pada dasarnya merupakan cara
pandang terhadap bangsa sendiri. Kata “wawasan”
berasal dari kata “wawas” yang berarti melihat atau
memandang (S. Sumarsono, 2005).
“Cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai
diri dan lingkungannya yang serba beragam dan bernilai
strategis dengan mengutamakan persatuan dan
kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam
menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara untuk mencapai tujuan
nasional”.
4
5
6
Secara etimologis, Wawasan Nusantara berasal dari kata
“wawasan” dan “Nusantara”. Wawasan berasal dari kata
“wawas” (bahasa jawa) yang berarti pandangan, tinjauan
dan penglihatan indrawi. Jadi, wawasan adalah
pandangan, tinjauan, penglihatan, tanggap indrawi.
Wawasan berarti pula cara pandang dan cara melihat.
Nusantara berasal dari kata “nusa” dan “antara”. “Nusa”
artinya pulau atau kesatuan kepulauan. “Antara” artinya
menunjukkan letak antara dua unsur.
Jadi, Nusantara adalah kesatuan kepulauan yang terletak
antara dua benua, yaitu benua Asia dan Australia, dan dua
samudra, yaitu samudra Hindia dan Pasifik. Berdasarkan
pengertian modern, kata “Nusantara” digunakan sebagai
pengganti nama Indonesia
7
Menurut kelompok kerja Wawasan Nusantara untuk diusulkan
menjadi Tap. MPR, yang dibuat Lemhannas tahun 1999, yaitu “cara
pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan
lingkungannya yang serba beragam dan bernilai strategis dengan
mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan
wilayah dalam penyelenggaraan kehipan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional.”
Menurut Prof. Wan Usman, “Wawasan Nusantara adalah cara
pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan tanah airnya sebagai
Negara kepulauan dengan semua aspek kehidupan yang beragam.”
Menurut GBHN 1998, Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan
sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya, dengan
dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
8
Kesimpulan
9
2. Hakikat Wawasan Nusantara
10
11
3. Asas Wawasan Nusantara
12
Asas Wawasan Nusantara
13
Kedudukan, Fungsi dan Tujuan
Wawasan Nusantara
14
15
1. Kedudukan Wawasan Nusantara
16
1. Fungsi Wawasan Nusantara
Fungsi Wawasan Nusantara
15
1. Tujuan Wawasan Nusantara
16
Aspek Trigatra dan Pancagatra
dalam Wawasan Nusantara
17
Konsepsi wawasan nusantara merupakan suatu konsep di
dalam cara pandang dan pengaturan yang mencakup
segenap kehidupan bangsa yang dinamakan astagatra,
yang meliputi aspek alamiah (trigatra) dan aspek sosial
(pancagatra).
Trigatra meliputi posisi dan lokasi geografis negara,
keadaan dan kekayaan alam, dan keadaan dan
kemampuan penduduk.
Pancagatra merupakan aspek sosial kemasyarakatan
terdiri dari ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan
pertahanan keamanan (Ipoleksosbudhankam).
Antara gatra yang satu dengan yang lain terdapat
hubungan yang bersifat timbal balik dengan hubungan
yang erat yang saling interdependensi, demikian juga
antara trigatra dan pancagatra.
18
19
19
Aspek-Aspek Trigatra
20
Letak dan Bentuk Geografis
21
Keadaan dan Kemampuan Penduduk
Penduduk adalah sekelompok manusia yang mendiami suatu tempat atau
wilayah. Adapun faktor penduduk yang mempengaruhi ketahanan nasional
adalah sebagai berikut.
22
Keadaan dan Kekayaan Alam
23
Sumber daya alam harus diolah atau dimanfaatkan dengan
berprinsip atau asas maksimal, lestari, dan berdaya saing.
24
Aspek-Aspek Pancagatra
24
25
Ideologi
26
Dalam strategi pembinaan ideologi berikut adalah beberapa prinsip
yang harus diperhatikan.
1
2
3
4
5
6
Ideologi harus diaktualisasikan dalam bidang kenegaraan oleh WNI
Ideologi sebagai perekat pemersatu harus ditanamkan pada seluruh WNI.
Ideologi harus dijadikan panglima, bukan sebaliknya.
Aktualisasi ideologi dikembangkan kearah keterbukaan dan kedinamisan.
Ideologi Pancasila mengakui keaneragaman dalam hidup berbangsa dan
dijadikan alat untuk menyejahterakan dan mempersatukan masyarakat.
Kalangan elit eksekutif, legislatif, dan yudikatif harus harus mewujudkan cita-
cita bangsa dengan melaksanakan GBHN dengan
mengedepankankepentingan bangsa.
Menyosialisasikan Pancasila sebagai ideologi humanis, relijius, demokratis,
nasionalis, dan berkeadilan. Menumbuhkan sikap positif terhadap warga
negara dengan meningkatkan motivasi untuk mewujudkan cita-cita bangsa.
7
27
Politik
28
Ekonomi
29
30
Sosial Budaya
31
32
Pertahanan dan Keamanan
Pertahanan dan keamanan diartikan sebagai kondisi
dinamika dalam kehidupan pertahanan dan keamanan
bangsa Indonesia yang berisi keuletan dan ketangguhan
yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan
nasional dalam menghadapi dan mengatasi ATHG yang
membahayakan identitas, integritas, dan kelangsungan
hidup bangsa berdasarkan Pancasila dan UUD 1945
Ketahanan di bidang keamanan adalah ketangguhan suatu
bangsa dalam upaya bela negara, di mana seluruh
IPOLEKSOSBUDHANKAM disusun, dikerahkan secara
terpimpin, terintegrasi, terorganisasi untuk menjamin
terselenggaranya Sistem Ketahananan Nasional
33
34
Hubungan Antargatra
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45

Wawasan Nusantara Dalam Konteks NKRI.ppt

  • 1.
    Wawasan Nusantara dalamKonteks Negara Kesatuan Republik Indonesia
  • 2.
  • 3.
  • 4.
    3 1. Pengertian WawasanNusantara Wawasan Nusantara pada dasarnya merupakan cara pandang terhadap bangsa sendiri. Kata “wawasan” berasal dari kata “wawas” yang berarti melihat atau memandang (S. Sumarsono, 2005). “Cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang serba beragam dan bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional”.
  • 5.
  • 6.
  • 7.
    6 Secara etimologis, WawasanNusantara berasal dari kata “wawasan” dan “Nusantara”. Wawasan berasal dari kata “wawas” (bahasa jawa) yang berarti pandangan, tinjauan dan penglihatan indrawi. Jadi, wawasan adalah pandangan, tinjauan, penglihatan, tanggap indrawi. Wawasan berarti pula cara pandang dan cara melihat. Nusantara berasal dari kata “nusa” dan “antara”. “Nusa” artinya pulau atau kesatuan kepulauan. “Antara” artinya menunjukkan letak antara dua unsur. Jadi, Nusantara adalah kesatuan kepulauan yang terletak antara dua benua, yaitu benua Asia dan Australia, dan dua samudra, yaitu samudra Hindia dan Pasifik. Berdasarkan pengertian modern, kata “Nusantara” digunakan sebagai pengganti nama Indonesia
  • 8.
    7 Menurut kelompok kerjaWawasan Nusantara untuk diusulkan menjadi Tap. MPR, yang dibuat Lemhannas tahun 1999, yaitu “cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang serba beragam dan bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehipan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional.” Menurut Prof. Wan Usman, “Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan tanah airnya sebagai Negara kepulauan dengan semua aspek kehidupan yang beragam.” Menurut GBHN 1998, Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya, dengan dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
  • 9.
  • 10.
  • 11.
  • 12.
  • 13.
  • 14.
    13 Kedudukan, Fungsi danTujuan Wawasan Nusantara
  • 15.
  • 16.
  • 17.
    16 1. Fungsi WawasanNusantara Fungsi Wawasan Nusantara
  • 18.
  • 19.
    16 Aspek Trigatra danPancagatra dalam Wawasan Nusantara
  • 20.
    17 Konsepsi wawasan nusantaramerupakan suatu konsep di dalam cara pandang dan pengaturan yang mencakup segenap kehidupan bangsa yang dinamakan astagatra, yang meliputi aspek alamiah (trigatra) dan aspek sosial (pancagatra). Trigatra meliputi posisi dan lokasi geografis negara, keadaan dan kekayaan alam, dan keadaan dan kemampuan penduduk. Pancagatra merupakan aspek sosial kemasyarakatan terdiri dari ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan (Ipoleksosbudhankam). Antara gatra yang satu dengan yang lain terdapat hubungan yang bersifat timbal balik dengan hubungan yang erat yang saling interdependensi, demikian juga antara trigatra dan pancagatra.
  • 21.
  • 22.
  • 23.
  • 24.
  • 25.
    21 Keadaan dan KemampuanPenduduk Penduduk adalah sekelompok manusia yang mendiami suatu tempat atau wilayah. Adapun faktor penduduk yang mempengaruhi ketahanan nasional adalah sebagai berikut.
  • 26.
  • 27.
    23 Sumber daya alamharus diolah atau dimanfaatkan dengan berprinsip atau asas maksimal, lestari, dan berdaya saing.
  • 28.
  • 29.
  • 30.
  • 31.
    26 Dalam strategi pembinaanideologi berikut adalah beberapa prinsip yang harus diperhatikan. 1 2 3 4 5 6 Ideologi harus diaktualisasikan dalam bidang kenegaraan oleh WNI Ideologi sebagai perekat pemersatu harus ditanamkan pada seluruh WNI. Ideologi harus dijadikan panglima, bukan sebaliknya. Aktualisasi ideologi dikembangkan kearah keterbukaan dan kedinamisan. Ideologi Pancasila mengakui keaneragaman dalam hidup berbangsa dan dijadikan alat untuk menyejahterakan dan mempersatukan masyarakat. Kalangan elit eksekutif, legislatif, dan yudikatif harus harus mewujudkan cita- cita bangsa dengan melaksanakan GBHN dengan mengedepankankepentingan bangsa. Menyosialisasikan Pancasila sebagai ideologi humanis, relijius, demokratis, nasionalis, dan berkeadilan. Menumbuhkan sikap positif terhadap warga negara dengan meningkatkan motivasi untuk mewujudkan cita-cita bangsa. 7
  • 32.
  • 33.
  • 34.
  • 35.
  • 36.
  • 37.
    32 Pertahanan dan Keamanan Pertahanandan keamanan diartikan sebagai kondisi dinamika dalam kehidupan pertahanan dan keamanan bangsa Indonesia yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi ATHG yang membahayakan identitas, integritas, dan kelangsungan hidup bangsa berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 Ketahanan di bidang keamanan adalah ketangguhan suatu bangsa dalam upaya bela negara, di mana seluruh IPOLEKSOSBUDHANKAM disusun, dikerahkan secara terpimpin, terintegrasi, terorganisasi untuk menjamin terselenggaranya Sistem Ketahananan Nasional
  • 38.
  • 39.
  • 40.
  • 41.
  • 42.
  • 43.
  • 44.
  • 45.
  • 46.
  • 47.
  • 48.
  • 49.
  • 50.